VII. SEDIH LAGI

5 0 0
                                    

"Dengan melihatmu sedekat ini sudah menjadi candu bagiku"

H A P P Y R E A D I N G🍂

****

Flashback off

Diperjalanan menuju sekolah seorang siswi seragam putih abu-abu dengan atribut sekolah yang lengkap. Ia menggendong ransel berwarna hijau toska dengan sesekali bersenandung kecil.

Terlihat sangat gembira di wajah cantik nya, rambut hitam legam dikuncir kuda yang sangat manis jika melihatnya. Ditambah dengan lesung pipi sebelah kiri.

Amel berjalan disisi trotoar jalan dengan santai padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 dan sebentar lagi bel masuk sudah berbunyi. Namun Amel tetap tidak jalan tergesa-gesa.

Gerbang SMA Gema Bangsa sudah terlihat dan akhirnya perjuangan Amel yang sangat besar dari rumah ke sekolah dengan berjalan kaki. Padahal jarak antara rumah Amel dan sekolah cukup jauh namun Amel tetap nekat kesekolah dengan berjalan kaki. Bukan ia tidak mempunyai kendaraan pribadi tapi ada sedikit kendala dimotor bebek miliknya. Jadinya ia berjalan kaki kesekolah.

Amel melihat kekanan dan kekiri, ia akan menyebrang jalan menuju kesekolah yang terletak diserang jalan yang Amel berdiri saat ini.

Kendaraan berlalu lalang dan sangat ramai maklum masih pagi dan banyak orang yang akan bekerja dan pergi kesekolah. Andai motor Scoopy kesayangannya tidak bocor ban mungkin sekarang ia tidak berdiri disini. Menunggu kendaraan lewat hingga sepi.

Amel mulai menyebrang dikala sepi dan ia merentangkan sebelah tangan kirinya seolah-olah isyarat bahwa berhenti sebentar.

Amel sampai di gerbang sekolah, menyapa pak satpam yang sebentar lagi bertugas mengunci gerbang, dan menghukum murid yang terlambat. Untung saja Amel bisa tepat waktu jikalau tidak habis lah ia oleh pak Jaenudin yang biasa dipanggil pak Jay itu.

"Selamat pagi pak," sapa Amel kepada pak satpam disertai dengan senyuman miliknya ditambah dengan aksen lesung pipi yang begitu terliha sangat manis.

"Pagi neng, Amel. Tumben gak bawa motor?" Tanya pak Jay.

"Motor saya bannya bocor pak, kalau saya tambal dulu pasti saya terlambat dan bakal dihukum sama pak Jay," ujar Amel dengan tangan yang sesekali bertepuk.

Sangat seperti bocah TK.

Pak Jay terkekeh mendengar jawaban Amel. Tentu sangat benar apapun alasannya jika terlambat datang kesekolah akan dikenakan sanksi atau hukuman.

"Yaudah deh pak, saya ke kelas dulu ya. 5 menit lagi bel bunyi. See you pak." Ucap Amel pergi sambil melambaikan tangan kepada pak Jay.

Sesaat sampai dilorong kelas X, Amel berpapasan dengan cowok yang menurutnya sangat menyebalkan. Diantara ratusan siswa disekolah ini, Amel membenci satu siswa yang bisa dikatakan sangat bad. Lihatlah rambut yang sangat tidak rapi dan seragam yang tidak sesuai hari. Sekarang hari Selasa yang seharusnya memakai seragam putih abu-abu namun si cowok ini memakai seragam Pramuka yang seharusnya dipakai besok yaitu hari Rabu. Memang gendeng.

Amel sengaja berjalan kepinggir hingga mepet ke tembok guna menghindari cowok ini. Namun dengan sengaja si cowok tersebut memepetnya.

"Apaan sih anjir, jalan masih lebar. Kenapa lo mepetan gini." Ujar Amel yang terlanjur kesal.

JUST FOR YOU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang