Fifth Rule

66 6 0
                                    

Pernah dengar tentang mengesampingkan perasaan pribadi diatas pekerjaan? Rasanya semua bidang menjunjung prinsip itu. Bahkan beberapa pekerjaan memberikan sanksi tegas untuk pelanggarnya, dari masa skors hingga pemecatan.

Tapi bagaimana jadinya jika kau adalah pengecualian untuk itu? Seperti contohnya di Black's mereka memberikanmu pasangan berharap bisa menjadi kombinasi yang luar biasa dimasa depan?

"Ryuu... Jawab aku, dimana kau?" Tsuki panik bukan main, tempat itu diratakan dan berlumuran banyak darah dimana-mana. Sepertinya mereka yang datang bukanlah anggota polisi asli melainkan pembunuh bayaran. Yah. Hal wajar mendapati mereka dimasa ini. Mereka lebih efektif digunakan dari pada senjata ber -AI.

Hanya ada suara seperti kaset rusak berputar secara ulang ditelinga Tsuki. Jantungnya semakin berpacu saat semakin masuk kedalam.

Orang itu, bagaimana ia bisa melakukan ini semua? Ini terlalu kejam.

"Ryuu.. kumohon jawab aku jika kau ada disana..." Pinta Tsuki hampir putus asa. Pemindai sisetem Ai-nya mendeteksi adanya perubahan emosi dan mengancam jalannya misi.

"Sistem mendeteksi vitalitas bahaya. Perasaan pribadi dapat mengncam keselamatan misi, diharapkan kembali kemarkas secepatnya dan mendapatkan treatment secepatnya."

Tsuki mencoba tenang, jujur ia pusing mendengar perangkat ini bersuara, lebih baik jika 'dia diam saja. Akhirnya ia memilih mematikan secara paksa. Tak ada lagi gangguan yang berarti.

Ketika ia sampai diambang pintu sebuah ruangan, matanya sukses membulat. Disana tergeletak pakaian yang sebelumnya dipakai rekannya. Ada jejak darah dimana-mana, dan salah satu bagian terlihat rusak karena tusukan.

Kumohon jangan mati untuk kali ini..

Hanya sampai beberapa meter, dirinya dihadang salah seorang. "Ah. Jadi ini omega manis yang meresahkan itu?" Smirknya mendekat. Tsuki memasang kuda-kuda, kalau sampai si lawan mengeluarkan senjata berbahaya.

"Kau akan mati untuk hari ini..!!" seru orang itu membawa pisau lipatnya. Tsuki kembali mengeluarkan claws steelnya. 

"Kita lihat siapa yang akan sanggup bertahan diakhir.. Tch.." Tsuki meludah.

Orang itu terpancing, menyerang dari sisi kanan dan diantisipasi Tsuki dengan baik. Dengan cakar di tangan kanan, ia bergerak leluasa memakai AI Animal terakhir. Bunyi logam berdenting nyaring ditelinga keduanya, ditambah tekanan gravitasi dan lainnya membuat keduanya berdengung hebat dikepala.

"Boleh juga kemampuanmu.." Lawan sedikit memuji dan dibalas kembali diserang Tsuki.

Pertarungan keduanya tak bisa dianggap seimbang dimana Tsuki hanya berusaha melumpuhkan, si lawan justru ingin sekali membunuhnya. Jika begini terus keadaannya, bisa-bisa ia membunuh Alpha sombong didepannya ini.

Pakaian kedunya telah menerima goresan masing-masing, bahkan beberapa spot nampak berdarah dan mengeluarkan cairan merah berbau amis.

Kenapa tidak? Senjata keduanya telah dilengkapi dengan avr( anti vest recover). Dilokasi mereka dimana persediaan oksigen cukup terbatas mengingat beberapa waktu lalu semua orang panik mengalami kekacauan, kini persediaannya bahkan kurang untuk dua orang saja.

Terengah-engah, Tsuki mengambil nafas dalam, jantungnya berdebar begitu kencang dan tak terkendali. Rasanya kepalanya ingin meledak dan telinganya berdarah.

Jika keadaan ini terus berlanjut, dipastikan dirinya akan berakhir ditangan musuh.

Sepertinya aku yang akan kalah kali ini. Tsuki tersenyum kecut. Pengelangan tangannya sudah berdenyut nyeri sedari tadi menahan serangan pria didepannya yang tampak tak kehilangan energi sedikitpun.

Omega's AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang