Matahari tampak hampir tenggelam sepenuhnya, sinar jingganya memancarkan aura yang tak bisa Jay jelaskan. Pemuda itu duduk di depan kemudi sambil memerhatikan matahari yang hampir tenggelam.
Ia tak bisa berhenti tersenyum karena beberapa waktu lalu, ia baru saja mendapatkan SIM dan itu membuatnya otomatis memiliki mobil yang sedang ia duduki.
Setelah beberapa lama duduk ia akhirnya keluar dari mobil untuk mencari udara segar. Ia melihat pantulan cahaya matahari yang tergambar di atas permukaan air danau. Iya, Jay belum beranjak dari danau itu. Udara di sini lumayan hangat. Meskipun akan segera menjadi dingin kembali saat malam.
Saat sedang asik-asiknya, tak sengaja ekor matanya menangkap seseorang sedang berjalan menuju danau. Di dekat danau ada segerombolan orang dengan mobil Van hitam yang terparkir tak jauh dari mereka.
"Sial!" Umpat Jay, "Itu kan anak buahnya uncle Matthew!"
Segera saja ia berlari menuju mereka. "Daniel!"
••• Mother •••
Kamar nomor 23. Niki menghela nafas saat berada didepannya. Sudah lama ia tak menjenguk Taki, sahabatnya. Setelah meyakinkan dirinya, Niki akhirnya mengetuk pintu.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Taki, ini aku. Niki. Aku boleh masuk kan?" karena tahu Taki tak akan menjawab, Niki akhirnya memutuskan untuk masuk.
Namun saat ia masuk, ia dikagetkan dengan Taki yang sudah berada di samping pintu. Wajahnya memelas dengan pandangan yang bergetar. Membuat Niki khawatir.
"Taki?!" anak berusia empatbelas tahun itu kaget saat melihat Taki seperti itu. "Ada apa?"
"Niki tolong! Tolong!" Taki memegang tangan Niki yang kini berpegangan tangan padanya. "Jangan biarkan Daniel kesana. Dia dalam bahaya!"
Niki speachless. Pikirannya melayang pada kejadian lima tahun lalu. Kejadian yang membuat Taki trauma sampai ia berakhir seperti ini. Apa monster itu mengincar Daniel?
Sementara itu, Taki masih menunggu jawaban Niki. Karena sahabatnya itu tak kunjung membalas, ia akhirnya mengguncang bahunya. "Niki! Niki! Aku mohon Niki!"
"I-iya. Aku akan telepon Kei hyung." Niki segera mengeluarkan ponselnya dari saku, membuat Taki antusias.
Wajah lugu Taki terlihat sangat ketara saat Niki mendekatkan ponselnya ketelinga. Setelah beberapa lama menunggu akhirnya telepon Niki diangkat.
"Niki? Ada apa?" tanya Kei disebrang sana.
Segera saja Taki menarik ponsel yang awalnya ada di tangan Niki. "Kei hyung!" teriaknya sesaat setelah ponsel itu sudah berada ditangannya.
Kei yang sedang berada di mobil itu kaget saat mendengar suara Taki. "Taki? Ada apa? Butuh sesuatu? Bisa bilang ke Niki dulu ya, hyung sedang ada urusan penting."
Taki menggeleng seraya menutup matanya, "Bukan itu." Suaranya terdengar bergetar.
"Lalu apa, Taki?"
Anak itu melirik Niki, dan dibalas anggukan oleh Niki. Setelah menghela nafas Taki angkat bicara. "Daniel. Dia dalam bahaya."
Disana Kei mengernyit heran. "Daniel dalam bahaya?"
Taki mengangguk, meski tau Kei tak bisa melihatnya. "Monster itu. Daniel dalam bahaya."
"Jangan biarkan Daniel ke Danau itu lagi!" Teriak Taki, sebelum ia menutup telepon. Membuat Niki mencoba menenangkan sahabatnya itu, karena ia berkeringat hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother
Short Story[discontinued] Daniel tak pernah mengira bahwa semua berlalu begitu cepat. Seakan baru saja kemarin semua terjadi dan sekarang sudah tujuh tahun sejak tragedi itu. "I love you, Mom ..." -au, angst -Daniel I-LAND kimheuning, 2020 zachwafr