(FB) Gairah Malam

608 48 0
                                    

Iya seperti kegiatan sebelumnya. Jieun berhasil mengeluarkan banyak desahan dan cairan. Tidak tahu bagaimana paginya nanti bisa berjalan atau sebaliknya, butuh bantuan untuk berjalan walau kekamar mandi.

Jangan tanya keadaan kamar utama saat ini. Kamar yang tersusun rapi, awalnya kini sangat berantakan. Entah berapa model yang dilakukan. Percintaan panas membara. Mengobrak abrik isi kamar menjadi kapal pecah. Sampai pada akhirnya Suga memutuskan membawa Jieun dikamar lain karena kamar tersebut tidak layak untuk ditidur.

Benar saja. Barang-barang di laci yang tersusun rapi berserakan di lantai karena Suga sangat suka jika Jieun mengangkang diatasnya, dia rela berjongkok untuk menikmati air kelapa yang selama ini diidam-idamkan. Sedangkan tangan-tangan Jieun tidak tinggal diam, selain mencengkeram rambut Suga sesekali ia mencari pegangan dan terpaksa menyisihkan barang-barang disekitarnya. Tak peduli nominal dari barang-barang tersebut.

Setelah puas menyeruput habis cairan dipusat selangkangan. Jieun mencari pasokan napas ketika tubuhnya terangkat kelangit-langit. Kini Suga meletakkan tubuh sang istri di lantai yang dilapisi karpet bulu yang lembut.

"Gaya apa lagi yang akan dia lakukan?" Pikir Jieun, belum sempat ia mendapatkan jawaban. Suga membalikkan tubuhnya, menungging. Suga melakukan gaya doggy style. Jieun pernah melakukannya. Melakukan penusukan dari belakang. Jieun mencengkeram ujung tempat tidur, saking kuatnya ia menarik seprei untuk menahan rasa luar biasa saat Suga menggoyang-goyangkan miliknya di rongga selangkangan. Ini benar-benar nikmat. Jieun tidak pernah merasakan hubungan senikmat ini sebelumnya. Sebab hubungan intim kali ini didasari oleh cinta dan suka sama suka. Bukan karena napsu belaka.

Melihat Suga yang kelelahan telah mengeluarkan cairan di dinding rahim sang istri. Kini giliran Jieun membantu Suga untuk duduk di tepi ranjang. Dia tahu jika Suga butuh waktu untuk memompa paru-parunya untuk bernapas seperti sedia kala. Sayangnya karena gemas melihat tiang yang masih berdiri. Tanpa apa-apa Jieun mengulum tiang berwarna coklat muda yang terlihat guratan otot-otot yang menegang. Jieun berusaha mencerna setiap masuk dan keluar benda itu yang tercampur cairan miliknya.

Jika diteliti, Jieun merasakan nikmatnya makan batangan coklat yang harganya fantastis. Coklat yang nikmat dan sangat mahal, tidak diperjual belikan karena coklat itu hanya miliknya dan coklat tersebut tidak akan pernah habis walau setiap hari dia menikmatinya.

Apa yang dipikirkan Suga tentang  hubungan intim dengan makanan beda tipis. Ada rasa lain yang dirasakan ketika bercinta dengan pasangan, rasa yang tidak lain adalah makanan sehari-hari. Karena pasangan sejati akan setiap harinya menemani sampai tua nanti.

Akhirnya dalam waktu singkat, Suga mengeluarkan cairan didalam mulut Jieun. Tanpa jijik wanita itu menelannya.

Suga mengusal sisa cairan diujung bibir Jieun dengan ibu jarinya.

"Kamu hebat istriku."

"Kamu yang lebih hebat, aku bisa merasakan keju mozarela didalam coklat batang milikmu." Jieun seakan membuat kode seperti halnya Suga.

Mereka tersenyum, melanjutkan sisa malam bersam dengan gaya yang bervariasi.

Sepertinya Suga sangat berambisi untuk menghamili Jieun. Dan Jieun juga berambisi memiliki anak dari Suga.

*****

Siang.

Sengaja memang Suga berangkat kerja siang hari, bahkan jika dia mengambil cuti sehari pun itu tidak mengapa, lagi pula dia adalah pemilik perusahaan. Karena ada urusan pekerjaan membuatnya mau tidak mau harus berangkat kerja.

Di kamar yang berbeda, disinilah mereka terbaring setelah berjam-jam menghabiskan malam bersama. Suga melihat betapa menggemaskan istrinya saat sedang tertidur, rambutnya yang berantakan, ada guratan lelah diwajahnya tapi guratan lelah itu hilang ketika bibir yang sedikit terbuka saat tidur itu tersenyum sepertinya Jieun sedang bermimpi indah sampai tak peduli jika dirinya lelah tapi bisa tersenyum.

"Aku sangat beruntung bisa memilikimu istriku." Lirih Suga sambil mengecup kening Jieun.

Kecupan yang membangunkan Jieun.

"Apa aku membangunkanmu?" Tanya Suga merasa bersalah karena menganggu tidur nyenyak Jieun.

Jieun menggeleng. Lalu menganggak kepalanya untuk tidur di bahu Suga.

"Apa kamu akan kerja hari ini?" Tanya Jieun masih menguap dan kedua matanya seperti ada lem, susah membuka mata.

"Aku akan pergi kerja setelah aku memandikammu." Jawab Suga.

"Tidak perlu." Jieun merangkul lebih erat tubuh suaminya yang menegang karena keduanya tidak berpakaian, hanya melindungi tubuh dengan selimut.

"Kamu tidak mengijinkanku bekerja? Hemmm?"

Jieun mengangguk, memanyunkan bibirnya memohon agar Suga tetap berada di sampingnya.

"Baiklah kalai begitu. Hanya beberapa jam saja, nanti aku harus pergi istriku yang manja."

"Boleh?" Suga memastikan dapat ijin dari sang istri.

"Baiklah. Kalau begitu mandikan aku sekarang." Jieun masih menutup matanya.

"Bagaimana bisa mandi jika kamu masih memelukku seperti bayi koala, hemm."

"Aku tidak mau tau."

Perlahan Suga terbangun dengan tubuh Jieun yang masih menempel seperti bayi koala. Tidak peduli dirinya tak berbusana, toh juga didepan suaminya.

Dengan sigap Sug menggendong Jieun ke kamar mandi. Jieun yang masih malas membuka mata hanya tiduran di bathup setelah Suga mengisi air hangat dan sabun cair yang sudah berbusa.

"Apa kamu sangat lelah karena semalam?" Tanya Suga menggosok punggung Jieun.

Jieun mengangguk.

"Maafkan aku." Kata Suga pada akhirnya.

Jieun membalikkan badannya, melihat Suga dengan mata sayunya.

"Jangan berkata seperti itu. Semalam sangat menyenangkan walau pada akhirnya hari ini aku merepotkanmu." Jawab Jieun.

"Kamu istriku, tidak ada yang perlu di repotkan. Lagi pula aku yang melakukannya, sampai-sampai kamu susah berjalan seperti ini. Apa masih perih?"

Jieun mengangguk sedikit mengernyit merasakan miliknya.

"Tapi tidak apa-apa. Aku menyukainya, karena kamu juga menyukainya, benar kan?" Tanya Jieun.

"Aku lebih dari menyukai hal itu. Hanya kamu satu-satunya wanita yang membuatku tersenyum setiap harinya tanpa melakukan apapun. Hanya kamu satu-satunya wanita yang membuatku jatuh cinta setiap harinya. Terima kasih sudah mau menjadi istriku, aku ingin selalu bersamamu hingga nanti-nanti." Suga mengatakan kalimat manis. Tidak biasanya bagi seorang Suga yang dingin bersikap romantis ataupun puitis ini karena dia benar-benar tulus mencintai Jieun.

"Aku sangat beruntung bahkan lebih beruntung memiliki suami sepertimu. Aku mencintaimu, sangat."

"Aku juga mencintaimu, sangat sangat sangat." Suga seperti tidak mau kalah. Dia mencium bibir istrinya lalu melanjutkan mandi bersama tanpa bercinta.

Suga sangat menghormati dan melindungi Jieun, sekalipun miliknya menegang, Suga bisa menahannya karena dia tahu jika Jieun tidak mungkin bisa melakukan kegiatan seperti semalam walau hanya satu ronde.

Semalam mereka benar-benar gila. Tidak tau waktu dan rasanya menghentikan waktu agar malam lebih panjang.

*****

Maaf banget baru update.
Ini ajah aku baru nulis malam ini.
Maaf yah tulisannya agak kabur2😂
Iya maklum adegan menggairahkan membuat mataku berkunang-kunang. Eh

Selamat membaca.
Selamat menunggu.
Selamat berpuasa.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang