Chapter 4 - Just Wanna Be With You

1.7K 175 1
                                    

"Gun. Jujur padaku,"

"Apakah kau masih menyukai Oab?"tanya Off sesaat ia dan Gun sampai di condo.

"Papii.. kau tidak percaya padaku huh?"ucap Gun dengan tatapan memelasnya. Sungguh Gun benar-benar sudah menduga hal ini terjadi. Off akan menjadi diam jika dia sudah marah.

Gun berjalan ke arah kekasih jangkungnya itu lalu langsung memeluknya. "Papii.. kau harus tau. Gun sangat sangat mencintai Papii. Gun hanya mau bersama Papii. Gun hanya cinta sama Papii. Makanya Gun tidak mungkin suka sama Phi Oab, okay na??"ucap Gun sambil terus memeluknya.

Off tidak bisa berlama-lama mendingin pada Gun, ia benar-benar langsung meleleh ketika melihat tatapan Gun yang hangat itu.

"Aku tahu. Karena aku sangat mencintaimu juga Gun,"ucap Off lalu membelai lembut rambut kekasihnya hingga membuatnya memejamkan mata dan tersenyum. "Jangan pergi dariku na?"lanjut Off.

"Papii juga jangan tinggalkan Gun na?"pinta Gun dan pria di pelukannya itu langsung menganggukan kepalanya tanpa keraguan sedikit pun.

"Jadi papii cemburu eoh?"goda Gun sedikit sambil mencium dada milik prianya itu. Off sadar akan itu dan mengangkat dagu kekasihnya.

"Aku cemburu. Sangat sangat cemburu. Kan sudah ku bilang, Gun kau ini hanya milikku, selamanya akan seperti itu. Okay?"tegas Off menunjukkan aura posesifnya.

"Entah kenapa Gun selalu senang dengan Papii mode posesif seperti ini,"

"Tapi kau harus tahu, aku tidak posesif. Aku hanya ingin kau tau kalau aku sangat mencintaimu dan aku tidak ingin kau bersama orang lain,"ucap Off. "Namun jika kau sendiri memang lebih bahagia bersama orang itu. Aku harus apa eum? Aku sejujurnya hanya ingin kau selalu bahagia. Jika kau tidak bahagia denganku maka aku--"

"Ssttt"ucap Gun karena tidak tahan mendengar Off yang selalu merendahkan dirinya.

"Aku ingin kau posesif dengan ku. Aku ingin hanya kau yang memilikiku. Karena aku sangat mencintaimu. Aku bahagia denganmu Papii.."lanjut Gun dengan tegas. Off terkekeh melihatnya.

"Kau semakin dewasa sekarang Gun,"ujar Off lalu mengacak rambut Gun.

"Aku sangat menyukai dirimu yang posesif. Karena aku tahu Papii tidak akan mengekangku,"kata  Gun lagi dan langsung menyembunyikan dirinya di dekapan dada prianya itu, dan Off hanya mendekapnya dengan lebih erat, menaruh dagunya di atas kepala pria mungilnya. "Mau dimanapun Gun dan Papii, Gun akan selalu sayang sama Papii dan tidak akan pernah mengkhianati Papii,"lanjutnya dengan senyum manis yang selalu membuat Off semakin jatuh cinta.

"Kenapa kau semakin menggemaskan saat mengatakannya eum?"ucap Off lalu mengecup kepala Gun.

"Karena aku Gun,"jawabnya dengan polos dan menatap lagi Off lalu mengecup bibirnya. Off saat itu dengan tanpa ragu, membalas ciuman Gun. Ciuman manis dari sepasang kekasih yang memang sangat mencintai satu sama lain. 





***





Di tempat lain, Tay yang memang tidak bisa menggendong badan New yang sedang lemas hanya merangkulnya dan membawa New ke dalam kamar.

"Kenapa kau sakit huh?"

"Tanyakan pada dirimu yang menghujam pantatku sampai subuh,"jawab New yang langsung menenggelamkan wajahnya ke bantal.

"Bukannya kau yang ingin juga eumm??"goda Tay sambil menusukkan jarinya ke pipi tembam Newwie.

"Ish diam!"ujar New yang membalikkan wajahnya.

"Bokongku sakit sialan! Belum lagi tadi si Phi Earth brengsek memberi persyaratan tidak masuk akal untuk mendapat tanda tangannya,"lanjutnya.

"Yang sabar ya.."ucap Tay lalu mengelus-elus bokong seksi milik Newwie, namun langsung ia hentikan ketika si empunya menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Aku sedang tidak berselera Tay. Tahu gitu kau membeli kondom dulu,"ucap New yang masih dengan keadaan tengkurap tanpa menatap Tay.

"Memangnya masih sakit?"tanya Tay.

"Yasudah sini aku yang gantian!"ucap Newwie lalu berdiri dan mendorong Tay ke bawah tubuhnya dan Tay menatapnya terkejut.

"E-eh! Newwie! K-kau tidak bisa seperti ini!"

"Biarkan saja! Supaya kau merasakan bagaimana rasanya pantatmu ditusuk dengan penis besar dan keras,"kata Newwie yang mencoba mengunci tangan dan pergerakan Tay agar tidak bisa bergerak.

"Memang punyamu itu besar?"goda Tay dan itu membuat Newwie tidak sengaja memperlemah kunciannya dan membuat Tay dengan mudah membalikkan badan New ke bawahnya. Tay tertawa puas melihat Newwie yang kini ada di kungkungannya.

"Ish Tay!! Kau berat!"

"Kau itu lebih berat tau!"ucap Tay lalu mengecup bibir New. "Jangan sok tahu ya! Punyaku itu yang besar, punyamu kecil karena badanmu terlalu besar,"ucap Tay lagi karena New semakin menggemaskan ketika ia sedang digoda seperti ini. Namun New justru menonjok pipi Tay hingga membuatnya terjatuh ke sisi ranjang lain. Bukannya Tay meringis kesakitan, dia justru tertawa.

"Apakah tonjokanku sangat sakit hingga membuatmu geger otak?"kata New sembari menaruh tangannya ke atas kening Tay, tapi yang terjadi New justru ditarik ke pelukannya.

"Tayyy!!!"seru New yang berusaha melepaskan pelukan Tay, namun Tay justru semakin mempererat dekapannya.

"Aku mohon. Sebentar saja seperti ini,"ucap Tay yang melemah. New sadar kalau Tay sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. 

"Huum,"jawab New lalu membalas dekapan Tay, dan Tay kini memeluk New dengan lebih erat sambil menaruh kepalanya di leher New.

"Kau tidak mau cerita huh?"tanya Newwie setelah lima belas menit berpelukan.

"Ayahku ke Bangkok. Bukannya menanyakan bagaimana anaknya, apakah dia sehat, apakah dia lelah menjalani ospek, tapi justru mengancam ku jika aku tidak bisa mendapat nilai bagus di semester ini. Setelah itu dia pergi dan memberikanku sejumlah uang. Haha ayah macam apa itu,"jelas Tay sambil menutup matanya.

"Tay.."

"Aku tahu. Kau pasti akan mengatakan 'cara orang tua mempedulikan anak-anaknya itu berbeda Tay' tapi sebenarnya aku tidak suka dengan cara ayahku,"ucap Tay lagi dan itu membuat New bersimpati.

New mengulurkan tangannya ke arah Surai hitam Tay dan membelainya,

"Kau sudah bekerja dengan baik,"ujar New lalu menepuk-nepuk kepala pria di sampingnya itu.

Tay menatapnya kembali,"Terima kasih New.."

"Ck, kau ini! Aku itu sahabat terbaikmu. Kau bisa andalkan aku untuk apapun, dan lagi aku selalu bersamamu dalam keadaan apapun,"ujar New dan membuat Tay tersenyum, dan senyuman itu membuat New ikut menghangat.

Tay langsung memeluk New lagi, "hanya denganmu saja aku bisa seperti ini,"ucapnya setelah itu.

"Kau kan punya Off dan Gun juga. Seperti kau tidak punya sahabat lagi saja,"ejek New sambil membalas pelukannya.

"Namun jika bersamamu itu berbeda,"ucap Tay yang kini melepaskan pelukannya dari New dan menatapnya dengan tatapan hangat.

"Maksudmu?"tanya New.

"A-aku.."ucap Tay dengan terbata-bata. Ia ingin sekali mengatakannya, akan tetapi lidahnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan.

"Kau kenapa uhm?"tanya New curiga.

"A-aku hanya ingin bersamamu,"

Pada akhirnya kata itu tidak terucap.

















👣👣👣👣👣

No Definition (FLWMBF S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang