"Jika ini sudah takdir Tuhan. Pilihan kita hanya dua, menerimanya atau merubahnya."
-Anthozallea-
"Jadi bagaimana perasaanmu, Penduduk baru?" tanya Kakek itu."Kau pasti akan nyaman di sini!" seru seorang wanita yang tersembunyi di balik barisan.
"Tidak ... tidak. Aku tidak akan tinggal di sini. Di mana jalan keluar dari sini?!"
Tasya melihat sekeliling dengan teliti, mencari di mana jalan keluar dari tempat ini.
"Cepat beritahu aku di mana jalan keluarnya?!" Kesabaran Tasya sudah habis.
Tasya mulai panik, ia berlari menuju hutan untuk mencari jalan keluar dari sini. Hutan itu terdapat di belakang rumah-rumah penduduk.
"Tenangkan dia, Zallea!" perintah Kakek itu.
Pemuda pemilik nama itu hanya mengangguk dan langsung mengejar Tasya ke dalam hutan. Ia bernama Anthozallea, cucu dari sang tetua perkampungan Tinclida.
"Masalah ini akan ditangani oleh Zallea. Mari kembali ke aktifitas kalian masing-masing," perintah kakek itu, ia adalah tetua perkampungan Tinclida.
Sebagian besar dari perkampungan Tinclida dihuni oleh para remaja dan anak-anak. Hanya ada beberapa orang dewasa dan lansia di sini. Semua keindahan dan ketenangan yang diinginkan manusia abad ini juga tersedia di sini. Semua terhampar indah seperti lukisan nyata.
Sementara itu, Zallea berlari cepat dan berhasil mengejar Tasya. Beruntung Tasya belum masuk terlalu dalam ke hutan karena pasti Zallea akan kesulitan menemukannya. Zallea berada tepat di belakang gadis itu.
"Tunggu sebentar! Ayo kita bicarakan ini baik-baik. Kau harus menerimanya karena ini sudah menjadi takdirmu," ucap Zallea.
Tasya berhenti ketika mendengar ucapan Zallea, terutama ketika mendengar kalimat terakhir yang pemuda itu ucapkan. Zallea mengampiri Tasya.
"Takdir katamu?! Bagaimanapun caranya aku harus keluar dari sini," elak Tasya.
Zallea menahan tangan Tasya agar gadis itu tidak berlari lagi. "Ayolah ... tidak buruk juga 'kan jika kau tinggal di sini?" bujuk Zallea.
"Dan bagaimana dengan kehidupanku yang lalu? Orang-orang pasti sedang mencariku." Tasya nampak cemas.
"Tidak perlu memikirkan mereka. Semua keindahan alam tersaji di sini dan kau ingin meninggalkan tempat seindah ini begitu saja?" gumam Zallea.
"Di tempat antah berantah seperti ini? Ck! Seindah apapun tempat ini, jika tidak ada keluarga dan sahabatku maka semua ini nampak abu-abu di mataku." Tasya melepaskan tangannya dari Zallea kemudian melipat kedua tangannya di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Jendela Itu
Fantasy"Jangan cepat menilai sesuatu, jika kau belum tahu apa yang sebenarnya terjadi." ------ Terjebak di sebuah perkampungan penuh keanehan dimana tidak ada teknologi dan apapun yang terdapat di abad ini, membuat seorang gadis terkenal di kampus bernama...