semua yang kita buat, tak sama seperti yang dapat, contohnya air kalau dah mengalir dia tak kembali.
'' — @lowfeelings ⊰
diruangan ini semua berkumpul. ada kedua orangtua gue dan jeffrey disini. jangan lupakan jeffrey yang sedang berdiri disebelah ranjang gue.
"sudah bangun?" tanya nya. gue sendiri masih takut untuk memulai percakapan dengan nya.
"ada yang sakit sayang?" tanya mamah gue sambil mengusap rambut gue. kenapa baru sekarang mah?
"perut rey sakit mah."
semua orang disini diam sambil memandang gue sendu.
"rey kenapa mah?"
"pah?"
"kenapa kalian diem semua?!"
"freya."
"jangan sentuh gue."
sudah berapa menit mereka diam sambil menatap gue sendu. sedangkan mamah nya jeffrey sudah nangis sejak tadi.
"apa perlu aku tanya langsung ke dokter nya?!"
"maafin saya rey."
"biar papah aja jeff yang jelasin." kata papah nya jeffrey.
"enggak pah biar jeff sendiri. kalian bisa keluar sebentar?"
"gue mau mereka disini."
"engga rey sayang, kita bakal nunggu diluar okey? nanti kalau jeff macam-macam teriak aja ya." kata papah jeffrey ke gua.
"pah, rey takut."
"sebentar aja rey."
setelah mereka keluar bersisakan gue dan jeffrey diruangan ini. kejadian waktu itu masih berputar dikepala gue.
"maafin saya rey."
"segala hal yang saya lakukan kemaren saya minta maaf."
gue bingung mau jawab apa. gue udah terlanjur sakit hati sama semua perlakuan nya. tapi apa sih, tuhan aja masih memaafkan hambanya yang banyak salah masa gue engga.
"gue kenapa?"
"kamu."
"kenapa?"
"saya engga bisa."
"maksudnya apa?"
"kamu keguguran."
gue menggerutkan dahi gue.
gue hamil gitu?dua kalimat itu yang membuat pertahanan gue kembali hancur. bahkan gue belum merasakan kehadiran nya. gue bakal jadi ibu?
tapi semua hancur karena perbuatan jeffrey ke gue waktu itu."g-gue kkeguguran?"
"bahkan gue belum merasakan kehadiran nya."
"gue jahat ya, gue jahat sama anak gue sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
TUJUAN [ft; Jaehyun Jung]
FanficDisclaimer 16+ Benar, semesta kadang memang suka bercanda. Kadang ekspetasi dan khayalanku terbang terlalu tinggi, hingga akhirnya kenyataan dan realita memaksaku jatuh, hingga aku lama lama tercekik dengan fakta fakta kejam. Aku sebenarnya tau, ba...