🔆Ikrar🔆

559 150 109
                                    

Waktu hanya untuk menyembunyikan luka bukan untuk menyembuhkan perihal luka
***
Hidden Paradise  by Galuch Fema

Semua pasang mata menatap ke arah Astari padahal yang bertanya adalah satu orang saja tetapi ketiga orang lain di sana seakan memaksa Astari untuk bersuara saat ini juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua pasang mata menatap ke arah Astari padahal yang bertanya adalah satu orang saja tetapi ketiga orang lain di sana seakan memaksa Astari untuk bersuara saat ini juga. Apalagi deheman Bapak membuat Astari tersentak dalam lamunannya.

Gadis itu beranjak  dan berjalan perlahan mendekati teras. Malam ini terlalu kelam baginya. Hidup akan berubah lebih buruk jika menerima pinangan laki-laki yang tidak dikenalnya. Namun, jika ia menolak pasti keadaan rumah akan semakin rumit. Orang tua yang akan selalu menyanjung adiknya sedangkan Astari sendiri sudah seperti beban yang akan terus memberatkan orang tuanya.

Astari kembali lagi duduk dan suasana kembali lagi hening setelah bisik-bisik selama ia memilih ke teras.

“Bagaimana?”

Lagi-lagi bapak yang paling mendesak dan penasaran dengan jawaban putrinya.

“Apa sebelumnya saya boleh bertemu dengan putra ibu?” tawar Astari sebelum menetapkan jawabannya.

“Maaf anak saya berpesan jika tak ada pertemuan di awal. Jika  Astari mau menerima  kekurangannya maka dia secepatnya akan mau menikahi Astari.”

Wajah Bapak langsung berseri apalagi mendengar kata menikah.

“Boleh saya berbicara lewat telepon?” pinta Astari semakin penasaran dengan sosok yang digadang-gadang akan menjadi suaminya.

Kedua pasangan paruh baya tersebut saling menatap dan kemudian anggukan Riyanto kepada istrinya membuat wanita paruh baya tersebut mengambil ponsel di dalam tas. Setelah mengutak-atik layar, wanita itu menempelkan pada telinga kemudian terlibat pembicaraan singkat dengan yang dihubungi lewat telepon.

Benda pipih itu sekarang diarahkan pada Astari dengan panggilan yang masih terhubung. Dengan sedikit gemetar, Astari menerima ponsel itu kemudian berjalan kembali menuju teras. Ia butuh waktu berdua dengan yang ditelepon tanpa diganggu orang lain sekalipun orang tuanya, karena ini adalah menyangkut masa depannya.

“Assalamualaikum,” ucap Astari dengan gugup karena ini baru pertama kali mereka berbincang walaupun tanpa saling menatap.
Pembicaraan sangat serius dan memakan waktu hampir setengah jam. Dengan langkah lunglai, gadis itu kembali menuju ruang tamu di mana kehadirannya sangat ditunggu empat orang di sana.

“Bagaimana?” tanya Bapak dengan sangat penasaran. Ia adalah orang yang sangat berharap jika pernikahan ini harus terjadi.

Astari terdiam membuat mereka bertanya-tanya tentang pembicaraan barusan.

“Saya dengan Mas Satria sudah membuat keputusan. Tanya saja sama Mas Satria.”
Astari langsung beranjak masuk ke dalam dan menuju ke kamarnya membuat mereka langsung menatap satu sama lain. Samar-samar sebelum menutup pintu, Astari mendengar Bapak menyuruh sahabatnya untuk segera menelepon anak mereka. Tak lama kemudian terdengar suara hamdalah perihal berita yang mereka terima adalah kabar baik.

HIDDEN PARADISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang