6

34 12 2
                                    

Pak andi menghentikan tangan sandrina.

  "Cukup bu, ini semua bisa kita bicarakan" ucap pak andi mencoba menenangkan.

  "Mari duduk"pak andi mempersilakan anak dan ibu itu untuk duduk.

  Pak andi menghela nafasnya berat,memulai pembicaraan dengan serius
"Rara baru-baru ini di grup chat sekolah kita tersebar sebuah foto yang sangat mengejutkan warga sekolah,yaitu foto kamu yang tengah menggoda seorang pria" pak andi menghela nafasnya lagi,
  "Apa benar itu kamu, Rara? "

Karena ia tengah berbicara dengan guru sebisa mungkin menjawab dengan sopan

"Itu bukan saya pak, saya tak pernah melakukan hal seperti itu,itu pasti hanya sebuah editan pak, mohon diselidiki" ucap Rara.

  "iya pak tolong di selidiki lebih lanjut"sang ibu menambahkan.selesainya anak dan ibu itu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

  Sembari berjalan beriringan sang ibu masih saja menatap sinis ke arah Rara, sebenarnya Rara sadar ia tengah di perhatikan, tetapi memilih diam menatap lurus kedepan.

  Memegang erat tangan Rara

" aww, bun mau bawa Rara kemana, Lepasin tangan Rara bun sakit" ucap Rara kesakitan.

  "diam kamu"

Menghempaskan tangan Rara,lalu
"Kamu itu buat malu bunda aja, apa uang yang bunda kasih ga cukup hm?? Sampai kamu melakukan hal seperti itu" Bentak sandrina

  "Bun itu bukan Rara, Rara ga pernah ngelakuin hal kaya gitu" Ucap Rara membela diri.

  "Bunda Ga percaya,sebelum lihat bukti yang benar bahwa kamu ga lakuin itu, Cepat ke kelas hari ini kamu ulangan,ingat peringkat satu Rara" Ucap Sandrina kesal.

  Berlari tergesa-gesa menaiki lift,Tanpa ia tahu sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannnya sembari menyeringai penuh kemenangan.
 
  Kelas Benar-benar hening, seluruh atensi siswa teralih pada kertas ujian yang terletak di masing-masing bangku.

  Tetapi saat ia datang semua siswa mengalihkan pandangan kepadanya, dengan Tatapan menghakimi,Rara tak menyukai hal ini.

Hari-hari disekolah pun berakhir,memakai tasnya lalu bergegas melewati lorong-lorong,menuju lift.
Hal yang tak terduga terjadi.Saat ia berbelok, ada yang menyiramnya menggunakan air belum cukup ternyata disana ia melihat banyak sekali siswa-siswi yang menatapnya penuh kebencian.

  "Hei jala*g ngapain lo hmm? Diem aja perlu gue gampar?"
  "Kalo gue jadi lo si gue milih bunuh diri"
"Malu-maluin sekolah ini aja,kalo mau ngelont* hati-hati donk jangan sampe ketahuan"
  
Semua yang ada disana melontarkan kata-kata yang amat menyakitkan,Ternyata masing-masing dari mereka membawa sampah-sampah bekas makanan, saat Rara berlari mereka semua melemparinya sampah yang sangat banyak, disertai makian-makian kasar yang tak pantas diucapkan seorang pelajar.

Sesampainya di dalam lift ia terduduk lemas,badannya lengket oleh keringat dan air wajahnya tambah pucat, sebenarnya sejak pulang dari party salsa ia sedang sakit sampai sekarang,
Rara berfikir apakah memang ia pantas mendapatkan hal ini? Sekarang ia mulai membenci dirinya sendiri karena tak bisa membuat orang menyukainya.

  Di lain tempat,

Seorang lelaki yang tengah menonton televisi sembari memakan camilan tak sengaja melihat sebuah ponsel tergeletak di sofa dekat tempat ia duduk, mengambilnya dan melihat sebuah grup chat,terdapat sebuah foto,bukankan itu gadis yang ia selamatkan kemarin? Tapi mengapa ia menggoda lelaki hidung belang seperti itu.

  Kembali pada Rara.

Melirik jam tangannya, mati mungkin karena terkena air.
Gadis itu memilih berjalan saja tak mempedulikan bahwa jarak dari rumahnya ke sekolah lumayan jauh, memperhatikan keluarga yang tengah menghabiskan waktu bersama di suatu rumah, mereka terlihat bahagia, pikirnya, disana juga terdapat gadis yang merasa menyadari ia memperhatikan,gadis itu tersenyum Rara memilih tak membalas senyumannya.

  Di sepanjang jalan ada yang melihatnya kasihan, ada yang acuh, ada yang tersenyum padanya, semua ia acuhkan ia tetap merasa sendirian.

Ia bodoh, pikirnya sekarang ia benar-benar lelah berjalan untung ada  sebuah taksi mengarah padanya sekarang,menyetop taksi tersebut dan bergegas masuk.

Sang supir merasa tak nyaman melihat Rara hanya terdiam memberikan pandangan kosong.
Tapi bagaimana lagi Rara adalah pelanggannya, pikir supir itu.

Sudah sampai,Rara memberikan uang pada sang supir, tanpa berterimakasih.

  Sesampainya di dalam rumah ia melihat bi ratna menghampirinya,dan bertanya,
  "Non Rara, kenapa pucat sekali,  rambut non juga lepek"

  "Gapapa bi Rara baik-baik aja"

Bergegas membersihkan tubuhnya, setelahnya bergegas bercermin melihat dirinya sendiri di cermin dirinya cantik, wajah yang proporsional bibir yang tak tipis tak terlalu tebal,hidung yang mungil.

  Sebenarnya jika di perhatikan ia terlihat seperti seorang putri,tubuhnya proporsional,memiliki tinggi 165 cm

Memakai pakaian santainya. Melamun sembari memasukan kakinya,

  Kedalam kolam air yang berada di belakang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Kedalam kolam air yang berada di belakang rumahnya.

  saat ia melihat kolam di hadapannya itu mengingatkannya pada kejadian beberapa hari yang  lalu saat salsa dan teman-temannya mendorong ia hingga terjatuh kedalam kolam yang mengakibatkan ia hampir saja mati.

   Mencatat di buku diary-nya apa saja yang terjadi padanya, sungguh ia merasa lelah! Ulangan kenaikan kelas juga belum selesai masih tersisa 3 hari lagi.

  "Non,non bisa cerita apa aja saka bibi" suara bi ratna mengagetkannya untung saja diary itu tak terlempar.

"Cerita apa bi? Rara baik-baik aja kok" ucap Rara tetap fokus menulis di buku diary-nya.

"Tapi non, no Rara pucat sekali, bibi ga tega"ucap bi Ratna lembut.

  "Rara tunggu bunda sadar kalo Rara sakit bi" Ucap Rara sembari tersenyum

  'ibumu tak kan menyadarinya Rara'batin bi ratna sedih.

  " ya sudah ibu ke dalam dulu ya ra " ucap bi ratna.

  Tak ada sahutan disana, tak seperti biasanya.


13/01/2021

Hayoo kenapa ni

  
 

Tell Me It's Okay !!! (END✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang