Terkadang rencana kita memang hanya sebatas angan, hanya sebatas keinginan yang kadang sulit terealisasikan. Karena rencana yang matang dan tak pernah gagal, hanya rencana yang di rancang langsung oleh sang Pencipta.
****
Setelah sebulan lebih Adilla memikirkan jawaban atas setiap apa yang di pertanyakan oleh orang-orang disekitarnya, akhirnya Adilla berani mengambil keputusan.
Ini sudah lebih lima hari dari waktu yang diberikan oleh Adnan, sebetulnya Adilla merasa tidak enak. Tapi Adnan juga tidak pernah bertanya dan memaksa agar Adilla segera menjawab.
"Mi, Adil izin keluar sebentar ya." Ujar Adilla pada Ummi nya yang sedang memasak di dapur.
"Gak makan dulu nak?" Tanya Ummi.
"Gak Mi, Adil makan diluar aja. Dah Ummi, Assalamualaikum." Ujar Adilla seraya mengecup tangan Ummi dan mengecup kedua pipinya.
Untuk Ummi Aliya, Adilla tetaplah bayi kecilnya yang manis dan penurut. Sikapnya tidak pernah berubah, selalu saja manja dan romantis.
***
Adilla memarkirkan motornya di halaman salah satu cafe yang ada di Bandung.
Iya memasuki cafe dtan mencari seseorang yang dicarinya. Adilla melihat seorang laki-laki dengan kaos hitam dan celana jeans nya sedang memainkan ponsel di salah satu meja yang berada di pinggir kaca cafe.
Yaa itu dia, Adnan. Perlu Adilla akui jika Adnan terlihat lebih tampan dengan penampilan casual nya seperti sekarang.dengan kulit yang putih dan wajah yang tidak bisa di bilang biasa saja.
"Assalamualaikum," ujar Adilla.
"Eh Wa'alaikumussalam, duduk Dil." Ujar Adnan.
"Maaf lama ya nunggu?" Tanya Adilla.
"Enggak kok, kebetulan tadi aku ada keperluan sebentar di daerah sini." Adilla hanya mengangguk menanggapi perkataan Adnan.
"Pesen dulu Dil, kamu mau pesen apa?" Tanya Adnan.
"Udah kok, tinggal nunggu dateng aja." Ujar Adilla.
"Ohh okeyy, jadi gimana? Ada apa?" Tanya Adnan to the point.
"Soal ajakan kamu ta'aruf, aku udah punya jawabannya." Ujar Adilla.
Adnan terdiam.
"Jadi sebelumnya aku minta maaf soal keterlambatan aku dalam menanggapi ajakan ta'aruf kamu," ujar Adilla.
Lagi-lagi Adnan hanya terdiam.
"Jadi aku terima ajakan ta'aruf kamu Nan," ujar Adilla.
Setelah Adilla mengatakan itu, pesanan Adilla datang.
"Terimakasih ya Mas," ujar Adilla.
Pramuniaga itu hanya mengangguk dan tersenyum.
"Sebenarnya Dil, aku bisa lanjutkan ta'aruf ini. Namun, aku tidak bisa menikah dalam waktu dekat." Ujar Adnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Indah dari-Mu (Proses Revisi)
EspiritualKita tak pernah tau siapa sesungguhnya si fulan yang Allah janjikan itu. Maka, pandai-pandailah menyimpan rasa, maka semesta akan menjagamu. Tak pernah ada yang salah dalam rasa, jika pun itu tak sesuai rencana, yakinlah di depan sana ada hal yang i...