🔆Laki-laki Misterius🔆

445 129 115
                                    

~Malam itu indah dan panjang. Di saat semua orang merajut mimpi tetapi ada pula sebagian yang mewujudkan mimpi lewat lantunan doa~

***

Hidden Paradise by Galuch Fema


Happy reading jangan lupa vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading jangan lupa vote

“Sepertinya apa?” desak Satria penasaran. Ia menginginkan perempuan itu memilih pergi bersama masa depannya bukan bertahan di tempat gelap seperti ini. Astari berhak hidup bebas dan bahagia, bukan menjadi korban perasaan atau pelarian atas kekecewaan masa lalunya.

“Sepertinya aku tidak bisa.”

Satria terperanjat kaget, lagi-lagi jawaban Astari di luar dugaannya. “Maksud kamu?”

Astari mencoba tersenyum. Seburuk apa pun sifat atau fisik laki-laki di sampingnya tak akan ada yang bisa mengubah jika Satria tetap menjadi imamnya.

“Aku akan bertahan di sini dan tidak akan pergi kecuali kamu benar-benar menyuruhku pergi atau maut yang membuat aku pergi.”

Tubuh Satria menegang. Entah mengapa Astari selalu pintar mengeluarkan kata-kata yang membuat dirinya syok dan mati kutu.

“Aku tidak ingin kamu kecewa,” bisik Satria pasrah.

“Tidak akan ada yang membuatku kecewa sekalipun takdir berkata lain,” balas Astari tersenyum menatap Satria. Astari sendiri bisa merasakan jika Satria sangat terkejut dengan ucapannya tetapi Astari sendiri tak peduli. Ia meraih bantal tadi untuk dijadikan tumpuan kepala setelah dirinya berbaring di kursi itu. Tak lupa menutup rapat tubuhnya dengan selimut karena Satria masih berada di tempat ini.

Satria sendiri merasa bimbang untuk kembali ke kamar. Rencananya untuk ke depannya bisa hidup sendiri lagi seperti kemarin ternyata dia salah. Ia menatap Astari yang sudah terpejam, sepertinya malam ini ia juga akan istirahat di sini bersama istrinya.

Astari sendiri bisa merasakan jika Satria perlahan dari kursi ini dengan sangat hati-hati karena takut membuat dirinya ikut terjaga. Ada rasa lega ketika mendengar tongkat itu sudah beradu dengan lantai menandakan laki-laki itu akan pergi. Namun, dugaan Astari salah karena usapan lembut berada di atas kepalanya. Mata Astari terpejam dengan kuat apalagi helaan napas hangat berada tepat di depan wajahnya tetapi ia memilih terpejam sangat erat karena takut kembali pingsan.

“Apa aku akan digigit dan diambil darahnya hseperti yang ada di film-film?” batin Astari terus menduga dan otak juga berpikir hal-hal negatif.

Tak disangka Satria pergi ke kamar membuat Astari lega setalah detak jantung yang sudah seperti lari maraton.

Udara pagi masih berselimut kabut tebal, risiko tinggal di kaki gunung Slamet membuat Astari selalu mandi pakai air hangat.  Setelah menyiapkan sarapan untuk Satria, perempuan itu memandang dinding ke belakang dekat dapur. Ia sangat penasaran dengan apa dibaliknya karena bangunan itu menyatu dengan rumah tua ini tetapi ia tak paham jalan masuknya dari mana.

HIDDEN PARADISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang