Dengan paksaan Arian, akhirnya Wiji menyerah juga. Arian tidak memaksa Wiji untuk menceritakan semua yang terjadi pada Firda, tapi Arian memaksa Wiji untuk mempertemukan Arian dengan psikiater yang menangani Firda, dan tentu tanpa sepengetahuan Firda.
Wiji mengatur janji, dan jadwalnya sore ini. Arian bolos les, ia diantar Wiji pergi ke rumah sekaligus tempat praktik sang psikiater selain di rumah sakit. Di sepanjang jalan keduanya hanya diam. Wiji sadar kalau Arian yang selalu menghadapi PTSD Firda, sama seperti Wiji, bahkan mungkin lebih parah. Sejak kejadian Alena yang membuka seluruh mainan Firda untuk Rivan, Wiji sadar kalau rasa keingintahuan Arian makin tinggi, meski sebelumnya Wiji bisa percaya kalau keduanya sudah tidak ada masalah apapun lagi.
Saat bertemu, di awal mereka hanya mengobrol basa-basi, perkenalan, Wiji memperkenalkan Arian adalah anak sambungnya. Pun sebenarnya si psikiater ini sudah tau, sebelum Wiji benar-benar menerima lamaran Doddy, ia lebih dulu mengkonsultasikan tentang pernikahan keduanya ini, tentu berhubungan dengan Firda. Karena meski Firda terlihat tenang dan lupa dengan masa lalu, ia tetap tidak stabil.
Selanjutnya, yang masuk ke ruang praktik hanya Arian, Wiji menunggu di luar. Dibanding seperti ruang berobat, ruangan dokter kejiwaan ini seperti ruang tamu biasa, ada sofa, meja, hiasan, bunga, seperti rumah biasa. Mungkin maksudnya untuk kenyamanan sang pasien, pun bisa Arian akui kalau ia memang nyaman disana, namun tidak dengan hatinya.
Arian tidak menunggu ditanya, atau apapun yang akan dikatakan perempuan berambut ekor kuda ini, Arian lekas bercerita, pelan-pela, semua ia ceritakan dari awal ia datang sampai kejadian semalam. Emosinya jelas terlihat, kadang ia kesal, kadang sedih. Ya, memang banyak sedihnya, bahkan tidak jarang Arian hampir benar-benar rebas. Masih bisa ia tahan seperti biasanya, sampai kerongkongannya sakit.
Maksud dan tujuan Arian menemui psikiater Firda ini bukan semata-mata Arian ingin juga diobati kejiwaannya, atau ia ingin tau track dari kejiwaan Firda, tidak. Arian hanya ingin diberitau apa yang sebaiknya ia lakukan agar bisa membantu Firda, membantu Firda benar-benar mengikhlaskan masa lalunya. Rasanya kalau hanya trauma dengan kecelakaan, yang Firda takuti hanya saat kecelakaan saja, tapi nyatanya tidak.
Firda diselimuti hampir semua dari masa lalunya dengan Rivan, bukan hanya kecelakaannya saja.
Arian cerita soal mainan Firda, cerita apa yang dilakukan Alena dan bagaimana respon Firda. Kacau. Hanya mendengar cerita dari Arian, Karyani sang psikiater bisa melihat bagaimana kacaunya Firda, pun ia melihat jelas pria yang duduk di sofa dengan menunndukan kepala ini sedang kesakitan. Tiap katanya ditahan, bukan dilepaskan.
"Saya pernah bilang ke Firda, soal kamu. Kalo kamu ini bisa jadi orang yang nyelamatin Firda, tapi bisa juga jadi orang yang justru makin buat Firda jatoh."
Arian makin menunduk.
"Tapi selalu saya tekankan sama Firda, untuk buat kehadiran kamu ini sebagai orang yang justru bisa buat dia lupa soal masa lalunya, lepas juga dari PTSDnya." Terangnya lagi. "PTSDnya emang soal kecelakaan, kalo kamu tanya kenapa jadi merembet kemana-mana dan hampir semua soal Rivan bisa buat Firda begitu, ya karena saat kecelakaan itu Firda sama Rivan. Rivan juga sampe meninggal. Mungkin kalau Rivan gak meninggal, yang buat Firda trauma sekarang cuma soal kecelakaan aja, terutama motor."
"Tapi.. soal kecelakaan itu, bukan Firda yang salah. Kalo aja Rivan hati-hati, mereka gak bakal kayak gitu. Terus, kenapa jadi Firda yang kayak.. ngerasa bersalah sama semuanya, soal kematian Rivan juga. Kan gak adil. Bukan salah Firda."
Karyani menarik napas seraya mengembang senyum lebar. Benar, memang maksud dan tujuan Arian mendatangi Karyani untuk mencari tau apa yang harus Arian perbuat agar bisa menyelamatkan Firda, namun yang Karyani lihat, Arian juga perlu diselamatkan. Ia berjuang sendiri dan menghadapi langsung seorang Firda. Selama ini menahan sakit dan hanya memendam, sebelum akhirnya Arian meledak, Arian sudah harus diselamatkan. Arian harus dibantu sebelum membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kiss We Shouldn't Do (BL 20+) [COMPLETE]
Fiksi UmumMemulai sesuatu yang sulit dihentikan adalah keputusan yang salah. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝐑𝟐𝟎+, harap bijak dalam memilih dan membaca cerita. publikasi pertama : 1 Januari 2021 publikasi terakhir : 30 Ja...