0.8

395 72 12
                                    

Sekarang y/n lagi ada di pos satpam dekat gerbang sekolah, lagi nungguin Renjun buat pulang bareng, lagi. Katanya, sih dia lagi ada urusan di kelas seni sebentar, makanya y/n disuruh nunggu dulu.

Sambil menunggu y/n ngobrol dikit sama pak Inyeop— satpam sekolah, sesekali melempar candaan lalu tertawa, jangan mikir yang aneh-aneh, ya. Mereka memang akrab sejak kelas 10 karena waktu itu y/n sempat tersandung terus ditolongin sama pak Inyeop, dan berakhir mereka sedekat ini. Tapi gapapa,
sih kalau pak Inyeop mau pacaran sama y/n, toh Pak Inyeop ganteng juga, humoris lagi. Siapa yang mau nolak?

Ga berselang lama, klakson mobil Renjun menginterupsi y/n dan Pak Inyeop, setelahnya y/n pamit  lalu masuk ke mobil Renjun.

"Seru banget ngobrolnya, gue ganggu ya tadi?" Tanya Renjun sambil tersenyum tipis.

"Engga, kok. Emang udah selesai ngobrolnya tadi."

Renjun cuma manggut-manggut sambil membulatkan bibirnya, mau noleh tapi takut mati. Bahaya bro, takutnya tiba-tiba nabrak terus meninggoy kan ga lucu. Jadi mending Renjun cari aman aja.

Lampu merah bertukar jadi warna hijau, Renjun mau belok ke arah kanan, tiba-tiba ada ibu-ibu berusia sekitar 40-an menyalip mobil Renjun lalu berbelok ke kanan juga, padahal yang menyala lampu sein bagian kiri. Otomatis Renjun menginjak rem mendadak, "eh anjing, goblok!" Pekik Renjun karena kaget ibu itu tiba-tiba berbelok. Akhirnya Renjun menepikan mobilnya sembari menenangkan diri.

Raut wajah Renjun agak susah dijelaskan, seperti marah bercampur kaget mungkin? Refleks tangan y/n terulur mengusap bahu Renjun, "sabar, namanya juga ibu-ibu." Akhirnya tatapan Renjun berubah jadi lebih lembut, kemudian tersenyum tipis menghadap y/n.

Tersadar, y/n menjauhkan tangannya dengan gugup, "m-maaf ga sengaja tadi," ucap y/n sambil mengusap tengkuknya. Renjun mengangguk sambil tersenyum manis.

"Gapapa, makasih ya udah tenangin."

Y/n ikut tersenyum melihat Renjun. Senyumnya Renjun itu manis banget, lekukan bibirnya indah, ditambah mata kecilnya yang berbentuk seperti bulan sabit kalau lagi senyum, manis banget sampe nular ke orang lain kalo dia lagi senyum.

Mereka bertatapan selama beberapa detik, sampai akhirnya Renjun memutuskan kontak mata duluan, aduh dia jadi malu ditatap cewe secantik y/n. "Ekhm, lanjut yuk, bentar lagi maghrib." Y/n mengangguk sebagai jawaban.

Makasih sama ibu-ibu kurang ajar tadi, karena ibu itu Renjun jadi merasa bahagia, karena kalau ibu itu ga melakukan hal tidak terpuji tadi, y/n ga bakal usap bahunya atau membalas tatapan Renjun. Aduh rasanya perut Renjun ada kupu-kupu nya.

To be continued

hy maniez( ͡° ͜ʖ ͡°)

© Lychixtea

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang