Tenth: Sence

62 3 1
                                    

BOOM...

Serpihan helikopter tersebut tersebar keseluruh penjuru. Jantung Ryuu hampir berhenti berdetak saat menyadari Tsuki adalah salah satu penumpangnya. Sebelum badai datang, Ryuu melesat mencari keberadaan sang omega dengan kalut.

Puing badan heli masih terbang di udara. Matanya menangkap sosok diudara yang diyakini sebagai Tsuki, mengambang.

"Tidak, tidak... Aku akan menyelamatkanmu." Belum sempat Jet shoesnya sampai, peluru foton mengalir melewati wajahnya, jika saja tak menghindar pasti ia akan mati dalam keadaan mengenaskan.

Slap..

Telingnya berdarah, rupanya itu hampir saja mengenai wajahnya. Ia melihat kearah kanan, dimana seseorang tengah terluka dan memegangi lengan atasnya yang tergores cukup dalam. Tapi dalam keadaan genting begini, dia masih bisa mengendalikan Phantom Shoesnya.

Tujuan mereka sama, yaitu menangkap Tsuki yang terus tertarik gravitasi bumi.

Swoshh..

Seseorang lebih dulu menangkap tubuh Tsuki, dia adalah Shin. "Aku mendapatkannya. Jangan khawatir dan habisi dia..!!" Teriak Shin mendarat disalah satu atap bangunan yang lebih rendah.

Ryuu tersenyum evil, kini ia tak perlu memikirkan apapun lagi, prioritasnya kini adalah menghabisi dalang dari semua penderitaan ini.

"Apa? Kau pikir bisa menghabisiku dengan keadaan seperti ini..??" Ia telah selesai membalut lukanya menghentikan pendarah. Di ambilnya senjata berparas dibelakang coatnya.

Itu adalah AVR  tipe1 yang digunakan para pemimpin militer ketika berperang. Bagaimana ia bisa memilikinya diluar izin? Ah.. Ryuu lupa.. dia adalah panglima militer tertinggi saat ini. Apapun tujuannya, tak ada hal baik yang akan terjadi setelah ini.

Dalam keadaan terbuka seperti ini, vailler tak bisa mengimbangi pergerakan sniper kaliber 5,5mm tersebut.

"Ryuu...!!!! Ambil ini...!!!" Kazura yang sudah sampai diatas membawakan pedang kesayangan Tsuki yang terjatuh.

"Nice shoot Kazura-san.." Balas Ryuu kemudian kembali fokus kemusuh. Dengan ini, tak ada yang bisa menandinginya. Gerakan spinn dilakukan Ryuu mencegah peluru melesat mengenainya, alhasil mereka banyak yang terbelah dua dan sisanya dibelokkan tajam dan menhancurkan bangunan disekitar.

Zzzt... Zztt...

"Gawat..." batin Ryuu persedian heliumnya kian menipis. "Aku harus mengakhiri ini secepatnya.."

Ia melesat dan semakin dekat dengan musuh, Rei. Ia menggunakan bahunya untuk mendorong tubuh besarnya, alhasil keduanya jatuh.

Sebelum sempat menghantam puing bangunan yang hancur, Ryuu mengaktifkan Shield protector. Cahaya neon blue muncul dan membungkusnya seperti bola.

Tuk..

Ujung dingin menyentuh keningnya, ia melirik hanya untuk melihat Rei masih sehat dan tak terluka, untuk apa semua usahanya ini?

Clik.. Clik..

Apa itu? Ia kehabisan peluru? Batinnya. Tendangan mulus diterima Rei dengan telak diperutnya. Kemampuannya mungkin diatas rata-rata, tapi bagaimana dengan tubuh?

Coughh..

Darah segar mengalir dari mulutnya, ia memegang perutnya dan berguling diatas tanah penuh debu.

"Tuan..!!!" Akashi maju dengan cepat dan membawa tuannya kepangkuan sembari tetap mengacungkan senjata kearah Ryuu.

"Tuan.. sadarlah.." Kazura bahkan sempat terhenyuk melihatnya. Tak semua orang jahat kehilangan sisi kemanusiaannya, bahkan manusia paling kejam sekalipun adalah mereka yang berhati tulus namun dikecewakan dan dihancurkan.

Omega's AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang