Prolog

111 55 45
                                    

Dia terlampau tinggi melebihi bintang, yang tak memungkinkan ku untuk menggapainya.

Harapanku bagaikan balon. Semakin aku gencar meniupnya menyalurkan udara yang begitu banyak, melupakan fakta bahwa kapasitasnya untuk menampung udara begitu terbatas. Balon itu meletus bersama dengan harapan-harapan yang menguap, hatiku hancur melebihi serpihan balon, rasa sakit di bibir akibat letusan balon tak sebanding dengan rasa sakit perasaan.

Suara letusan itu seolah menyadarkan-ku dari khayalan tak masuk akal, menarikku kembali dari bunga tidur dan mengembalikanku ke realita kehidupan.

Kehidupan yang tak bisa kau atur sesukamu serta berjalan semaumu, bukan seperti cerita yang kau ciptakan di otakmu, cerita yang kau atur sedemikian rupa sebagai penghibur dikala tak ada kegiatan. Namun, terkadang di sela-sela malam terbesit harapan, bahwa cerita tak masuk akal ini akan menjadi kenyataan.

Diperdaya ekspetasi, tertampar realita dan dipenuhi keluhan.

Kebayangkan memiliki ekspetasi tinggi namun mendapatkan realita yang tak setara. Rata-rata realita sama dengan ekspetasi manusia, meski tak sama persis. Kemungkinan kecil, realita lebih baik dari ekspetasi. Semua tergantung pada pribadi manusia sendiri.

Seandainya aku tak terlalu memberi begitu banyak udara. Seandainya aku hanya memberikannya gas hidrogen dan helium, tak usah menguras banyak tenaga, membiarkan balon itu lepas meski tak pernah kembali. Rasa sakitnya mungkin tak separah ini.

Kata 'Seandainya' selalu saja muncul di otak, berharap dapat mengulang waktu dan tak melakukan kesalahan yang sama. Mustahil.

Tapi, ujung dari segalanya adalah mengikhlaskan. Merelakan ia yang telah pergi dan menyambut ia yang datang, cukup dikenang tanpa harus merusak masa yang akan datang.

Tuhan, salahkan umatmu yang paling sempurna tapi tak luput oleh dosa ini berharap, berharap lebih terhadap kehidupan serta manusia didalamnya? Tak ada yang lebih baik selain memohon serta menyembahmu di kehidupan ini. Aku percaya cerita kehidupan atas ijinmu akan lebih sempurna daripada cerita khayalan yang sering ku buat di setiap malam penghujung tidur.

NGA.


Minal aidzin, yang nulis amatiran.😌

Nokia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang