[10] Our Time ~ The Last

8.6K 662 308
                                    

Guys, sebelum kalian scroll ke bawah, baca ini dulu. Di part ini akan banyak flashback, jadi kalian harus benar-benar fokus ya biar gak buyar mengerti alur ceritanya.

Oke silahkan. . .



***



"Jadi, Secret Admirerku selama ini adalah kau.....Karina."

Karina memejam kuat kedua matanya. Akhirnya ia ketahuan. Namun tetap saja ia masih bertahan dalam posisi yang sama, berdiri membelakangi Winter. Sama sekali ia tidak bergerak, bahkan menggerakkan satu jarinya saja tidak ia lakukan.

Winter menghentikan langkahnya tepat 5 meter di belakang Karina. Ia hanya menatap punggung gadis yang sedang dilanda kecemasan itu. Entah bagaimana perasaan Winter sekarang, matanya sayu tetapi bibirnya menunjukkan sebuah senyuman haru.

"Rin~" panggilnya lembut. Mendengar hal itu Karina semakin kuat mengepalkan kedua tangannya. Sungguh Karina sangat takut dan bimbang. Kini ia yang di landa dilema. Berusaha sekuat mungkin mengatur nafasnya yang memburu.

"Jimin-ah...." lagi, Winter melakukannya sekali lagi. Memanggilnya dengan begitu lembut, dimana nada bicara itulah yang sangat Karina sukai dari Winter. Ia terus berusaha bertahan agar tidak berlari menuju Winter dan memeluk gadis itu. Jantungnya bahkan sudah seperti tak tahu lagi bagaimana bekerja dengan benar.

"Jimin-ah~"

'Hentikan, Win. Jangan memanggilku seperti itu.'

"Jimin-ah, berbaliklah. Aku sangat membutuhkanmu."

'Ku mohon, Winter. Hentikan.' Karina sungguh di buat tak berdaya oleh Winter. Ia hampir tak bisa menahan diri untuk memeluk gadis mungil itu. Hati Karina luluh setiap kali Winter memanggilnya seperti itu, bak bongkahan es yang langsung mencair begitu saja.

"Yoo Jimin~"

Sungguh. Karina tak bisa menahan diri lagi. Perlahan ia membalikkan langkah, hingga kini ia sempurna menghadap Winter, pandangan mereka bertemu dalam satu garis lurus. Ia temukan pandangan lembut Winter dengan mata yang sudah berkaca-kaca, sementara itu,

Winter tersenyum haru mendapati siapa yang ada di hadapannya saat ini. Itu benar Karina. Dia benar-benar Karina Yoo Jimin, gadis yang ia sukai sekaligus ia cintai. Wajahnya sama seperti tadi, tidak berubah sedikitpun, cantik yang di hiasi rona pucat.

"Sejak kapan, Jimin?....."

'Jangan, jangan bertanya.' Bisik Karina dalam hati.

"Sejak kapan kau mulai melakukan ini?"

Karina menjatuhkan pandangannya ke lantai, ia tidak tahu harus bagaimana menjawab. Sungguh, jika bisa ia ingin menghindari tatapan Winter bahkan pergi dari hadapan gadis itu. Karina sangat gusar.

"Katakan padaku, Jimin-ah. Sejak kapan?"

'Jangan beri aku pertanyaan yang sulit untuk aku jawab, Wiwin.' Karina menggigit bibirnya. Sungguh ia bingung antara menjawab atau tidak. Karena sesungguhnya Karina merasa, ah entahlah.

"Hei, jangan takut, Jimin. Aku hanya Winter, bukan orang lain."

Karina terus saja bertahan dalam kebungkaman. Namun Winter tidak menyerah, ia pun sama. Menatap tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari gadis yang berdiri tertunduk itu.













"Apa kau ingat 2 tahun yang lalu?....." Winter semakin memfokuskan pandangannya saat mendengar Karina mulai bersuara. Karinapun perlahan mengangkat kepalanya dan sekali lagi tatapan mereka bertemu.

Secret Admirer || WinRina Vers. [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang