Chapter 13

175 29 2
                                    

***

"Kau yakin tidak harus kutemani? Kau baru saja sembuh dari sakitmu jika harus kuingatkan, Mina."

Jeongyeon merapatkan telepon genggamnya pada telinga kiri dengan duduk bersila diatas kasur bersprei dengan gradasi warna abu dan kuning miliknya.
Ia sedang melakukan panggilan jarak jauh sesama rekan kerjanya di cafe yang tak lain adalah Mina. Gadis berdarah Jepang yang baru sembuh dari sakitnya setelah absen kerja selama tiga hari karena demam itu kini telah kembali beraktifitas. Sekaligus menggantikan posisi Jeongyeon yang kini sedang berlibur selama dua hari, tambahan bonus sehari dari sang pemilik cafe, Kim Seokjin.

Gadis itu begitu antusias mendengar kabar baik dari Tuan Pelayannya. Mengingat kemarin lusa disore itu, cafe begitu ramai dipadati pengunjung karena memasuki awal bulan serta liburan musim dingin. Kebanyakan dari mereka adalah remaja-remaja Sekolah Menengah Pertama hingga Menengah Akhir yang mengawali hari liburnya disabtu sore setelah pulang sekolah.
Tahu sendiri bagaimana rusuhnya cafe dengan sekelompok remaja yang mayoritasnya gadis-gadis belia dan obrolan seru mereka yang merencanakan liburan diakhir tahun.

Kembali pada Jeongyeon yang masih melakukan sambungan telepon dengan rekan kerjanya diseberang sana. Sejujurnya ia merasa tidak enak jika meninggalkan pekerjaan selama dua hari, meskipun itu jatah liburnya sendiri. Ia berpikir, Mina bisa saja belum begitu pulih dari sakitnya. Namun gadis pemilik gummy smile itu beralasan, itu hanya penyakit musiman yang memang biasa menyerangnya ketika memasuki awal musim dingin. Dan ia tegaskan pada Jeongyeon, bahwa dirinya sudah baik-baik saja saat malam kemarin mengatakan akan mulai bekerja kembali untuk menggantikan hari-hari lalu yang dengan sukarela Jeongyeon gantikan. Atau lebih tepatnya menambahkan tugasnya di cafe tersebut.

"Aku baik-baik saja, Jeong. Sungguh. Nikmatilah liburanmu dan jangan terlalu memikirkanku." Mina kembali meyakinkan Jeongyeon dengan sebuah senyuman lembut yang sudah pasti tak diketahui oleh si penelepon.

Mina sangat mengerti, bahwa Jeongyeon membutuhkan waktu untuk mengistirahatkan dirinya. Namun gadis itu justru tak henti mengkhawatirkan rekan satu tempat kerjanya itu dan membuat Mina harus terus meyakinkan Jeongyeon bahwa dirinya kini sudah benar-benar sembuh dari sakitnya. Obat yang biasa Dokternya berikan bahkan telah habis dan hanya menyisakan beberapa butir vitamin penguat tubuh berupa antibiotik yang hari inipun ia bawa ketempat kerja.

Iya. Mina kini sudah berada di cafe.
Jam masih menunjukan pukul tujuh kurang lima belas menit. Ia memilih untuk berangkat lebih cepat agar tidak didahului oleh gadis bermarga Yoo itu, yang mungkin saja akan mengusirnya keluar dari cafe untuk kembali beristirahat memulihkan kesehatannya.
Dan disinilah si gadis Jepang. Duduk bersandar pada kursi panjang disamping loker karyawan sembari menunggu jam operasional kerjanya dimulai. Memegang cup kecil berisikan kopi hangat pahit yang ia buat tadi di pantry. Dengan tangan satunya menggengam telepon yang tersambung kabel earphone saat mendengarkan musik tadi dan masih terhubung pula dengan Jeongyeon yang sepertinya masih bersantai dikasurnya.

"Baiklah." Terdengar helaan nafas dari gadis yang masih menggunakan piyama tidurnya. "Jaga dirimu baik-baik, Minari. Istirahatlah dulu jika tubuhmu belum fit betul. Minta izin pulang saja pada si Tuan pelayan jika sakitmu kambuh lagi. Oke?!" Ujar Jeongyeon akhirnya.

"Seokjin-- Ah maksudku, Bos kita sedang libur juga asal kau tahu. Jadi total aku benar-benar kesepian hari ini." Mina menunjukan ekpresi mempoutkan bibirnya yang lagi-lagi tak akan Jeongyeon ketahui.

Jeongyeon membelalakan matanya, cukup terkejut karena pria Kim itu mengambil libur dihari yang sama dengannya.
"Wah, rugi sekali aku tidak bekerja hari ini. Padahal aku bisa bebas dari si pria tukang ngatur itu. Gila! Aku masih ingat saja dua hari lalu saat kau tak ada, dia sukses membuatku malu didepan Chef Jihyo dengan mengomel ini itu tentang hasil karyaku. Dasar tidak mengerti. Aku ini kan terbilang newbie didunia pastry." Gerutunya sambil beranjak dari kasur dengan ponsel yang terselip diantara telinga dan bahu kirinya.
Merapikan sedikit kasurnya untuk kemudian memilih pakaian mana yang akan dikenakan dihari libur pertamanya diminggu ini.

Cheese-crack [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang