Tak ada yang salah dengan mengungkapkan sebuah rasa, pun tidak ada yang salah jika kita jatuh cinta. Yang salah adalah, ketika kita terus menolak perasaan kita dan membunuh jatuh cinta kita dengan sengaja.
****
Setelah keluar pesantren, Adilla merasa jika hari-harinya terasa monoton. Ia harus pergi ke Kajian sendiri karena sekarang Obi dan Aqila sibuk mengurus SBMPTN nya, dan Az-Zahra sibuk mengurus pernikahannya.
Bicara tentang Az-Zahra, Adilla benar-benar tak mengerti bagaimana akhirnya Az-Zahra dan Ustadz Zidan bisa menikah, tapi Adilla ikut bahagia karena khayalan sahabatnya sejak dulu itu terwujud. Menjadi istri seorang Zidan Fakhri Aliludin.
Adilla sendiri masih tidak menyangka jika Az-Zahra yang manja akan nikah semuda itu.
"Adil, Ummi masuk ya."
"Iyah Mi, gak di kunci kok,"
Ummi Aliya menghampiri Adilla yang sedang duduk di depan meja belajar sembari mengotak-atik laptop nya.
"Adil, ada yang dateng. Katanya temen pesantren kamu." Ujar Ummi Aliya.
"Hah? Siapa Mi?" Adilla bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Laptop.
"Aduh, Ummi lupa tanya namanya."
"Perempuan?"
"Laki-laki."
Adilla mengerutkan keningnya kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Ummi Aliya.
"Siapa ya Mi?" Ujar Adilla mencoba menerka.
"Udah mending kamu samperin aja." Ujar Ummi Aliya.
"Ummi temenin ya?" Ujar Adilla.
"Iyah Ummi temenin dari dalem, di luar rame ko. Banyak orang lewat." Ujar Ummi Aliya.
Akhirnya Adilla pergi menemui seseorang tersebut. Ia mengerutkan dahi ketika melihat jika yang datang adalah Adnan.
"Assalamu'alaikum Dil," sapa Adnan ketika melihat Adilla sudah ada di hadapannya.
"Wa'alaikumussalam, Adnan kan?"
"Iyah, " jawab Adnan sembari tersenyum.
"Kok bisa tau alamat rumahku?" Tanya Adilla.
"Hemm, tau dari Obi."
Adilla sedikit menggerutu dalam hati ketika tau jika Obi telah memberi tahu alamat dia ke sembarang orang.
"Oh.. ada apa ya?" Tanya Adilla.
"Hemm sebenernya saya punya niat baik kesini." Ujar Adnan.
"Niat baik?" Tanya Adilla masih bingung.
"Mungkin ini terdengar terburu-buru, tapi aku mau ajak kamu ta'aruf." Ujar Adnan.
"Ta'aruf?" Adilla semakin bingung.
"Iyah ta'aruf ke arah serius."

KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Indah dari-Mu (Proses Revisi)
DuchoweKita tak pernah tau siapa sesungguhnya si fulan yang Allah janjikan itu. Maka, pandai-pandailah menyimpan rasa, maka semesta akan menjagamu. Tak pernah ada yang salah dalam rasa, jika pun itu tak sesuai rencana, yakinlah di depan sana ada hal yang i...