Tak semua yang hilang dapat ditemukan. Tak semua yang retak dapat bersatu. Apalagi yang sudah pergi tak semuanya akan kembali.
***
Hidden Paradise by Galuch Fema
Happy ready dan jangan lupa vote.
Astari masih berpikir keras karena Satria tak mungkin menaruh CCTV di kafe tadi atau jangan-jangan menyuruh orang untuk memata-matainya. Astari melirik sekilas sosok itu tetapi tidak untuk wajahnya karena ia sendiri masih takut apalagi sekarang laki-laki itu terang-terangan tak memakai masker.
“Bukan siapa-siapa,” seloroh Astari berlalu pergi menuju kamar.
Sayangnya, Satria dengan sigap memegang tangan Astari tepatnya punggung tangan sehingga menyebabkan Astari mengaduh sakit karena tanpa sengaja Satria menyentuh luka lengannya.
“Ups, maaf,” jawab Satria dengan kaget. Ia sangat paham jika tadi siang telah menyakiti Astari.
Satria menarik lengan Astari dengan pelan sambil menyuruh duduk di sofa dekat perapian.
“Duduklah, nanti aku ambilkan sesuatu!” perintah Satria.
Astari baru sadar jika laki-laki itu berjalan tanpa menggunakan tongkat tetapi masih dengan kaki yang diseret menuju ke dapur. Tak berlangsung lama, di tangan Satria sudah terdapat kotak obat dan segelas wedang jahe tercium dari aromanya.
Astari terkejut karena sekarang Satria duduk di hadapannya tetapi duduk di lantai dengan posisi kaki yang sakit lurus tak tertekuk.
“Kenapa duduk di bawah?” protes Astari hendak bangkit tetapi ditahan oleh Satria yang menyuruhnya untuk duduk kembali di sofa membuat Astari semakin kikuk.
Namun, Satria diam dan tak menjawab pertanyaan barusan. Ia asyik membuka kotak obat dan mencari sesuatu di dalamnya. Setelah menemukan apa yang ia cari lalu mengangkat sedikit ke atas agar terkena sinar lampu dari kamar Astari untuk memastikan apa yang ia ambil adalah benar.
Astari hanya bisa menahan napas dengan apa yang dilihatnya, sepertinya kegelapan sudah menjadi teman hidup Satria selama ini.
“Maaf,” bisik lirih laki-laki itu memegang pergelangan tangan Astari membuat perempuan itu tak bisa berkutik karena tak percaya jika orang sedingin Satria bisa meminta maaf.
Sebelum mengoleskan salep tak lupa punggung tangan di dekatkan bibir membuat Astari langsung menutup mata sambil menata laju jantung yang berdetak dua kali lipat. Embusan hangat di atas punggung tangan membuat Astari membuka mata dan melihat Satria tengah meniup lukanya kemudian segera mengoleskan gel yang terasa dingin mengenai luka lebamnya. Astari sendiri bisa merasakan jika tangan Satria masih terasa dingin bagai mayat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN PARADISE
RomansHitamnya malam yang pekat, seperti kegelapan yang menenggelamkan setitik cahaya. Kesunyian dan kehampaan yang hadir menyimpan sejuta rahasia penuh misteri. Hidup Astari berubah ketika bertemu dengan Satria-laki-laki dingin penuh misteri. Di balik wa...