Chapter 20 - Lucky

1.7K 164 11
                                    


Tay dan New kini berada di bar milik Bibi Mew. Suatu hal yang sangat disyukuri. Kalau tidak ada kamar ini sepertinya mereka berdua akan lontang-lantung di jalanan.

"Terima kasih Bi.. Terima kasih Mild,"ucap New pada Bibi Mew dan Mild yang telah menyambut mereka dari Chiang Mai.

"Karena aku tahu kalian berdua ini sepasang kekasih, aku ingin kalian berdua jangan berbuat mesum selama disini okay?"titah pemilik bar tersebut yang tidak lain dan tidak bukan Bibi Mew. Tay dan New pun langsung bersemu merah yang terlihat pada pipi mereka berdua.

"Ah ya jangan lupa, tetap akan ada biaya sewa, dan jadinya yang bisa bermusik di barku ini siapa?"tanya Bibi Mew lagi dan Tay pun mengangkat tangan kanannya.

"Aku yang akan bermusik,"

"Baiklah, nanti uang bayaran panggung mu sekali tampil akan ku potong 1/4 untuk bayar sewa disini,"ucapnya dengan tegas.

Tay dan New hanya mengangguk saja. Toh mereka bisa mendapat tempat sebaik ini saja sudah jauh lebih baik.

"Tenang saja Tay, nanti aku akan menemanimu,"ucap Off yang menepuk bahu sahabatnya itu.

"Ah iya. Aku lupa mengatakannya pada kalian, tapi kalian tahu dengan Phi Mek tidak?"ucap Mild di tengah pembicaraan mereka, sedangkan Bibi Mew sudah berjalan ke bawah untuk melayani para pelanggan.

"Ya aku tahu. Dia ketua angkatan tingkat dua di jurusan arsitektur kan?"jawab Tay, dan Mild mengangguk mengiyakan.

"Lalu kenapa dengannya? Jangan-jangan kau sudah berpacaran dengannya ya?"goda Off pada satu-satunya perempuan di situ.

Mild menghela nafasnya, "Y-ya sebenarnya belum berpacaran sih.. tapi ayahnya memiliki kafe di sekitar Bangkok. Katanya mereka juga butuh pengisi lagu disana. Mungkin kau dan Tay bisa mengisi juga disana,"jelas Mild dan Tay mengangguk-angguk sembari memberikan senyuman.

'Setidaknya dengan ini semua aku bisa menghidupi New' pikir Tay.

"Hm.. Papii.. kalau Papii sedang banyak tugas kuliah mungkin Papii libur saja ya nanti?"ucap Gun sambil memeluk kekasihnya itu. Gun tau sifat baik kekasihnya ini yang sering mempedulikan orang lain di atas dirinya. Jadi Gun tidak ingin Off sampai melupakan kewajibannya yang prioritas.

"Huum nanti aku akan izin pada Tay kalau aku memang sedang sibuk, sayangku.."ucap Off lalu mengacak rambut kekasih kecilnya.

"Hm yasudah. Sepertinya aku ke bawah saja ya? Bisa-bisa Bibiku marah kalau aku tidak membantunya,"

"Eh! A-aku mungkin bisa membantumu Mild!"ucap New yang ikut menyusul Mild namun Mild menghentikannya.

"New..  kau dan Tay bisa beristirahat saja eum? Kau juga kalau membantu lebih baik saat siang hari saja. Kalau malam hari lebih banyak orang-orang yang merokok hehe dan itu tidak baik pada kondisi janinmu,"ucap Mild sambil menunjuk ke arah perut New.

"Eh? Kau mengetahuinya?"

Mild mengangguk. "Off memberitahunya. Sebenarnya agar bibi ku juga mau menerima kalian hehe, jadi aku mendengarnya juga. Bibiku tidak tegaan jika itu soal anak. Ya meskipun dia orang yang agak nyentrik tapi dia sebenarnya orang yang peduli kok,"

"Uhm.. kau tidak jijik dengan keadaanku?"tanya New perlahan, dan Mild justru memeluknya dengan erat.

"Hei.. itu tidak menjijikkan sama sekali. Itu bahkan menandakan kalau kamu diberikan keajaiban dari Yang Mahakuasa New.."ujar Mild sembari membelai punggung New. "Aku mau kok jadi Bibi untuk anakmu nanti, hehe"

New tersenyum. "Terima kasih Mild.."

"Yasudah aku ke bawah ya?"ucap Mild kemudian berlalu dari mereka.

No Definition (FLWMBF S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang