1.7

343 60 1
                                    

Sekarang mereka ada di basecamp 127, lagi nongkrong bareng kakak-kakak. Kurang lengkap sih, disini cuma ada Jaehyun, Johnny, Jungwoo, Taeyong, Doyoung dan Winwin.

"John hyung, sebatz kuy?" Ajak Haechan.

"Kuy," ucap Johnny lalu mengambil sebungkus rokok dan korek api di atas meja.

"Jangan disini, bangsat. Gue ga kuat asap rokok." Ucap Doyoung mengundang tawa seluruh penghuni ruangan.

"Lo kelamaan main sama berkas, makanya ga terbiasa sama asap rokok lagi," ujar Taeyong lalu berjalan menyusul Haechan dan Johnny menuju balkon.

•••

"Hyung, kalo gue naksir sama cewek yang sebelumnya gue benci itu salah ga, ya?" Tanya Renjun pada teman-teman yang lebih tua darinya ini.

"Gak salah, perasaan itu ga bisa dipaksakan. Tuhan maha membolak-balikkan hati hamba-Nya, kalo hari ini kamu benci sama dia, Tuhan bisa bikin kamu jatuh cinta sama dia dalam waktu sedetik doang," Jaehyun menjeda kalimatnya,

"Soal membenci, kita ga boleh sebegitu bencinya sama orang lain, karena setau gue, kalo kita terlalu benci sama seseorang bisa jadi di masa depan kita bakal jadi suka sama dia, begitupun sebaliknya." Jelas Jaehyun.

Penjelasan Jaehyun tadi sukses bikin Renjun overthinking, kalo dia beneran suka sama y/n gimana?

Ya, gapapa sih, toh perasaan memang tidak bisa dipaksakan. Cuman, Renjun kadang sadar sama kesalahan yang dia lakukan dulu. Walaupun setelahnya dia kembali berulah.

Tiririring~

Telepon rumah berdering, Doyoung memerintahkan Jaemin untuk mengangkatnya,

"Halo?" Ucap Jaemin.

Lima menit berbincang dengan penelepon di seberang sana, Jaemin terlihat heboh dan bersemangat.

"JUN, GUE TAU SIAPA PELAKUNYA!" Seru Jaemin kemudian mengambil jaket dan membawa anggota Dream untuk memeriksa kasus y/n.

•••

"Jihan, Soyeon, Minnie, Wonyoung." Gumam Jisung sembari menatap layar komputer didepannya.

Mereka sudah selesai mendengar dan melihat rekaman dan bukti kejadian miris malam itu, mereka semua geram. Bisa-bisanya mengatai y/n yang tidak-tidak.

"Jaem, tolong urusin ini, gue mau ketemu y/n," kata Renjun lalu pergi ke Rumah Sakit tempat y/n dirawat.

Sekitar dua puluh menit membelah jalanan kota, Renjun akhirnya memarkirkan mobilnya di basement rumah sakit, lalu berlari menuju ruang inap VIP 069, tempat dimana y/n dirawat.

Cklek

Y/n yang lagi berbaring sambil nonton TV menoleh kearah pintu. Rupanya ada Renjun yang lagi ngos-ngosan, sepertinya dia panik.

"Y/n..." Panggil Renjun.

Y/n menaikkan satu alisnya, menatap Renjun dengan tatapan bingung, "kenapaa?" Tanya y/n.

Mendengar ucapan y/n yang melebihkan huruf 'a' nya Renjun jadi gemas, tapi dia harus tahan, dia lagi pengen serius kali ini.

"Yang bikin kamu kayak gini... Jihan?" Tebak Renjun, kemudian dibalas anggukan oleh y/n.

Renjun menghela nafas frustasi, anak itu ga ada capeknya ngejar-ngejar Renjun.

"Yaudah, jangan percaya kalo ada suster yang datang kesini, apa pun itu, jangan percaya. Aku udah percayakan dokter buat ngejaga kamu, bukan suster. Oke?" Jelas Renjun.

Seketika y/n jadi panik. Kemarin saat dia baru sadar, ada dua suster yang datang. Lalu semalam, ada suster yang menyuntikkan sesuatu ke kantung infus y/n, katanya itu cairan vitamin penambah daya tahan tubuh. Lalu tepat setelah Renjun memperingati y/n, ada suster yang masuk dengan alat suntiknya.

"Nona y/n, saya suntik du—" ucapan suster tadi terhenti karena melihat Renjun menatapnya dengan tatapan tajam.

"A-ah, sebaiknya saya pergi dulu," ucap suster tadi kemudian berusaha berlari. Tapi dia salah memilih lawan, Renjun berhasil mencegatnya.













Ah... Sepertinya y/n memang tidak diizinkan untuk hidup bahagia di dunia ini.





To be continued

Double nich😘❤️

© Lychixtea

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang