Bahagia boleh. Tapi kalo lagi bahagia, inget hal yang sedih juga dong. Kan bahagia and sedih satu paket.
-agnfy.ni
Suara gemercik hujan yang mulai reda bagaikan alunan merdu penghantar tidur.
Itu berlaku untuk seorang gadis yang baru saja selesai mengerjakan tugas sekolah.
"Jam 21.56 WIB," gumamnya pelan.
Ia merebahkan dirinya di kasur Queen size miliknya.
Mengambil bingkai foto dan memandang sendu kearah foto yang tertera di sana. Anak laki-laki berumur sekitar empat tahun delapan bulan, dan anak perempuan empat tahun tiga bulan.
Dilihat dari foto tersebut bocah laki-laki tersebut sedang menggendong bocah perempuan. Si perempuan memegang balon berjumlah dua. Mereka nampak tertawa bahagia.
"Kapan mau pulang? Hiks ... hiks .. kamu nggak kangen sa .. sama Nana .. hiks .. hiks?" tanyanya dengan suara bergetar dan menangis pilu.
Tak terasa ia terlelap sambil memeluk bingkai foto tersebut.
Sedangkan dibalik pintu terlihat lelaki yang tadi tak sengaja melihat sang adik menangis.
Niatnya ia ingin mengajak sang adik tidur bersama. Sudah menjadi kebiasaan ketika hujan turun ia selalu menemani adiknya tidur, bukan tanpa alasan ia melakukan itu. Adiknya ini takut mendengar suara petir dan juga takut akan kehilangan setiap kali mendengar suara rintikan hujan.
Melangkahkan kaki menuju ranjang sang adik. Menarik selimut dan mengecup keningnya seraya bergumam 'good night big baby'
Menutup pintu pelan, setelah itu ia berjalan menuju kearah kamarnya dan terlelap.
-o0o-
"ABANG!"
"IH BALIKIN GAK?! Abanggg!"
Rumah besar bernuansa putih itu seolah-olah sudah terbiasa dengan teriakan-teriakan mereka.
Sang tuan dan nyonya sedang keluar negri, alhasil anak mereka bebas. Maksudnya bebas hanya untuk Rafa, karena ini kesempatan yang amat sangat langka. Bebas mengerjai sang adik.
"Lari sini, wleee!" ledek Rafa.
"Hiks .. hiks .. abang.. sin .. siniin.. kucilannya Nata.. hiks.." tangis Renata sesenggukan.
"Ibing siniin kincilinnyi Niti. Cengeng banget sih, udah gede juga. Masih aja kek anak umur lima taun," cibir Rafa.
"Hiks .. hiks.."
"Iya udah dong, nih kuncirannya," ucap Rafa sambil menyodorkan kunciran bermotif Spongebob.
"Hikss .. hiks .."
"Udah dong nangisnya. Nanti Abang beliin Coklat deh. Gimana?"
Mendengar sang Abang mengucap kata coklat tangis gadis itu tiba-tiba berhenti. Ia mengusap air matanya kasar.
Berdiri menghadap sang abang. "Benelan kan bang?!"
"Iyaa.." jawab Rafa sambil memutar bola matanya malas.
"Janji?!" ujarnya semangat dan seraya menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji, Tapi--"
"Tapi bayar sendiri. HAHAHA..."
Rafa berlari menuju meja makan mengambil roti yang sudah dilapisi crame coklat. Memakan makanannya dengan nikmat tanpa menghiraukan sepasang mata yang menperhatikannya dengan mata melotot, bukannya terlihat menakutkan ini malah terlihat semakin menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU CADEL! [HIATUS]
Teen Fiction-THIS STORY IS ABOUT SLURRED GIRL- ••• Renata Khanza Az-Zahra. Gadis cadel yang berbeda pada umumnya. Gadis cadel yang dianggap mempunyai hidup sangat sempurna. Nyatanya ini membingungkan untuknya. Seorang gadis yang menginginkan 'sahabat' masa keci...