2.0

373 57 0
                                    

Sudah dua hari, y/n masih belum sadar juga. Renjun masih setia menunggu, bahkan ia rela bolos sekolah demi menjaga y/n. Ya, walaupun Renjun memang sudah biasa membolos, tapi kali ini ia benar-benar murni ingin menjaga y/n. Bukan karena males ketemu gurunya.

Dan Kenzo, anak kecil tak bersalah ini masih bersama Renjun. Entah Kenzo ini anak siapa, dia tak mau lepas dari Renjun. Bahkan saat dia dibawa kembali ke Taman untuk mencari orangtuanya, Kenzo bilang dia ga punya orangtua.

Lalu y/n menemukan Kenzo dimana?

Kenzo juga tidak terlihat seperti gembel, bajunya bagus, kulitnya putih bersih bagai susu, dia juga tampan dan sangat menggemaskan.

"Kenzo mau makan dulu ga?" Tanya Renjun pada Kenzo yang sedang bermain bersama mobil-mobilan nya, baru saja dibelikan oleh Renjun tadi pagi.

Kenzo hanya menggeleng, ia sibuk mendorong mobilnya kesana kemari mengelilingi kamar.

"Tapi Kenzo belum makan dari siang, lho. Ini udah jam empat sore, makan ya? Nanti kak Injun sama kak y/n marah, loh." Ancam Renjun pada Kenzo. Ia takut Kenzo ikut sakit. Kalau Kenzo juga sakit, siapa yang akan menjadi penyemangat nya?

Setelah dibujuk dengan embel-embel es krim, akhirnya Kenzo mau makan. Dengan disuapi Renjun tentunya.

"Syuuung~ hap!" Kata Renjun menirukan suara pesawat saat akan memasukkan sendok berisi suapan nasi ke mulut kecil Kenzo.

Setelahnya ia terkekeh gemas melihat pipi Kenzo menggembung karena mulutnya penuh. Ia mengusap rambut Kenzo dengan lembut, dan menatapnya lamat-lamat.

Triing~ Triing~

Suara dering telepon mengalihkan perhatiannya, Renjun langsung menekan tombol hijau ketika melihat nama penelepon yang tertera di ponselnya.

"Jun, hati-hati. Jangan tinggalin y/n. Gue serius kali ini, ada yang lagi mantau kalian." Ujar Haechan dengan nada serius.

"H-hah? Siapa?" Tanya Renjun.

"Gue ga tau, yang jelas kita lagi coba lumpuhin mereka. Jangan kemana-mana, oke?" Jawab Haechan.

"Iya-iya, gue usahain."

Panggilan diputus sepihak oleh Haechan di seberang sana.

•••

"Papa tidak mau tau, pokoknya jangan sampai kamu terlepas dari pemuda Huang itu." Ujar seorang lelaki berperawakan tinggi dengan wajah sangarnya pada anak perempuannya.

"Siap, Pa."

Jujur saja, gadis ini tidak pernah bisa menolak permintaan papanya. Jika papanya memerintahkan sesuatu, ia harus menurutinya, apapun itu. Tapi tentu saja, seorang papa pasti menyayangi anaknya. Dia juga selalu menuruti permintaan anak gadisnya, apapun itu.

Sampai suatu saat, ketika ayahnya menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan yang sebenarnya adalah musuhnya. Semua rencana yang sudah tersusun rapi hancur seketika, digantikan dengan lembar kontrak kerjasama yang baru, rencana baru-yang lebih kotor tentunya.













Kakak-kakak, adek-adek, tuan-tuan, dan nyonya-nyonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakak-kakak, adek-adek, tuan-tuan, dan nyonya-nyonya.

aku mau balik slow update lagi, insyaallah ga slow slow banget kok.

soalnya aku mau nikah sama renjun.g

mau ujian maksudnya, mau belajar. doain aku bisa gapai cita-cita ya oks, walaupun aku juga belum tau cita-cita ku apa. intinya semoga nanti gajinya gede hahaha. masih lama, masih banyak waktu buat persiapin masa depan.


pokoknya ya itu, mau ujian. sekalian istirahat dikit, cape kack belajar mulu. rasanya ajg bngt.


ohiya, aku juga pengen pasang-pasangin banner, sekalian revisi sedikit sedikit, hehe

semoga kalian mau nungguin /tink

Udh ya, makasi sm sm😙

© Lychixtea

Truth Or DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang