05🕯️Dua Kerajaan

234 33 1
                                    

Hidangan daging sapi bakar yang dibubuhi rempah, lelehan mentega beserta perasan sedikit lemon itu tampak menggugah selera, namun itu tak menyulut selera makan pria yang duduk dengan jubah kebesarannya di ruangan maha luas dan meja makan besar berukir perak tersebut.

"Ada balasan dari putri mahkota?" Tanya Chris yang kembali meletakkan garpu makannya dengan malas.

"Sampai saat ini tak ada surat dari kerajaan yang masuk ke kastel," jawab Hanley yang berdiri di samping kursi tuannya.

Chris menghela nafas, "Gadis itu... Seharusnya dia cepat tanggap mengenai masalah wilayah perbatasan itu,"

"Kenapa tidak mengirim laporan kepada Yang Mulia Raja saja?" Tanya Hanley.

"Kau pikir ini semudah itu? Kau lupa bahwa titik permasalahannya ada di Putri Safiya?" Chris memotong-motong acak daging di piringnya.

"Hm, ya, seandainya putri yang baru beranjak dewasa itu bisa lebih dewasa, tentu perang ini takkan terjadi." Hanley mangut-mangut membenarkan. "Tapi, kurasa bukan sepenuhnya salah Tuan Putri juga, Chris. Masalah hati, siapa yang tahu, kan? Coba jika posisi itu dibalik padamu, apa kau juga mau menerima lamaran pernikahan oleh orang yang tak kau cintai sama sekali?"

Chris mendecih, "Kau bicara seolah yang paling berpengalaman masalah cinta saja, padahal tak pernah punya kekasih."

"Intinya ini pernikahan politik, kan? Dan putri mahkota kita dari kerajaan Laven; Putri Safiya menolak pernikahan yang di ajukan putra mahkota Arthur dari kerajaan Axyius yang menyebabkan perang ini,"

"Ku rasa tak sesederhana itu," Chris kembali tak jadi menyuap hidangannya, entah kapan daging yang terlihat menggugah selera itu masuk ke mulutnya. "Sejak awal, dari penguasa terdahulu kita tahu bahwa Laven dan Axyius menjalin hubungan diplomatik yang cukup erat, lalu berubah sekejap menjadi musuh perang hanya karena cinta yang ditolak,"

"Cinta yang ditolak?" Hanley merasa frasa itu terlalu berat untuk kasus sekelas ini.

"Ini bukan sekadar pernikahan politik demi kerja sama, Putra mahkota Arthur itu benar-benar menyukai Tuan Putri Safiya. Aku sudah lama mengamatinya sejak pesta debutante gadis itu," papar Chris.

"Dan karena lamaran kesungguhan hatinya ditolak, ia berniat menginvasi wilayah Laven agar Tuan Putri tak punya pilihan selain jatuh ke genggaman nya, begitu?" Tebak Hanley.

"Ku kira kau bodoh, ternyata cukup pandai," entah itu pujian atau hinaan, Hanley merasa tersinggung.

"Lelucon mu sama sekali tidak lucu, Yang Mulia Grand Duke."

"Baru sekarang memanggil ku Yang Mulia?"

"Cih!" Hanley membuang muka. "Tapi, Chris, mau bagaimanapun, kurasa Putra mahkota Arthur harus mundur, perasaan tuan putri takkan berubah. Dia tetap menyukaimu tanpa memedulikan yang lain,"

Chris menatap nyalang, tak suka topik terakhir, "Dan aku tetap tak menyukainya!"

"Jahat sekali," cibir Hanley.

Chris termenung sejenak, seperti memikirkan sesuatu, membuat Hanley menegurnya, "Mau sampai kapan daging panggang itu kau anggurkan?"

Seperti tersadar dari lamunan, Chris dengan cepat menyuap dagingnya, seketika rasa asam dari perasan lemon dan rempah membuatnya teringat sesuatu dan melirih, "Oh, aku merindukan Rael"

Memang pelan, tapi Hanley dapat mendengarnya, "Rael? Ah, gadis dari Axyius pemilik toko kue yang kau tinggal bersamanya, kan? Eh, bukan kau, tapi Chris kecil."

"Sama saja, sosok itu tetap aku!" Chris jadi gusar, seolah Hanley menyatakan mereka dua orang yang berbeda.

"Lalu apa kau tidak malu membuka kemeja mu di hadapan perempuan seperti itu?"

"Itu kan dalam sosok anak kecil, tidak masal--- heh, darimana kau tahu?!" Chris syok di tempatnya.

Hanley menyeringai, "Aku membuntuti mu, tentu saja. Omong-omong, gadis bernama Rael itu cukup cantik untuk membuat pemuda tertarik dan dia terlihat----"

"Kau teruskan ucapan mu maka pisau ini akan menancap di jantung mu!"

Hanley berusaha abai dengan ancaman yang sering ia dengar, "Tapi aku tetap tak mengerti, sebenarnya apa rencana mu menipu gadis itu?"

"Aku tidak menipunya!"

"Berubah jadi anak kecil, tinggal bersama, sering dapat pelukan dan makanan manis, dan berbagai macam jenis perhatian, apalagi kalau bukan penipuan?"

"Ini... Berbeda. Aku tak berniat menipunya. Aku punya tujuan lain," Chris untuk pertama kalinya tergagap di hadapan Sang Butler.

"Dan apa tujuan itu?"

"Kau tak perlu tahu."

Hanley menyeringai, "Yang Mulia, ku peringatkan kau sebaiknya hati-hati, jangan sampai berakhir membawa perkara hati."

.....

"Apa? Mau menanyakan pertanyaan yang sama lagi?" Ketus Sam, ia terpaksa mengulang laporan keuangan yang ditulis kemarin.

"Kau galak sekali. Siapa juga yang mau bertanya,"

"Siyipi jigi ying miwi birtinyi~ hah, lalu bagaimana dengan serentetan kalimat sebelumnya yang; Sam, bagaimana jika Chris benar-benar pergi?~ Sam, sudah jam segini kenapa dia belum pulang?~ Sam, aku tahu Chris suka pergi tanpa pamit dengan keranjang pisangnya, tapi kenapa dia belum juga kembali?~ atau dengan; Sam, Chris tak meninggalkanku, kan?~"

Rael merengut, Sam ini bukannya menghibur malah mengejeknya.

"Tapi, kali ini aku benar-benar khawatir, apalagi setelah kejadian pulang dari piknik waktu aku bertanya tentang kehidupannya,"

"Nah, sudah kubilang anak itu aneh dan mencurigakan. Kenapa kau iya iya saja sih, bahkan memintanya tinggal bersama mu,"

"Kau salah paham, Sam. Chris tidak seperti itu,"

"Kau bicara seolah telah mengenalnya lama," Sam berdecih.

"Tapi kan----"

"Jangan sampai aku mengulang laporan keuangan ini hingga yang ketiga kali, Rael sayang~" potong Sam dengan senyum mengerikan.

"Dasar pemarah!"

Cring! Cring!

Suara lonceng yang berbunyi ketika pintu toko terbuka, membuat Sam berkata tanpa menolehkan kepalanya dan masih fokus dengan kertas serta pena nya, "Nah, itu dia! Yang kau khawatirkan tetap pulang, kan?"

Tak ada jawaban, membuat Sam mengangkat kepala, mendapati Rael membeku menatap ke arah pintu masuk.

Bukan Chris, tapi di sana, sosok laki-laki tinggi bersurai emas dengan mantel mewahnya yang terbuat dari bulu kelinci berdiri dengan dua orang pengawal dibelakangnya.

"Yang Mulia Putra mahkota?"

_____________________

TO BE CONTINUE
_____________________

THE DUKE'S PÂTISSIER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang