35🕯️Kastel Wellington

49 10 3
                                    

Rael terbangun menjelang tengah hari. Ia bangkit perlahan, badannya terasa pegal dan remuk redam.

"Hah, rasanya badanku sakit semua."

Ia menoleh ke sisi lain kasur, pelakunya sudah tak ada di tempat.

Rael berdecak, "Sekarang dia menghilang setelah apa yang terjadi tadi malam? Oh, bagus."

Baru saja Rael turun dengan langkah yang amat pelan dari ranjang, ia dikagetkan dengan sosok pelayan muda yang kemarin mengantarnya ke kamar ini.

"Selamat siang, nyonya. Saya Tyra Caroline, pelayan pribadi anda yang ditugaskan oleh Yang mulia grand duke."

"Apa?"

"Saya yang akan membantu semua keperluan anda seperti; mandi, berpakaian, serta hal-hal kecil lainnya."

"Tidak tidak!" Rael sungguh kaget dan tak terbiasa dengan ini. "Aku tidak mau dilayani terutama untuk hal seperti mandi dan berpakaian. Pergilah! Aku bisa mengerjakannya sendiri. Aku tak butuh pelayan."

"Ini perintah Yang mulia, Nyonya."

"Katakan padanya bahwa aku menolak."

"Mohon maaf, nyonya. Saya harus mendampingi dan melayani anda, atau saya yang akan dihukum atau bahkan dipecat." Ucap sang pelayan menunduk.

"Maka jika dia tidak menerima alasanmu, katakan padanya untuk hadapi saja aku. Sekarang pergi!" Usirnya lagi.

"B-baik, nyonya."

Sepeninggal pelayan itu, Rael menghela nafas gusar, "Hah, Yang benar saja."

....

Setelah bersiap seadanya dengan gaun selutut yang ia bawa dari rumahnya di Axyius, Rael turun dan berniat berkeliling kastel.

Ternyata benar yang dikatakan Arino, secara keseluruhan kastel ini luas, megah dan begitu mewah. Rael berdecak kagum karenanya.

Ia berjalan terus menerus dengan mulut terbuka---tak hentinya terkagum dengan kemewahan yang tersaji di depan mata hingga tak sadar langkahnya membawa dirinya menuju taman belakang kastel.

Di sana, ia melihat punggung Chris yang membelakanginya, menghadap beberapa orang yang memainkan pedangnya. Dari seragam yang mereka kenakan, Rael yakin mereka adalah para ksatria.

"Wah, dia benar-benar terlihat berkarisma dengan pedang itu."

Menyadari kehadiran Rael di belakangnya, Chris segera berucap pada para ksatria di depannya; "Latihan hari ini cukup sampai di sini saja. Pulang dan beristirahatlah!"

"Baik, Yang mulia." Serempak para ksatria berbaju zirah itu membubarkan diri, menyisakan Rael dan Chris.

Laki-laki itu berbalik menghadap sang istri, "Ada gerangan apa kau kemari, nyonya Wellington?"

Aura Chris tidak bersahabat, padahal seharusnya Rael yang saat ini marah karena membuatnya bangun kesiangan dan merasakan pegal di seluruh badan.

"Tidak, aku hanya berjalan-jalan guna melihat-lihat saja."

Chris mengangguk saja, matanya kini memicing menatap Rael dari atas sampai bawah, membuat perempuan itu merasa risih.

"Kenapa kau menatapku begitu?" Tanyanya galak.

Chris sempat terkekeh sebentar, "Ku rasa kau benar-benar membutuhkan seorang pelayan."

THE DUKE'S PÂTISSIER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang