Twelfth : Good News or Bad News first?

104 4 0
                                    

Pemuda tampan itu sudah bersiap kekantor, namun panggilan masuk membuatnya menunda sementara kegiatannya.

"Ya, ada apa paman?" Sebisa mungkin ia tetap memberikan hormat pada yang lebih tua, baik keluarganya maupun pegawai.
Sopir pribadinya mengatakan jika mobil mereka saat ini mengalami insiden kecil. Butuh waktu untuk sampai dengan yang baru.

"Ah. Baiklah, aku akan menunggu, Paman tidak perlu terburu-buru." Tegur Tsuki agar lebih berhati-hati.

"Ada apa Hmm?" Peluk Ryuu dari belakang usai mandi.

Tsuki mencibir, seharusnya Ryuu mengeringkan tubuhnya dulu. Akhirnya ia yang melakukannya. Sungguh rasanya seperti mempunyai bayi besar yang manja.

Usai bercerita, Ryuu langsung bergerak dan menyiapkan mobilnya. Tsuki terheran-heran, ternyata dia bisa juga tanggap. Sebelum pergi ia menelpon pamannya untuk tidak perlu datang, karena telah diantar sang suami.

"Bolehkan aku ikut?" Rengek Ryuu. Setelah di tanya, Ryuu tidak punya pekerjaan hari ini. Dan alasannya ingin terus di samping Tsuki. Agar bisa bermanja seiap hari. Malam tidak pernah cukup untuknya.

"Oke, tapi kau harus berjanji untuk tetap di ruanganku sampai rapat selesai, oke?" Teganya agar alphanya tidak berkeliaran.

"Ee... Tidak seru. Aku kan mau bermain jadi sekertaris Tsuki untuk satu hari saja." Ujinya bergelayut manja. Tsuki berulang kali berpikir, apa posisi mereka tidak tertukar? Siapa yang tahu jika ternyata seharusnya Ryuu menjadi omega. Manja sekali.

Yang dewasa mengalah, begitu pikir Tsuki, ia setuju.

Berbagai jenis tatapa tertuju pada pasangan itu saat melewati koridor. Ini baru lantai pertama dan mereka sudah heboh minta berfoto. Untunglah mereka pengertian, tahu jika alpha gagah dibelakangnya adalah suami sang bos besar.

"Kembalilah ketempat kalian, sebelum aku potong gaji kalian satu bulan." Selanya melemparkan Death glare.

Alhasil semua lari ketakutan sekaligus segan.

Omegaku sangat keren... Batin Ryuu bodoh.

Akhirnya Ryuu ikut sampai di ruangan rapat, mengejutkan semua dewan yang ada disana.Untuk apa Alpha boss ikut?  Begitu pikir semua orang.

"Jangan pusingkan suamiku. Kalian boleh keluar jika terganggu dengannya." Ketusnya dingin. Ini dilakukan serta merta mengusir anggota dewan pemegang saham wanita yang melirik gatal suaminya. Ia bahkan tak segan-seganl berbicara secara frontal.

Beruntung aku tidak memecat kalian. Ejek Tsuki dalam hati.

Pekerjaan Tsuki jelas berbeda porsinya dengan Ryuu. Menjadi agent butuh banyak tindakan dan perhitungan matang. Tapi berkerja sebagai Sekertaris Tsuki cukup melelahkan. Ia harus mengatur jadwal Tsuki selama satu hari full, memeriksa laporan sebelum ditanda tangani dan menemani ke setiap rapat yang dilakukan beberapa kali.

"Apa kau menyerah?" Sindir Tsuki. Tak semua orang berkualifikasi sebagai sekertaris. Hal dasar yang harus di kuasai adalah waktu.

Kelelahan, Ryuu menyerah dan berakhir di pangkuan sang omega. "Lain kali aku tidak ingin menggoda sekretaris (Black's) lagi. Tsuki bermain-main dengan rambut Ryuu, sesekali menanggapi celotehannya.

Waktunya makan siang dan Tsuki lebih memilih pesan antar keruangannya. Ryuu cukup kagum melihat bagaimana Tsuki mampu menahan keinginannya unuk makan enak. "Kau yakin hanya makan itu saja?" Tanyanya.

Salat buah dan segelas jus jeruk, menurut Ryuu itu sangat kurang. "Tak apa, aku hanya tidak bernafsu, itu saja." Jawab Tsuki. Ryuu cukup sadar beberapa hari ini, wajah Tsuki terlalu pucat dari biasanya. Ditambah setiap pagi ia(Tsuki) akan bangun lebih awal karena mual.

Omega's AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang