95🕯️Kapal Cinta

32 8 4
                                    

"Jadi, kau kemari hanya untuk mengajak kami kencan ganda maksudmu, begitu?"

"Ini bukan sekadar hanya, aku tahu hubungan mu dengan Yang mulia duke baru saja membaik akhir-akhir ini, kau memerlukan sesi kencan ini sebagai sarana pengharmonis hubungan kalian secara terus menerus---dari waktu ke waktu" Papar Arino, mulai menyesap tehnya.

"Oh, aku suka teh ditambahkan perisa Vanilla begini. Sayang, jika Axyius telah pulih, aku akan meminta pelayanan kastel kita menyajikan minuman ini setiap sore hari," Tambah Arino yang ditujukan pada istrinya yang duduk di sampingnya, menikmati hidangan serupa yang disajikan Hanley beberapa saat yang lalu.

"Kalau dipikir-pikir, idemu ada benarnya juga, kak. Aku sudah lama tidak pergi kencan dengan Chris," Kata Rael nampak setuju.

"Jadi, destinasi apa yang menjadi ide mu kali ini?" Tanya Rael.

Kini, Dyra, istrinya Arino lah yang menjawab, "Perairan Maverick tak jauh dari kastel Count Dino berada, ada wisata kapal cinta yang baru dibangun oleh tuan Count, terbuka untuk seluruh orang; rakyat maupun bangsawan"

"Kapal cinta?" Chris datang tiba-tiba, ikut mendudukkan diri di samping Rael bersama secangkir kopi hitam di tangannya.

"Ya, itu karena wisata ini hanya diperbolehkan bagi kaum yang sudah menikah saja," Arino yang menyahut.

Chris nampak mengangguk-angguk, berpikir, "Baiklah, sepertinya ide bagus. Bagaimana menurutmu, Sayang?" Pria itu berfokus pada istrinya.

Rael tersenyum, membuat Chris juga ikut tersenyum.

Ini akan menjadi rencana kencan yang menyenangkan.

....

"I-itu... Cacing pita?!" Jeremy syok dibuatnya.

Bukk!

Sam menggeplak kepala Jeremy dengan kekuatan sedang, tapi itu cukup membuat si pria Clifford mengaduh.

"Perjelas penglihatan mu, bodoh! Perlu kah ku carikan kacamata?"

Dikatai demikian, membuat Jeremy menajamkan penglihatan. Kalau dilihat-lihat, benda yang menggumpal layaknya kerumunan cacing itu bukanlah cacing, melainkan---

"Tunggu, ini kelopak bunga kering?!" Jeremy syok dua kali.

Ia merasa dibodohi.

"Makanya sudah kubilang, kau perlu obat tetes mata!" Dengus Sam.

"Tapi, ini benar-benar terlihat seperti cacing. Bunga aneh apa ini?"

Sam tersenyum misterius, lalu menyerahkan kantong berisi kelopak bunga aneh itu pada Jeremy.

"Sudah, cepat bawa ke dapur dan tumbuk! Bawa lagi padaku saat jam  malam nanti, kita bertemu di kamarku dengan dalih kau mengantarkan makanan karena aku sedang tak enak badan," Jelas Sam sembari mendorong tubuh kurus Jeremy menuju dapur.

"Tunggu, setidaknya beritahu dulu nama bunga aneh ini apa!"

"Tanyakan saja pada pangeran pertama dari Xylon itu,"

"Putra mahkota Revian? Yang mulia raja Rafael meminta bantuannya? Tunggu, tidak kak, apa rencana kalian sebenarnya?"

Sam tak menjawab, hanya tersenyum tipis dengan sorot mata gelap, membiarkan pertanyaan sang adik menggantung di udara.

THE DUKE'S PÂTISSIER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang