Eighth : Alpha-Omega

104 4 0
                                    

Tidak.. apa yang sudah kulakukan? Aku melepasnya agar kemalangan tak menimpanya, dan apa ini?

Tsuki.. Ku mohon buka matamu..

Ryuu terisak didepan tubuh layu pasangannya. Sejujurnya, ia rindu melihat kilauan niji itu selama ini. Tapi ia pintar menahan dan menjadikan Izumi sebagai pelampiasannya.

Poor Izumi.

Kazura memberikan private time  untuk keduanya. Kemarahanya menguap entah kemana melihat betapa tampan alpha adiknya ditambah, kedaannya tak jauh berbeda dari sang submissive.

"Anda yakin akan membiarkannya Kazura-san?" Gadis cantik itu menoleh dan tersenyum lemah. Ia bisa apa? Bahkan jika harus membunuh Ryuu, Tsuki tak akan bisa kembali seperti semula.

Ada lubang hitam memenuhi hatinya saat ini.

Sementara keduanya menahan sabar, Aoi dengan wajah khawatir bolak balik didepan ruang rawat Tsuki. Kazura pusing melihatnya dan meminta pria itu duduk tenang tapi diabaikan.

Perempatan siku tampak didahinya yang berkerut dan ia hanya bisa menahan karena ada Kensuke disini.

Ia menambahkan, "Tidak ada yang bisa kau lakukan untuk mematahkan ikatan diantara mereka. Percuma saja kau mempertahankan obsesimu pada Tsuki, lihatlah akibat perbuatanmu. Ia berakhir disini."

Aoi hampir gila ketika Ryuu kembali bertemu dengan Tsuki. Semua usahanya selama ini akan berakhir sia-sia jika seperti ini. Ini semua salahnya...

Aoi frustasi, "Akkhh... diamm...!!!" 

Kazura tersentak karena teriakan nyaring Aoi. Kensuke menempatkan gadis itu dibelakang punggungnya.

Apapun itu, ini akan jadi situasi yang tidak mengenakkan. Feromon Aoi beradu menyudutkan keduanya, beruntung Shin segera sampai dan menenangkan senpainya.

Kedua Alpha itu seperti dihubungkan dengan benang takdir. Shin selalu membawa anestesi disaku seragam lab-nya. Ia mencekoki Aoi dengan paksa melalui ciuman. Tak hanya Kensuke dan Kazura yang tertegun, tapi si sasaran lebih terkejut lagi. Ia memberontak dan berakhir menggigit bibir Shin hingga berdarah.

"Akhhh.. Senpai,, Ini sakit.." Shin berjongkok dan menggepalkan tangan erat menahan sakit. Taring Aoi, bagaimana bisa begitu besar? Dan itu benar-benar sakit saat gigi itu menembus jaringan lunak didalam oralnya.

"Hei.. kau baik-baik saja??" Kazura segera menghampiri Shin yang bermandikan darah hingga melewati sela-sela tangan.

"Ti-Tidak apa... aku baik-baik saja.. Senpai..??"

Sudah terkena bius diberi pukulan telak pula. Aoi terkulai dilengan Kensuke mengerang kecil sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Kalian... terus saja memberiku masalah... batin Kazura.

...

"Bagaimana kalian bisa tidak becus menangkap satu ekor tikus kecil saja?"

Pyarr...

Gelas kristal itu mengenai permukaan dinding dan pecah. Cipratannya bahkan mengenai lukisan paling mahal dijaman dinasti Edo. Tapi ia tidak peduli. Selama posisinya aman, uang akan mengalir bak sungai terus menerus ke tangannya.

"Bagaimana dengan peredaran *obat kita?" Ia bertanya dengan santai setelah emosinya yang meledak, reda. Sungguh, emosi pria berumur ini tak bisa ditebak.

Sekertaris itu menjawab, "Semua kembali lancar seperti biasa tuan, bahkan *obat itu berhasil menembus pasar luar negeri. Keuntungan kita bulan ini naik sepuluh persen dari biasanya." Lapornya dengan jelas.

Omega's AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang