Chapter 17 - Mirrors

1.4K 152 11
                                    

"kemana saja kau selama ini?"tanya Tay ketika ia dan New sudah berada di atas ranjangnya. Ranjang dengan penuh kenangan. Sudah sebulan lamanya New menyembunyikan kehadiran calon bayinya dari ayah kandungnya. Tay sangat gembira meskipun ia agak kebingungan. Tapi Tay merasa sangat bahagia. Benar-benar bahagia.  Ia baru tahu kalau ternyata memiliki anak bisa sebahagia ini.

"Tidak kemana-mana, aku hanya menghilang darimu sehari Tay, belum satu tahun"ucap New pada pria di hadapannya itu.

Ada jeda yang cukup panjang. Tay menghela nafasnya sebelum bertanya, "Apakah ibuku yang membuatmu tidak mau jujur padaku?"

New menatap Tay terkejut. "Maafkan aku,"jawab New sembari menundukkan kepalanya. 

"Kenapa kau meminta maaf? Itu bahkan bukan salahmu New. Ini salahku,"

"Tidak perlu menyalahkan dirimu juga Tay. Toh kita sudah bersama sekarang kan?"New kemudian menaruh tangannya di atas tangan Tay dan menggenggamnya dengan erat. "Aku senang kau sudah mengetahuinya sekarang,"

"Apa yang kau rasakan selama ini? Selama mengandung?"

"Tidak banyak, hanya merasa mual lalu kelelahan,"jawab New dengan senyuman lagi. 

"Maaf aku tidak ada disana saat  kau menderita,"katanya kemudian mengangkat tangannya dan menaruhnya di atas perut New. 

"Kau tahu Tay? Aku mungkin menderita. Tapi aku merasa bahagia, karena aku tidak sendirian. Ada jagoanku disini,"ucap New yang menaruh tangannya itu di atas tangan Tay yang berada di perutnya.

"Berjanji padaku ya. Kau akan selalu bersamaku, kita akan selalu bersama. Mungkin tidak akan berjalan baik, akan banyak kerikil ataupun lubang di sana, tapi aku mohon, tetaplah bersamaku apapun yang terjadi. Aku akan berusaha untuk membuat kau dan bayi kita untuk selalu bahagia,"ucapan itu sangat sulit dipercaya oleh New. Bahkan oleh Tay sendiri. Tay yang sering memberikan guyonan dan jarang serius ternyata bisa seperti ini.

"Jadi sebenarnya kita apa Tay?"

"Tidak perlu ada definisi untuk kita, yang penting aku mencintaimu dan kau mencintaiku,"

"Itu sepasang kekasih namanya bodoh!"ucap New yang menjitak kepala Tay namun si pemilik hanya bisa mengaduh pelan dan justru memeluk kekasihnya itu dengan lebih erat.

"Bersabarlah New, Besok aku berjanji apapun yang diucapkan ayah dan ibuku, aku akan tetap bersamamu,"kata Tay sembari menaruh kepalanya di atas perut New, berusaha merasakan kehidupan calon anaknya dibalik sana. 

.

.

.

Dan seperti badai yang tiba-tiba datang, ketika Tay bangun, semua kenangan itu lenyap. Tay memeriksa jam yang menunjukkan pukul 12.00 siang. Dalam hati, Tay merutuki hobinya yang sering sekali bangun kesiangan. Kali ini ia benar-benar merutuki hobinya itu. Saat ia bangun, New yang seharusnya berada di sampingnya benar-benar tidak ada. Ia bangun dan memeriksa semua isi apartemennya, mulai dari kamar mandi, ruang tamu, dapur, ruang makan, namun ia sama sekali tidak menemukan kehadiran New disana.

"kau kemana New?"tanya Tay pada dirinya sendiri.

"Tay? Kau kenapa?"ucap seseorang yang baru saja masuk di apartemen. Tay yang sudah tidak asing dengan suara itu langsung pergi menujunya dan memeluknya dengan erat.

"A-aku pikir kau pergi,"katanya dengan gemetaran.

"Auh pergi kemana eum? Aku hanya mencari sarapan, hm atau makan siang ya? Sudah siang soalnya. Dan tolong ya Tay Tawan! Di apartemenmu tidak ada sama sekali persediaan makanan selain mie instan! Kemarin aku sudah makan mie instan! Aku tidak mungkin memberikan anakku mie instan terus, nanti rambutnya bisa keriting seperti mie! Kau juga! Kalau kau memang menyayangi anakmu tolong beli persediaan makanan yang sehat!"protes New pada pria yang sedang memeluknya dengan erat.

No Definition (FLWMBF S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang