EPILOG

2.2K 194 26
                                    

Tiga bulan kemudian..

"Tay bisakah kau diam dan duduk saja disini?"pinta Off yang merasa pusing dengan sahabatnya yang berjalan kesana-kemari penuh cemas.

"Bagaimana bisa aku tenang eoh? New ada disana sedang dioperasi, d-dan.. argh! Aku cemas dan takut Off! Dokter bilang kehamilan seperti ini sangat jarang dan sekalipun ada, jarang yang berhasil!"seru Tay dengan keras hingga membuat ayah Off yang tadinya duduk di samping Off langsung menghampiri Tay.

"Sudah ya.. tenang saja Nak.. kamu berdoa saja supaya semua berjalan dengan baik,"saran Ayah Off sembari menepuk bahunya. Tay pun mengangguk dan duduk, tapi kakinya belum bisa berdiam. Ayah Off sudah seperti ayahnya dan New sekarang, karena ia dan New pun tidak memiliki siapapun yang disebut keluarga.

Tay memejamkan matanya, merapalkan segala doa yang mengucap hal yang sama. 'Operasi berjalan baik, New selamat, anaknya selamat' Tay benar-benar khawatir dengan kondisi dua orang yang disayanginya. Kini Tay tidak memiliki siapapun, kecuali kedua orang yang sedang berjuang di balik meja operasi.

"Tay tenang dulu.."ucap Gun yang datang dan membawa segelas teh hangat. "Aku yakin New sedang berjuang disana,"lanjutnya. Tay hanya mengangguk saja. Perkataan dari siapapun belum bisa membuatnya tenang.

"Tuan Tay Tawan.."panggil seseorang dari ruang operasi. Tay pun dengan sigap langsung menujunya.

"Bagaimana keadaan New dok? Anak saya bagaimana? Apakah mereka berdua baik-baik saja?"tanya Tay bertubi-tubi.

"Tenang dulu Tuan. Tuan New Thitipoom telah berjuang dengan baik. Ia dan anaknya selamat' dan dalam keadaan yang sehat,"ketika mendengar penjelasan dokter, Tay langsung bersimpuh ke lantai dan bersujud syukur. Sungguh tidak ada hal yang paling melegakan selain mendengar ini.

"Lalu dimana New dok?"tanya Tay.

"Ia sedang dibersihkan dan akan dipindahkan ke ruang rawat,"

"Baik dok! Terima kasih banyak!"

Tidak lama kemudian, New pun dipindahkan di ruang rawat VIP. Ayah Off dan Ibu Gun yang memberikannya pada New sebagai hadiah untuk kelahirannya. Salahkan Tay yang hanya menyiapkan uang untuk operasi saja.

"Tay..."bisik seseorang yang baru sadar. Tay pun dengan sigap ke arah suara itu.

"Hin.. kau sudah sadar? Bagaimana kau baik-baik saja eum?"tanya Tay bertubi tubi sembari membelai lembut rambut kekasihnya itu.

"Jangan lontarkan banyak pertanyaan seperti itu Tay.. kau membuat New bingung,"ucap Ibu Gun yang datang menghampiri mereka.

"Terima kasih Bibi.."ucap New perlahan. "Aku baik-baik saja kok Tay.. "jawab New lagi sembari tersenyum. Ia tahu kalau kekasihnya ini sedang dalam khawatir tingkat akut.

"Permisi.. Tuan.. ini bayi anda. Jenis kelaminnya laki-laki lalu Berat badan dan panjangnya normal, ia juga dalam kondisi sehat,"ucap seorang perawat yang datang membawa box dorong dengan bayi tampan di dalamnya.

"Ya Tuhan.. imut sekaliiiii"seru Gun yang langsung kagum dengan bayi di dalam box itu.

"Nah ini mungkin ayahnya mau menggendongnya,"ucap si perawat lalu memberikannya pada New.

Dengan mata yang berbinar, New terlihat sangat kagum dan haru ketika melihat bayi kecil di gendongannya itu. Tay juga memberikan tatapan yang sama ketika melihat buah hatinya itu. "Kau sudah berjuang New. Terima kasih banyak.."ucap Tay lalu mengecup kening kekasihnya. Perlakuan Tay itu membuat semua orang di dalam ruangan menjadi penuh dengan isak haru.

"Hmm nama yang bagus untuknya siapa ya Tay?"tanya Off yang mengacaukan suasana haru itu.

"Eh iya.. eum karena dia kebahagiaan kita bagaimana kalau namanya.. Purim? Pluem Purim?"ujar Tay dan New pun menyetujuinya.

No Definition (FLWMBF S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang