61🕯️Rafael

46 8 0
                                    

"Sepertinya aku harus kembali melakukan perjalanan ekspedisi untuk mencarinya,"

"Lagi?" Calvin kaget. "Yang mulia, anda selalu melakukan pencarian yang sama setiap tahunnya di musim semi namun kita tahu, hasilnya pun selalu berakhir sama juga."

"Kau meragukan keyakinan ku?"

"Tidak, Yang mulia." Calvin menunduk.

"Negeri kita adalah negeri yang paling terkenal sebagai kuda besi di kekaisaran yang mencakup lima kerajaan. Aku tak ingin julukan yang diberikan itu sia-sia. Kau pikir aku akan menyerah begitu saja ketika berulang kali tak menemukannya?"

"Tapi, bukankah Yang mulia putri sudah---"

"Dia masih hidup!" Potong sang raja. "Ayah dan ibu memang sudah tiada, tapi hari itu... Aku tak sepenuhnya percaya dengan berita yang dibawa pulang oleh mereka; hanya jasad raja dan ratu yang dibawa, tapi jasad adikku tidak ada, oleh karena Itulah aku tak percaya jika adikku telah tewas apalagi dengan bualan mereka tentang binatang buas atau apalah itu semacamnya,"

"....selagi nafas masih bisa ku hirup, aku---Rafael Delwyn Kayn Zenia, bersumpah akan terus mencari dan menjarah semua daratan demi menemukan perempuan bersurai perak dengan netra biru yang cantik, satu-satunya keluarga yang masih kumiliki, adikku."

Sam yang menyimak itu di belakang Calvin cukup tertegun, tak ia sangka negeri yang ia dan Jeremy jajaki yang terkenal paling kejam di antara lima kerajaan menyimpan cerita luka yang cukup menyayat.

"Saya siap untuk perintah anda, Yang mulia. Mulai dari wilayah mana kah ekspedisi kita kali ini?" Calvin membungkuk kembali.

"Kita mulai dengan negeri daratan tinggi; Laven."

....

"Yang mulia, ada gerangan apakah anda membawa saya kemari?" Tanya Rael risau, ia tak boleh pergi lama-lama dari kastel atau jika Chris tahu ia pergi bersama Sean, maka pria itu akan mengamuk.

"Lihatlah ini!" Sean mempersembahkan mansion megah nya yang sudah selesai di bangun di tanah keunguan itu.

"Sangat megah dan mewah, Yang mulia."

"Aku tidak meminta mu berkomentar, aku kemari ingin meminta bantuan mu."

"Bantuan apakah itu yang anda inginkan?"

"Kemarilah, ini cukup rahasia." Sean membisikkan sesuatu pada Rael. "... bagaimana?"

"Benarkah? Anda sungguh-sungguh dengan rencana itu?"

"Tentu saja, kapan aku bercanda memangnya?"

"Tapi... Bagaimana dengan istana jika anda benar-benar melakukan rencana anda?"

Sean tersenyum picik, "Ada putri mahkota Safiya apa gunanya? Tentu ia harus bisa diandalkan."

"...kakak ku itu sekali-kali harus belajar dengan benar tata cara pemerintahan, bukan hanya berkutat dengan gaun glamor dan pesta teh atau dansa saja."

"Jadi, anda ingin saya membantu dengan mendekatinya?"

Sean mengangguk semangat, "Kau bisa bayangkan kehidupan aku dan dia yang damai nan indah jika kita berhasil dengan rencana itu, kan?"

"Tentu saja, Yang mulia. Dengan senang hati saya akan membantu anda."

"Bagus. Kau akan dapat imbalan yang sepadan atas kerja kerasmu nanti," Sean menepuk bahu Rael secara bersahabat.

Plak!

"Singkirkan tanganmu dari bahunya!"

Itu Chris, datang dengan wajah berang yang siap menghajar pangeran kedua.

"Ow, tenanglah, kawan, aku membawanya kemari tak bermaksud apa-apa." Kata Sean menenangkan.

"Tak bermaksud apa-apa tapi kenapa diam-diam dan seperti penculikan saja? Kau tahu betapa kalang kabut nya aku menjelajah seluruh penjuru kastel ketika tak menemukan Rael di manapun, ha?!" Chris mencengkeram erat leher kemeja Sean.

"Chris, hentikan! Ini tak seperti yang kau pikirkan." Rael mencoba menengahi.

Chris akhirnya melepaskan kasar Sean yang hampir ditonjoknya setelah Rael menjelaskan mengapa Sang pangeran membawanya kemari berserta rencana mereka berdua.

"Aku tidak setuju dan tidak terima!"

"Memangnya kenapa kau---"

Chris memotong kalimat Sean, "Kau pikir aku ingin melihat istriku dekat-dekat dengan adik dari mantan kekasihnya?! Sean, jika kau jatuh cinta, maka dekatilah dengan cara yang sederhana ala pria! Jangan libatkan istriku di dalamnya!"

Sean spontan pura-pura tuli, "Aku mendengar suara orang bicara tapi tak melihat wujudnya..."

"Sean, dasar kau gila!" Geram Chris.

....

"Sam, Jeremy, sebagai anggota prajurit baru kalian diikutsertakan dalam ekspedisi Yang mulia raja kali ini. Meski ini baru pertama kali, tugasnya tidaklah sulit. Kalian beserta para pasukan yang lain hanya bertugas berpencar dengan mendatangi setiap rumah warga dan mengecek apakah rumah mereka memiliki gadis kisaran dua puluh tahunan dengan surai perak dan netra biru, itu saja." Calvin menjelaskan.

"Baik, panglima. Siap laksanakan." Sahut Sam dan Jeremy berbarengan dari atas kuda mereka masing-masing.

"Yang mulia raja sudah mengirimkan surat tanda kedatangan pada kerajaan Laven dua hari yang lalu. Perjalanan kita mulai hari ini dengan berkuda dan akan memakan waktu sekitar tiga hari. Jadi, bersiaplah! Yang mulia Raja akan langsung memimpin jalannya ekspedisi,"

Sepeninggal Calvin yang bergabung dengan pasukan kuda di barisan depan, Jeremy menyikut pelan lengan kakaknya.

"Katanya ekspedisi ini dilakukan setiap tahun tapi tak pernah membuahkan hasil, apa itu benar, kak?"

"Hush, diam! Kau bisa dihukum jika Yang mulia raja mendengarnya." Tegur Sam.

Jeremy merengut seketika, "Yang kudengar mereka melewatkan Axyius sebagai lahan pencarian mereka. Coba saja jika ke sana, mungkin saja raja akan menemui hasilnya."

"Sudahkah kubilang padamu kalau Zenia dan Axyius punya hubungan yang tidak baik?"

"Benarkah?"

_____________________

TO BE CONTINUE
_____________________

TO BE CONTINUE_____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(King)
Rafael Delwyn Kayn Zenia




📌A/n : Maaf baru bisa update sekarang, Real-life ku sempat kacau bgt. Doa'in aku cepet dapet kerjaan baru lagi abis raya ni biar isi kepala nggak mumet lagi karena sejujurnya, sejauh ini penyumbang stress terbesar adalah masalah duit, wkwkwk😅

THE DUKE'S PÂTISSIER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang