Bahagia. Satu kata, keinginan semua orang.
—agnfy.ni
Renata memeluk tubuh tegap Alvin dari belakang. Hembusan angin menerbangkan anak rambutnya.
Ia memejamkan mata menikmati moment-moment yang paling menyenangkan, pikirnya.
Renata serta Alvin tengah berada di atas jok motor dengan Alvin yang mengendarai pastinya. Mereka berencana ingin berkunjung ke rumah Renata. Itung-itung pengenalan antara calon mertua dan calon mantu.
"MAMPIR KE TOKO KUE NGGA?!"
"Hah?"
Alvin mengehela nafas panjang, "MAU KE TOKO KUE?"
"IHH! ALVIN KAN TAU NATA NGGA SUKA CAKWE!"
"BUKAN ITU," ucap Alvin.
"TELUS APA? NATA TUH NGGA SUKA CAKWE! CAKWE ITU PANJANG-PANJANG em——gimana gituh!" seru Renata menggebu-gebu.
"Bukan—"
"Oh yah. MASA ADA YANG BILANG JUGA, KALO CAKWE ITU ALTINYA HANTU DI GOLANG! EH DI GOLENG!" jeda Renata seraya memukul pelan pundak kokoh Alvin "COBA BAYANGIN? KAN SELEM. KALO MISALNYA HANTUNYA BANGUN GIMANA? APALAGI KALO BANGUNNYA PAS WAKTU NATA MAU GIGIT TUH CAKWE. TELUS-TELUS NATA YANG DIMAKAN SAMA HANTU CAKWE GIMANA? IH ALV--"
"RE-NA-TA! BU-KAN IT-TU YANG AK-KU MAK-SUD! TA-PI KUE! KU-WE! CAKE-CAKE!" sewot Alvin setengah bersabar. Tau kan rasanya udah jelasinnya teriak-teriak di atas motor yang panasnya kebangetan, tapi orang yang ditanya salah denger? Oke skip.
"Ouh iya iya. BOLEH!"
Alvin memarkirkan motornya, setelah tiba di area toko bertuliskan Cake'R. Mereka Berjalan dengan langkah santai, Alvin menggandeng jemari mungil Renata erat.
Alvin mendorong pintu yang tembus pandang itu pelan. Dekorasi yang sangat pas untuk konsep menjual aneka macam kue.
Tembus pandang. Membuat orang-orang yang melintas melewati toko cake 'R merasa ingin berkunjung sebentar.
Dingin. Penyejuk ruangan terasa begitu menyegarkan di suasana sepanas ini. Membuat tubuh Alvin dan Renata yang sedari tadi terpapar cahaya matahari lumayan rileks. "Mau kue yang mana?"
"Emm—buat Oma kan yah?" tanya Renata.
"Iya," jawab Alvin memandang kue berbentuk persegi panjang. "Ini gimana?"
"Boleh, Oma suka kue basah," ujar Renata menyetujui, "tapi Oma lebih suka kue basah yang lasa coklat."
Alvin menganggukkan kepalanya, mengambil dua kotak persegi panjang berisi kue. "Ini latte," gumam Alvin.
"Mbak!"
Pelayan yang sedari tadi menempatkan sekaligus menata macam-macam kue itu menoleh ke Alvin yang memanggilnya.
"Iya?"
"Yang rasa coklat ada ngga?"
Pelayan itu mengerutkan kening, sebelum akhirnya mengangguk, "ada. Mari saya antar, disebelah sini."
Alvin mengangguk kemudian melangkah mendekati kue yang di tunjuk pelayan tadi. "Ini aja deh, beli empat kotak."
"Nata mau," ujar Renata menatap etalase yang menampilkan kue coklat dengan lumeran coklat diatasnya, ditambah topping taburan chocolate. "Mau yang itu!"
Alvin terkekeh melihat gadisnya tampak antusias.
Ia mengikuti jemari telunjuk Renata. Dapat dilihat jika telunjuk itu mengarah ke arah kue yang terletak paling ujung dari kue yang Alvin pilih tadi. Ia mengangguk seraya berjalan dan mengambilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU CADEL! [HIATUS]
Teen Fiction-THIS STORY IS ABOUT SLURRED GIRL- ••• Renata Khanza Az-Zahra. Gadis cadel yang berbeda pada umumnya. Gadis cadel yang dianggap mempunyai hidup sangat sempurna. Nyatanya ini membingungkan untuknya. Seorang gadis yang menginginkan 'sahabat' masa keci...