Sixth: Decision

61 5 0
                                    

Musim berlalu begitu saja, meninggalkan sisa-sisa kenangan dalam bentuk tetesan air, musim dingin yang membekukan telah diubah menjadi bentuk kehangatan yang manis.

Sudah sifat manusia untuk lupa, terdengar lucu mungkin. Tapi jika Tuhan tak menanamkan sifat itu, kenangan buruk yang hanya akan membuat mereka berjalan ditempat tanpa tahu masa depan yang bisa digapai akan terus menghantui.

"Ao, aku sudah mengurus semuanya, bolehkan aku keluar sebentar saja?" Pemuda itu sudah kelelahan, pagi, siang, malam, ia dibuat mengerjakan laporan yang tiada hentinya dan mengurus beberapa masalah dilapangan secara langsung.

"Etto.." Pria yang dimintai tolong itu berkeringat dingin, ia ragu melepaskan atasannya keluar yang artinya ingin sendiri.

"Aku berjanji tidak akan membuat masalah, Ya.. Bolehkan Ao?" Puppy eyesnya sudah dikeluarkan, tak tahu apakah mampu meluluhkan hati lawan atau tidak.

Tak bisa dipungkiri, berada diruangan berarsitektur minimalis dan sepi membuatnya bosan. Hanya diruangan ini saja ia merasa kesepian, bila tiba saatnya ia keluar, rasanya dunia menyambut dirinya dengan hangat. Keluarganya yang masih ada, mereka berusaha untuk menjaga dirinya tetap bahagia.

"Tunggu, Asakura-san.."

"Berhenti memanggilku dengan nama itu Ao. Aku lebih suka dirimu yang dulu memanggilku." Asakura Hanae, nama asli pemuda manis itu. Ia mengusap wajahnya gusar, lingkaran hitam dimatanya semakin hari semakin besar.

Bukannya Ao tak berperasaan, tapi sebentar lagi akan ada tamu penting yang akan datang.

Tok tok tok ..

Keduanya menoleh, Tsuki memberikan isyarat. Aoi menekan tombol open ditelekomferensi dekat pintu, dan terbuka.

"Hanaeee...." Tamu yang sudah ditunggu masuk dengan liar dan segera memeluk omega yang baru saja berdiri.

"Kazura nee-san..??" Antara percaya atau tidak, dirinya membalas pelukan sosok wanita cantik bertubuh ideal.

(Wkwk... authornya pengen berpartisipasi diceritanya.. mohon maafkan kalau ada kesalah pahaman ditengah cerita nanti. Ini hanya karakter imajinasi oke, gak akan sama dengan kenyataan.)

"Apa kau kehilangan berat badan?" Intuisinya sebagai seorang wanita tak bisa diremehkan. Ia sudah kenal dengan Tsuki sejak kecil. Kedua orang tuanya menjalin hubungan pertemanan jauh sebelum merintis pekerjaan mereka.

Tsuki ingin membantah tapi tak bisa, mengelak tak akan berguna, semua sudah jelas. "Nee-san.. aku ingin keluar bersamamu. Tolong bujuk dia untuk menyetujuinya." Rengeknya lalu bersembunyi dibelakang Ichijo Kazura.

Aoi berkeringat dingin, setinggi apapun statusnya dimata Shinsengumi, Kazura adalah pemimpin Mimawarigumi.

Note: Maafkan kalau ada kesalah pahaman sejarah jepang disini, jujur author bukan orang jepang asli. Yurushite kudasai minna.

"Apa kau memperlakukan adik kecil ku dengan kejam Ao?" Kazura berkacak pinggang. Berbeda dengan Tsuki, Kazura adalah puteri tunggal dari pemimpin Mimawarigumi sebelumnya dan seorang Alpha dominan. Biarpun wanita, auranya tetaplah mampu mencekam omega manapun.

Ekhem...

Jika Tsuki takut pada Aoi, Aoi akan menghormati Kazura, begitupun Kazura, memiliki sesuatu yang ia hormati disisinya.

"Ah.. Ken-chan.." Kazura menyegir. Ia meninggalkan Tsuki dibelakangnya segera dan menghampiri beta tampan diambang pintu.

"..." Tsuki mematung.

Omega's AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang