aku bingung menyikapi kepergianmu.
entah aku harus bersyukur karena tuhan menjauhkanku dari orang yg selalu menyakitiku atau aku harus bersedih karena kehilangan orang yg ku sayangi.
—freya jelita
sudah menginjak hari kesebelas berada dirumah ini. gue bahagia karena kembali mendapatkan kasih sayang dari orangtua gue yang sudah lama tidak gue dapatkan karena pertikaian waktu itu.
gue engga merasakan kesepian disini karena ada adelle, dirga, mark, haikal, dan dania yang sering berkunjung kerumah hanya untuk sekedar berbincang sejenak dan menghabiskan waktu bersama.
terkadang ada rasa rindu yang mendadak muncul dalam diri gue. rasa khawatir, penasaran, dan cemas mungkin lebih dominan. tanpa sadar gue takut kehilangan dia.
toktok!
pintu kamar terbuka menampakan mamah dengan membawakan beberapa camilan dan satu gelas susu putih hangat.
"padahal freya bisa sendiri atuh mah."
"udah istirahat dulu aja nak, baru juga sembuh."
"iya mah. makasih."
"sama-sama nak. freya ada jeffrey dibawah."
deg!
"dia pengen ketemu, tapi kalau kamu gamau biar mamah suruh pulang aja ya." ucap mamah cepat-cepat.
"suruh kesini aja mah."
"kamu yakin?"
"iya freya yakin mah."
sepuluh menit kemudian pintu kamar kembali diketuk. ini pasti jeffrey. seluruh tenaga gue siapkan hanya untuk bertemu dengan nya. lebay.
gue turun dari kasur kemudia jalan mendekat kearah pintu. perlahan pintu kamar terbuka menampakan seorang jeffrey jung dengan keadaan yang sama seperti waktu itu namun penampilan nya jauh lebih kacau hari ini.
dia masuk sambil membawa nampan berisi nasi beserta lauk dan satu gelas air putih disamping nya.
gue duduk dibibir kasur kemudian disusul jeffrey disamping gue. kita masih sama-sama bungkam. menetralkan perasaan masing-masing terlebih dahulu. detik berikutnya pandangan kita kembali bertemu. tatapan matanya jauh berbeda dari kala itu.
"makasih udah kasih ijin aku buat ketemu sama kamu."
"iya."
"kata mamah kamu belum makan dari kemarin sore, makan nya aku kesini buat ketemu sama kamu."
"mamah yang nyuruh?"
"bukan, aku yang inisiatif buat dateng kesini. kemarin papah kamu belum kasih ijin buat nengokin kamu jadi aku gabisa dateng. maaf."
"habis minum?"
"e-enggak."
"jangan bohong."
"iya maaf."
"stop bilang maaf jeffrey, gue muak."
"iya, sekarang makan ya?"
"lo yang harus makan."
"aku udah makan tadi-"
ucapan jeffrey terpotong karena pergerakan gue barusan. dengan cepat gue segera menyuapkan satu sendok nasi dan lauk pauk kedalam mulut jeffrey. gue tau dia belum makan dari beberapa hari sebelum nya.
"makasih udah peduli sama aku."
ini manusia sekarang hobi banget bikin jantung gue nyutnyutan. hal kecil yang jeffrey lakukan pasti selalu bikin gue salting gajelas.
"gue cuma gamau lo mati sebelum gue kasih jawaban nya besok."
apa ucapan gue barusan terlalu kasar untuk dilontarkan?
diam-diam gue mengamati perubahan yang ada di wajah dan tubuh nya. badan nya semakin kurus, rambut nya sudah tidak tertata rapi, muncul rambut halus disekitar rahang nya karena tidak dicukur, dan lingkaran hitap dibawah mata yang tidak memudar. namun tidak mengurangi kadar ketampanan seorang jeffrey jung.
apakah gue terlalu egois disini?
"aku pamit ya, makasih udah kasih kesempatan untuk bertemu. jangan lupa makan dan istirahat freya."
"kayaknya kalimat itu lebih pantas lo katakan buat diri lo sendiri."
"yaudah aku pamit. aku tunggu kabar baik kamu."
setelah kepergian nya satu tetes air mata kembali jatuh tanpa permisi. gue masih merindukan nya. apakah hati ini sudah bisa menerima kehadiran nya?
sore harinya.
gue berniat pergi turun kedapur untuk mengembalikan piring bekas jeffrey makan tadi. tapi fokus gue kembali tertuju oleh seseorang yang sedang berbincang dengan papah diteras depan. iya itu dirga.
"loh dirga, ko engga ngabarin sih kalau mau main?"
"hehe kan biar surprise rey."
"yaudah deh papah tinggal kedalem dulu."
"iya pah."
setelah meletakkan piring kotor tadi
gue segera duduk dikursi jati tepat disebelah dirga."apa kabar rey?" sapa nya sambil menampilkan senyum semringah diwajah nya.
"baik kok dir, kamu sendiri gimana?"
"always good freya."
"kangen aku ya? dari kemaren main kesini mulu."
"iya kangen."
"emang ngangenin aku tuh."
"bunda bikinin kamu brownies tadi, katanya biar cepet sembuh."
"yampun bunda repot-repot banget, padahal aku udah sembuh loh. bilang makasih ya dir ke bunda."
"iya nanti disampaikan. aku pamit dulu ya rey mau jemput jeno sekolah."
"oh jadi supir nya jeno ya sekarang?"
"haha kadang-kadang sih."
"yaudah gih, hati-hati ya. kapan-kapan ajakin main sama jeno ya dir?"
"iya, jangan skip makan kamu."
"hm bawel."
🦋🦋🦋
jujur gabut banget makannya up ini.
AYOK PENCET TOMBOL BINTANG NYA CFFT!
KAMU SEDANG MEMBACA
TUJUAN [ft; Jaehyun Jung]
FanfictionDisclaimer 16+ Benar, semesta kadang memang suka bercanda. Kadang ekspetasi dan khayalanku terbang terlalu tinggi, hingga akhirnya kenyataan dan realita memaksaku jatuh, hingga aku lama lama tercekik dengan fakta fakta kejam. Aku sebenarnya tau, ba...