🔆Ikrar Kedua🔆

471 132 138
                                    

~ Kita dipertemukan dalam keadaan baru bangkit dari keterpurukan. Mencoba saling mengisi untuk memberi rasa, berharap ditemukan di waktu yang tepat tak seperti masa lalu yang menyakitkan~

***
Hidden Paradise by Galuch Fema


Happy reading jangan lupa vote sama komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading jangan lupa vote sama komen

Astari berusaha melepaskan dekapan Satria tetapi sangat kesulitan. Laki-laki itu mendekapnya sangat erat bahkan sampai terdengar sangat jelas detak jantung Satria karena kepala Astari tepat di depan dadanya.

"Lepas-"

"Diam, jangan berisik," bisik Satria melepaskan pelukan tetapi tangannya menutup mulut Astari untuk tak bersuara lagi.

Mata Astari membulat ingin protes. Pikiran buruk sudah meracuni otaknya. Ia ketakutan karena Satria tiba-tiba bersikap demikian, tak seperti tadi saat duduk berdua yang sifatnya sedikit melunak.

Satria kembali mendekap Astari tetapi tak seperti tadi karena sekarang sedikit mengendur.

"Pasti lupa mengunci gerbang," bisik Satria di dekat telinga Astari membuat bulu kuduk kembali merinding.

Astari baru ingat karena tadi takut ketahuan saat pulang sehingga tak mengunci, hanya menutupnya saja.

"Memang kenapa?" lanjut Astari ikut berbisik karena ia mulai mencium kecurigaan.

"Sebentar lagi kamu akan tahu," balas Satria sambil melirik ke arah jendela kaca dengan tirai yang sedikit tersingkap.

Benar saja setelah itu sebuah cahaya senter dari luar menembus kaca membuat sebuah cahaya di ruangan ini. Cahaya itu terus bergerak mengitari ruangan ini yang memang didominasi jendela kaca yang menjulang hampir menyentuh atap.

Tubuh Astari sudah menggigil ketakutan, ia bagai dihadapkan pada penjahat yang akan mencelakakannya. Tanpa disengaja ia memeluk tubuh Satria dan membenamkan wajah pada dada Satria untuk mengurangi rasa takut. Denyut jantung mereka berdetak sama cepatnya di situasi yang mencekam seperti ini.

Sebuah usapan hangat di punggung Astari mengisyaratkan semua akan baik-baik saja. Setelah semua aman dan derap langkah di luar sudah tak terdengar, Astari melepaskan pelukan itu sambil menahan malu.

Untung semua serba gelap jadi Satria tak akan paham rona merah di wajahnya.

"Siapa barusan?" tanya Astari masih berbisik. Ia sudah menduga jika orang barusan adalah orang yang sama seperti kemarin yang mengintai lewat jendela kamar.

HIDDEN PARADISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang