10. when the cherry blossom bloom

184 33 10
                                    

5 tahun yang lalu....

Matahari bersinar cerah siang ini. Bunga sakura bermekaran indah. Berjatuhan menyentuh tanah dan jalanan beraspal. Dibawah pohon itu, ada tiga anak yang sedang bermain. Mereka adalah Daniel, Sunoo dan Taki.

Ketiga anak itu terlihat bahagia, seakan dunia hanya penuh dengan kegembiraan. Berlari kesana dan kemari dengan tawa yang menemani.

Setelah lama bermain, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dibawah sebuah pohon sakura yang tengah bermekaran. Taki membawa sebuah tumbler dan membagikan isinya kepada kedua temannya.

Daniel menengadah. Menatap langit dibalik bunga bunga sakura yang tengah bermekaran indah. Cahaya matahari masih terasa silau meski ia berada dibawah pohon yang rindang dan penuh dengan bunga sakura.

Melihat Daniel sibuk menatap langit. Taki akhirnya mengikuti teman nya. Ia menatap langit. "Apa langit akan selalu cerah seperti ini?"

Sunoo dan Daniel menoleh. Mereka saling menatap dan bertanya satu sama lain. "Sepertinya tidak." Jawab Daniel yang telah kembali menatap langit.

"Kenapa?" Mereka menoleh pada seseorang yang baru saja sampai dengan membawa sebuah sepeda. Taki tersenyum sumringah saat tahu bahwa orang yang datang adalah Niki.

"Katanya tidak ikut main." Sunoo menyahuti adiknya. Niki hanya mengeluarkan cengirannya.

"Tadinya iya, hanya, Seokjin hyung menyuruhku untuk menjemput Sunoo hyung. Jadi setelah aku mengantar hyung, aku akan kembali kesini dan bermain bersama Taki dan Daniel." Jelasnya panjang lebar.

Niki mendekat dan menarik Sunoo yang sudah pasrah akan dibawa pulang. Tanpa basa basi, Sunoo naik di kursi boncengan dan Niki mulai melajukan sepedanya. "Aku akan segera kembali." Teriak Niki.

"Iya!" Taki melambai kearah Niki yang mulai menjauh, sementara Daniel tersenyum melihatnya.

"Memangnya kenapa tidak ikut main?" Sunoo bertanya saat mereka masih berada di atas sepeda. Tak ada jawaban, membuat Sunoo mendengus.

"Tak enak kepada Daniel?"

"Bukan." Jawab Niki akhirnya.

Sunoo berdecih, "Lalu?"

"Tidak ada." Ucapnya ambigu, "Tapi hyung, perasaanku tidak enak. Kita harus cepat."

Sunoo mengernyit heran, "Maksudnya?" Namun tak ada jawaban lagi dari Niki yang meningkatkan kecepatan laju sepedanya.

Detak jantung Niki berdetak lebih cepat. Perasaan tak enak mengerubungi dirinya, jadi ia cepat cepat mengayuh sepeda untuk sampai ke panti asuhan. Sedangkan, Sunoo yang tengah diam menoleh kebelakang. Matanya menyipit tatkala melihat sebuah mobil Van hitam pergi dari tempat dimana ia bermain dengan Taki dan Daniel.

Anak itu menepuk Niki yang sedang fokus mengendarai sepeda. "Niki! Berhenti."

Niki sedikit menoleh. "Ada apa Hyung?" Ia lalu menghentikan sepedanya dan menatap Sunoo sepenuhnya.

"I-itu..." Sunoo menunjuk kebelakang dan Niki sedikit memiringkan badannya untuk melihat ketempat dimana mereka bermain tadi. Disana tak ada Daniel dan Taki. Dan tak jauh dari sana ada sebuah mobil Van hitam yang melaju menjauhi tempat itu.

Dengan wajah terkejut, ia turun dari sepeda dan mulai mengejar mobil yang sudah pasti tak akan terkejar olehnya. Sunoo terkejut dan hampir saja terjatuh dari sepeda, "eh, Niki! Tunggu!"

"Taki! Daniel!" Ia pantang menyerah dan mempercepat larinya. Ia berlari sambil berteriak. Namun tenggorokannya tercekat dan membuat suaranya semakin parau. Pandangannya pun mulai mengabur dan kakinya melemas.

Semakin lama, mobil Van hitam itu semakin jauh, membuat Niki memperlambat langkahnya dan akhirnya ia berhenti. Kakinya tak terasa lagi akhirnya ia terjatuh dan menangis dibawah bunga sakura yang bermekaran.

Tangisnya pecah, "Taki!" Teriaknya disela sela tangisnya. Seakan menyahuti tangisannya, bunga sakura perlahan berjatuhan menemani kesedihan Niki yang tak bisa ditahan lagi.

••• Mother •••

Daniel mengerjapkan matanya, pandangannya sedikit buram. Kepalanya pening. Anak itu berusaha untuk duduk sembari memegangi kepalanya. Ia melihat sekitar dan menyadari bahwa ia sedang berada di dalam sebuah kamar tidur.

Kamar ini terlihat rapi dan bersih. Seakaan tak pernah ditempati sebelumnya. Daniel melihat sekeliling, ia sungguh asing dengan tempat ini, namun matanya melihat sebuah miniatur kapal antik yang terbuat dari kayu. Itu adalah hadiah ulang tahun yang diberikan ibunya setahun sebelum peristiwa naas itu terjadi.

Jadi, apa ini rumah Ibunya? Tapi bukannya ibu Daniel telah meninggal? Atau ayahnya yang sekarang menguasai rumah ini?

Pertanyaan demi pertanyaan muncul di otak Daniel dan membuatnya semakin bingung. Lalu pikirannya sampai pada salah satu kemungkinan paling mustahil. Apa ibunya masih hidup?

Daniel menggeleng saat pikiran itu terlintas. "Tidak, kalau mom masih hidup. Dia pasti sedang mencariku. Iya, dia pasti mencariku." Gumamnya.

"Lagi pula jika memang benar mom masih hidup kenapa dia tidak pernah mencoba untuk menghubungiku." Ucapnya yang diakhiri kekehan.

"Jika ini adalah perangkap Dad, maka aku memang harus keluar dari sini. Jay hyung pasti mencariku. Aku yakin dia pasti mengikuti mobil tadi."

Ia bangkit dan mendekati pintu namun langkahnya terhenti ketika mendengar teriakan Jay. Seketika Daniel tersenyum, namun senyumnya luntur tatkala mendengar percakapan Jay dengan seorang bersuara bariton.

"Kau tau insiden lima tahun lalu? Itu semua ulah wanita gila itu!"

"Maksudnya apa?"

Suara langkah terdengar, Daniel mempertajam pendengarannya. Dna selanjutnya yang ia dengar membuat kakinya lemas.

"Dia mencoba membunuh anakku!"


••• Mother •••

Note:
Halo semua!!
Udah lama banget gak update.
Udah berdebu ya lapak ini😂
Jadi aku ini pengen banget nyelsesain cerita ini, biar beban pikiran aku ini. Cuman masalah rl juga gak bisa aku tunda. Untuk apdate selanjutnya, masih gak tentu yaa.

Makasih yang masih baca cerita ini, juga yang masih nyimpen lapak ini di library kalian.

Oh ya, sama aku ganti unname yaa. Maaf kalo namanya agak susah🥺

Luv you all ❤️

MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang