2.3

260 45 11
                                    

"Ck, ini beneran kakaknya apa bukan, sih?!" gerutu Renjun saat teleponnya tidak diangkat.

Dari tadi Renjun bolak-balik sambil telponin nomer yang katanya nomer punya Kim Doyoung, kakaknya y/n. Tapi yang Renjun dengar cuma suara mba-mba operator yang suaranya lebih seram daripada suara galon ditengah malam.

'maaf, saat ini nomer yang anda tuju sedang dialihkan. Mohon coba beberapa saat lagi.'

Tak tau ini sudah kali keberapa Renjun nelepon Kim Doyoung, nomernya tetap tidak bisa ditelepon. Capek jadinya. Akhirnya Renjun memutuskan untuk menelepon Yangyang.

"Halo?" Untungnya Yangyang cepat mengangkat telepon dari Renjun.

"Yangyang?" Tanya Renjun.

"Renjun? Dapet nomer gue dari mana Lo?" Tanya Yangyang.

"Ga penting, Lo punya nomer kakaknya y/n ga?" Tanya Renjun lagi. Dia tidak ingin membuang-buang waktu, ini penting.

"Oh, kak Doyoung? Ada k—"

"Bukan, goblok. Yang satunya lagi." Potong Renjun.

"Ngomong, dong." Setelah itu Yangyang langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak membuat Renjun jadi bertanya-tanya.

Sedetik kemudian, ponsel Renjun berdering tanda pesan masuk. Setelah melihat panel notifikasi Renjun langsung saja memencetnya. Itu pesan dari Yangyang, dia mengirimkan nomer telpon Minkyu melalui pesan singkat.

Line
Liu Yangyang

Send contact

Itu, kan?

Iy

Sama-sama

Tanpa ba-bi-bu Renjun langsung menelepon nomer yang dikirim Yangyang tadi.

"Halo?" Tanya seseorang disebelah sana setelah mengangkat telepon dari Renjun.

"Halo, ke Rumah Sakit Neo sekarang. Ini soal y/n." Balas Renjun.

"Loh, y/n ada sama Lo? Lo apa—"

Tuut-

Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Renjun kemudian ia kembali kedalam ruang rawat yang ditempati y/n.

Renjun menghela nafas pelan sebelum mendorong pintu tersebut, saat masuk ia mendapati Kenzo sedang bermain dengan pipi y/n yang terlihat semakin tirus.

"Kenzo?" Panggil Renjun.

Kenzo langsung berbalik dan tersenyum manis, "yes, papa?"

"Ngapain?" Tanya Renjun sembari menarik pelan kursi yang ada di samping brankar untuk dia duduki.

"Unyel-unyel pipinya, gemesh!" Jawab Kenzo antusias.

"Haha, kamu yang gemeesss!" Balas Renjun lalu ikut menguyel pipi dan menggelitik perut Kenzo.

"Aaaa! Hahahaha," pekik Kenzo kegelian.

"Utututu geli, nih. Geli, nih! Hahahaha,"

Ditengah-tengah senda gurau mereka, pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar membuat Kenzo maupun Renjun terjengkit kaget.

"Mana adek gue?!"

Renjun kembali memasang wajah datarnya kemudian melangkah maju mendekati si pemuda.

"Kita bicarain diluar."
























To be continued

Pengen cepet selesein work ini tapi alurnya masih panjang, mengsenyum sj yy😊☝️

semangat puasanya kak, dikit lagi lebaran. mohon maaf lahir batin ya, semoga dapet THR 😍

© Lychixtea

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang