(FB) Pelarian 1

452 60 1
                                    

Sebenarnya aku nulisnya ini hampir 3000an tapi aku jadiin 2 part.
Semoga bisa konsisten nulisnya biar bisa menemani malam minggu kalian.

Teri.a kasih sudah menunggu.
Happy reading
💜💜💜

Jieun melakukan tugasnya setelah bertemu kembali dengan Jungkook. Lelaki naif itu selalu mengatakan banyak bualan seperti biasanya. Namun, malam ini setelah mendengar bahwa Jungkook membawa beberapa berkas yang perlu Jieun tanda tangani untuk menerima aset kekayaan yang dimiliki membuat Jieun berpikir keras dan menghilangkan prasangka buruk tentang lelaki itu.

Jieun menolak menanda tangani surat-surat itu. Ada lain yang sangat Jieun inginkan. Bukan kekayaan, melainkan kebebasan. Jieun tidak ingin menandatangani dokumen itu untuk berpindah ke penjara lainnya. Jieun bukan wanita bodoh yang hanya memikirkan kekayaan walau sedari awal dirinya hidup miskin.

Jujur saja, wanita itu banyak pengalaman yang menjadikan dirinya tidak terlalu naif dalam mengambil keputusan, walau sejujurnya dia terlalu naif soal percintaan. Bukan kekayaan yang didapat melainkan cinta. Kemisikinan tidak membutakan gadis menjadi haus akan kekayaan, sedari awal dia hanya haus akan kasih sayang, tak sembarang orang bisa menerima cinta, dia butuh melakukan penyeleksian dan penyisihan, dia rasa Suga adalah orang yang tepat setelah melewati beberapa ujian.

First love, bagi Jieun seorang bernama Suga adalah cinta pertama yang indah. Dia ingin merajut kisah indah itu bersama. Menurut Suga, Jieun adalah wanita spesial yang mampu membuatnya jatuh cinta.

Semua orang mengharapkan kebahagiaan termasuk dua insan yang selama ini tinggal di kegelapan. Berharap jika bersama akan menciptakan cahaya dan cerita indah.

"Kenapa kau hanya diam saja Primadonaku?" Tanya Jungkook memeluk Jieun yang memandangi kota, malam ini cahaya lampu berusaha mengindahkan tapi tak mampu menerangi hati Jieun.

"Aku hanya sedang berpikir."

"Kau tidak perlu menandatanganinya sekarang."

"Bukan itu,"

"Lalu?"

"Aku bukan wanita yang menginginkan harta Tuan. Aku hanya inginkan kebebasan dan kebahagiaan."

"Maka dari itu pergilah denganku!" Jawab Jungkook akhirnya ia menghirup ceruk leher belakang Jieun, dia ingin menghirup aroma tubuh wanita itu sampai puas.

"Tapi aku tidak mencintaimu, Tuan." Jawab Jieun membalikkan badan, membiarkan Jungkook mendekapnya. Bukankah tugas Jieun untuk melayani Jungkook malam ini seperti malam sebelumnya.

"Aku mencintaimu, sangat. Biarkan aku membuatmu jatuh cinta, primadonaku." Jungkook memohon.

"Aku tidak bisa mencintaimu, Tuan. Maaf. Ada seseorang yang sudah membuatku jatuh cinta." Jelas Jieun secara gamblang mengatakannya.

"Siapa orang itu? Apakah dia pelanggan yang lebih besar membayarmu? Memberikanmu lebih banyak harta dariku?" Jungkook tidak terima.

Jieun menyeringai, senyuman meremehkan karena Jungkook merendahkannya. Tangan Jieun menyentuh pipi, bibir hingga membuat lingkaran nakal di dada hingga lelaki itu terpejam merasakan kenikmatan.

"Jadi,,, menurutmu cinta diukur oleh kekayaan Tuan Jungkook. Apakah kau merendakahkan rasa cinta dengan menyetarakan harta?" Sebenarnya Jieun tersinggung tapi bagaimana lagi, profesinya saat ini memungkinkan menjerumus pada kekayaan.

"Lelaki itu berbeda darimu, Tuan." Jieun mendorong Jungkook hingga jatuh keranjang. Menciumi bibir yang jahat mengatainya tadi. Lalu Jieun menarik dirinya.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang