Fourth Mission : bagian2

81 4 0
                                    

Hai. Hai.. Ini pertama kalinya saya salam di awal, biasanya waktu mau perpisahan aja ya kan wkwk.. Sorry sorry.. bagian ini kayaknya panjang, dan sebenerya saya bingung mau dibawa kemana ceritanya.. jadi nya ya.. kaya gini.

Gak usah basa-basi lagi ini dia..

...

Mengalami keadaan hampir kritis, Tsuki terbangun dengan nafas terengal. Ia lupa bagaimana akhirnya sampai disini, yang ia ingat, ia hanya dipaksa minum alkohol lalu di cekoki sebuah obat yang ia yakini adalah narkoba jenis baru.

Bahkan setelah melihat jam dinding samping, efek obat itu tidak hilang dalam satu hari. Ia masih merasa pusing dan mual. Apa ini efek obat tersebut?

Cklek.

Pintu terbuka dan menampakkan sepasang iris kemerahan bersinar terang dibawah sinar matahari yang menerpa lembut. "Shin. Ada apa denganku?" Tanya Tsuki masih belum puas.

"Akhirnya kau sadar juga. Kami menemukanmu menggunakan  obat *jenis baru. Aku dan Ryuu terpaksa memompa lambungmu untuk mengeluarkannya. Jika tidak kau pasti sudah kecanduan sekarang dan menginginkannya lagi. Tapi maaf, kami melakukannya dengan lembut." keningnya berkerut. Melihat kebawah, pakaiannya sudah diganti dengan yang baru dan ini adalah kemeja lengan panjang milik Ryuu.

Blush.. wajahnya memerah, membayangkan betapa tak sopan keduanya melepas hingga kebagian dalam pula. Apa mereka menemukannya?

"Tenang saja, kami sungguh tak melakukan papun, kau bisa pegang kata-kataku.." Panik Shin merasa Tsuki sudah salah paham akan sesuatu.

Merasa percuma, Tsuki melupakanya, ia bergegas ingin mandi, tubuhnya sudah sangat tidak nyaman kali ini. Rasanya lengket dimana-mana, dan apa ini? Ia mengintip bagian dalam tangannya yang berlumuran cairan putih lengket dan berbau aneh.

"Ryuuuu..!!!!!!" Teriak Tsuki sembari membanting pintu dan mencuci tangannya.

"Apa? Ada apa? Apa yang terjadi?" Shin melihat kesana-kemari mencari keberadaan Ryuu. Kenapa Tsuki sangat marah? Apa yang dilakukan keduanya saat bersama?

Didalam kamar mandi, Tsuki melempari semua benda untuk mengusir kekesalannya. "Bisa-bisanya dia melakukan itu saat aku tidak sadarkan diri. Awas saja kau Ryuu-kuso"

"Hatchuu..." Ryuu bersin dan mengusap hidungnnya. ia tengah menjalankan misi lain dan merasa seseorang tengah mengutuknya. Dan itu adalah pasangannya, Tsuki. Ia cukup senang setelah semalam melakukan solo dikamar dengan bantuan tangan Tsuki. Sudah terhitung beberapa hari sejak ia dan Izumi melakukannya. Tidak, Ia juga tidak yakin akan bisa tegak ketika melakukannya dengan Izumi, ia sudah menandai omega yang bahkan lebih indah dari bulan baru.

"Makanlah sebelum ini dingin." Shin menyodorkan nampan kayu berisi semangkuk nasi dan sup miso. Jangan lupakan segarnya wangi lemon bercampur madu dan apel diatasnya. "Untuk apa semua ini?" Tsuki merasa diperlakukan seperti seorang puteri oleh ayahnya.

"Ini baik untuk tubuh dan menghilangkan *obat itu dari dalam tubuh. Dan juga aku menambahkan natto kedalamnya." Begitu mendengar nama natto yang ia rasakan hanya kengerian. Bagimana baunya bisa tercium dan lendir me(maaf)jijikkan itu masuk kedalam mulutnya. Reflek ia menutup mulut.

"Haha.. Sepertinya kau sebagian dari yang membencinya. Tapi aku jamin rasanya akan enak, dan ini baik untuk tubuhmu. Jadi kumohon makanlah." Pinta Shin persuasif.

"Zettai.. Aku tidak akan memakannya." Tolak Tsuki terus saja menutup sebagian besar wajahnya dengan tangan.  Bagian mana yang tidak terlihat seperti mengurus bayi besar yang tidak ingin makan, apa lagi natto.

Omega's AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang