Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rose dan Jaehyun akhirnya sampai di rumah Eyang sekitar jam 3 sore setelah menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam. Lingkungan rumah Eyang sangat asri, walaupun bangunannya sangat tradisional tapi entah kenapa membuat Rose nyaman.
"Eh.. wis dateng toh le'? Kok ra minta jemput? (Eh udah datang kamu? Kok gak minta jemput?" Sapa Bude Yuri di ambang pintu, hendak keluar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya Bude, ngapain minta jemput orang deket. Kenalin Bude, temenku, Rose. Ros, ini Budeku.."
"Halo Bude.. aku Rose.." Sapa Rose sambil mengulurkan tangan malu-malu yang langsung disambut hangat oleh Bude Yuri.
"Ayune (cantiknya)... haduh pasti pada capek-capek ya. Yuk masuk pada istirahat dulu, kamarnya sudah Bude bersihkan. Jaehyun nanti kamu tidur di kamar Sungchan ya. Eyang kalau jam segini masih di sawah dia.."
Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah. Dalam rumah sederhana itu tinggal Eyang, Bude Yuri dan Pakde Eunhyuk. Eyang Uti sudah lama meninggal. Bude Yuri mempunyai anak laki-laki bernama Sungchan namun dia sekolah di Jogja.
____________
Malam pun tiba, Jaehyun yang baru selesai mandi menghampiri Eyang dan Pakde Eunhyuk di teras depan.
"Temenmu sudah tidur?" Tanya Eyang begitu Jaehyun duduk dihadapannya.
"Sudah Eyang. Begitu beres bantu Bude cuci piring langsung ke kamar dia. Capek banget kayanya."
"Tadi pas makan malam bersama, Eyang memang sengaja buat dia ngantuk lebih cepat. Mulai sekarang aja ya Le? Tamu yang satu lagi sudah gelisah."
"Waduh kalau begini aku pamit deh ya, gak ikutan" Ucap Pakde Eunhyuk lalu masuk ke dalam rumah sambil membawa segelas kopinya.
Di keluarga Pakde Eunhyuk, yang memiliki kemampuan sama dengan Jaehyun hanya Sungchan. Sedangkan Pakde Eunhyuk sendiri merupakan orang yang penakut. Sejak perginya Pakde Eunhyuk, Eyang mulai memanggil arwah Sehun untuk mendekat, arwah Sehun sebenarnya selalu mengikuti Jaehyun Rose namun dalam radius yang sangat jauh. Tentu saja itu bentuk perlindungan Jaehyun.
Tak lama hawa teras depan rumah Eyang mulai mencekam. Jam menunjukkan pukul 9 malam, namun sekitaran rumah Eyang sudah sepi. Arwah Sehun pun menampakkan diri, Jaehyun bangkit dari duduknya dan berdiri di sebelah Eyangnya.
"Duduk dulu sini dek, ngopi.." Kata Eyang kepada Sehun. Ternyata memang Eyang sudah menyiapkan segelas kopi hitam untuk Sehun.
Tapi tau-tau segelas kopi tersebut ludes tanpa sisa. Mau heran, tapi Jaehyun cuma tertawa remeh melihat bekas kopi di sudut mulut Sehun.
"Huekkk ohock ohock..." Tak lama Sehun merasa dicekik, dia memegang lehernya yang terasa terbakar.
"Ojo ganggu Rose meneh...(Jangan ganggu Rose lagi...)" Ucap Eyang sambil melihat Sehun yang tengah menderita meringkup kesakitan di hadapan Eyang dan Jaehyun.
Tak lama, arwah Sehun berubah menjadi bubuk kopi. Eyang kemudian mengambil kendi yang telah dia siapkan di bawah meja, dan memindahkan bubuk kopi Sehun ke dalam kendi.
"Kendinya biar aku lempar ke laut aja Eyang..." ucap Jaehyun.
"Jangan, biar Eyang yang simpan saja. Lebih aman.. sudah sana kamu tidur, Eyang capek banget." Eyang langsung meninggalkan Jaehyun, karena membuat Sehun menjadi bubuk kopi itu melelahkan.
Jaehyun menatap beberapa butir bubuk kopi yang tersisa di teras. Dia lalu menginjak-nginjaknya brutal.
"Kampret rasain lo jadi bubuk kopi, makan nih sendal gue!" umpatnya yang setelah itu berlalu menuju kamarnya.
Eyangnya Jaehyun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lee Soo Man sonsaengnim🤣
_________________
Maaf updatenya lama banget 🤣 kena writers block (lagi), sebenernya kerangka dan alurnya udah ada sampe akhir tapi kemarin ga punya ide Sehun harus diapain wkwk yang akhirnya gue jadiin dia bubuk kopi. Gue gak jago bahasa jawa dan ga ngerti hal-hal mistis, jadi part ini se ngarang gue aja🤣