Langit mendung mengudara pagi ini. Butiran salju terlihat begitu tenang menghujani bumi di bulan Desember. Daniel duduk dipinggir kasurnya sambil menatap jendela yang berembun karena hujan salju yang tak berhenti sejak dini hari tadi.
Banyak yang bersarang di pikiran Daniel. Tentang percakapannya dengan Yoonwon semalam. Selama lima jam ini pikirannya bercabang kemana-mana. Bahkan pada ucapan aneh—yang lebih mengarah ke ambigu—yang di ujarkan remaja berumur lima belas tahun itu.
"Bagaimana ibumu akan datang, sedangkan ia bahkan tak pernah pergi darimu." potong Yoonwon cepat. Anak itu lalu meletakkan tangan Daniel di bahu sang empu. Lalu menggerakkan tangan Daniel ke bahu kiri sang empu."Di sini."
"Ia akan selalu berada disini. Selamanya."
Daniel menoleh saat pintu terbuka. Yoonwon yang muncul dari balik pintu. "Sedang apa kau?"
Anak itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya, "Nothing." Daniel angkat bahu, membuat Yoonwon menghela nafas.
"Ayo pergi."
Daniel segera turun dari ranjang dan menyusul Yoonwon yang telah terlebih dulu keluar kamar. "Kemana?"
"Sekolah." Jawab Yoonwon dengan sedikit delikan. "Kau tak akan pergi ke sekolah?"
Daniel menegakkan bahunya, lalu menyimpan kedua tangannya kedalam kedua saku celana kainnya. "Entahlah." Jawabnya acuh tak acuh.
Yoonwon menoleh dan menatap bingung adiknya ini, "Kenapa?"
Sekali lagi anak bermarga Kim itu mengendikkan bahu, "Nanti juga kau akan tau alasanya."
Yoonwon berhenti sejenak lalu memandang punggung Daniel dengan geram. "Kau!" geramnya
"Sini kau! Akan kuhabisi kau!"
"Aw, sakit! Apa-apaan kau?"
"Kau yang apa-apaan?!"
••• Mother •••
Suasana sekolah hari ini ramai, mungkin karena hari ini adalah hari Ibu juga Natal akan segera datang. Sekolah Daniel hari ini mengadakan pertunjukkan untuk hari Ibu sekaligus menyambut Natal. Jalan-jalan setapak menuju gedung di penuhi para orang tua yang akan menyaksikan anak mereka tampil hari ini.
Yoonwon menoleh pada Daniel yang sedari tadi menunduk tak jauh dibelakangnya. Remaja berumur lima belas tahun itu berhenti sejenak lalu merangkul Daniel dan mereka berjalan beriringan. Yoonwon hanya tersenyum saat Daniel menatapnya aneh.
Lalu Remaja bermarga Kim itu berbisik, "Just look straight, don't dare you turn your head!" ucapnya dengan penekanan disetiap katanya. Daniel hanya diam tanpa menajwab ucapan Yoonwon.
Mereka berpisah saat di koridor, Yoonwon pamit menuju perpustakaan sementara Daniel berbelok ke kantin karena lapar. Sebenarnya hanya untuk menghindari atensi orang-orang, tapi sepertinya ia salah tempat. Kantin jauh lebih ramai dari yang ia bayangkan.
Daniel menghela nafas dan berniat berbalik. Namun, niatnya itu ia urungkan karena mendengar sebuah suara yang berasal dari pojok kantin. Disana ada segerombol siswa yang sepertinya sedang mengolok-ngolok seseorang.
Karena penasaran, Daniel mendekat dan berdiri di samping siswa lainnya yang sepertinya tengah membicarakan segerombolan siswa itu.
"Siapa namanya?"
"Jo Kyungmin."
"ah, kasihan sekali dia."
"Dia harus bekerja part time dan diperlakukan seperti ini disekolah. Sangat menyedihkan sekali hidupnya."
Daniel melirik siswa itu, membuat sang empu menoleh kaget dan segera pergi dari tempatnya. Daniel hanya mendengus dan kembali menoleh pada segrombolan siswa yang sekarang telah hilang. Disana hanya terlihat seorang remaja kurus yang tengah menunduk sambil sesekali membereskan kekacauan di meja.
Tatapan mereka sempat bertemu untuk beberapa saat. Namun, Lelaki yang diketahui bernama Jo Kyungmin itu memutus kontak dan melanjutkan pekerjaannya.
Sementara itu, Daniel kebingungan dengan yang baru saja terjadi. Seakan lelaki itu mencoba berbicara padanya lewat pandangan mata. "what was that?"
••• Mother •••
Panggung untuk pertunjukkan lusa hampir selesai. Bangku penonton sudah setengah terisi juga beberapa dekorasi telah terpasang. Sekarang Yoonwon dan beberapa teman yang lain tengah melanjutkan pekerjaan mereka. Sementara Daniel, entah pergi kemana.
Seorang remaja lelaki memperhatikan seseorang yang tengah duduk di bangku taman sekolah. Ia sedari tadi ragu, apa ia harus menghampiri anak itu atau tidak. Namun belum sempat ia berjalan untuk mendekati anak itu, ada seseorang yang lebih dulu duduk di samping anak itu. Membuatnya mengurungkan niatnya untuk berbicara pada anak itu.
"Mungkin lain kali." ucapnya lalu berbalik meninggalkan tujuan awalnya.
Daniel yang tengah duduk dibangku taman menoleh saat seseorang duduk disampingnya. Ia kaget saat melihat bahwa orang itu adalah Jo Kyungmin, orang yang tadi ia lihat di kantin.
Kyungmin menoleh dan menatap Daniel seolah bertanya 'kenapa kau melihatku seperti itu?'. Daniel dengan canggung menoleh lagi kedepan. Dan keheningan yang tercipta diantara mereka.
"Kau tidak kedinginan?" tanya Daniel tanpa menoleh. Ia berusaha untuk memulai pembicaraan karena sepertinya Kyungmin bukan tipe orang yang bisa memulai percakapan.
Bukannya menjawab pertanyaan Daniel, Kyungmin malah berucap, "Hari ini Hari Ibu."
Daniel menoleh bingung. "Lalu?"
Kyungmin menoleh dan menatap Daniel, "Kau tak pergi?"
"Kemana?" tanya Daniel bingung.
"Danau." Jawab Kyungmin yang membuat Daniel terkejut, "Hari ini hari Ibu. Kau tak pergi kesana?"
••• Mother •••
Note:
Gak sabar nonton eps 9, semoga Daniel, Sunoo sama Jay gak ada yang ke-Dropout😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother
Short Story[discontinued] Daniel tak pernah mengira bahwa semua berlalu begitu cepat. Seakan baru saja kemarin semua terjadi dan sekarang sudah tujuh tahun sejak tragedi itu. "I love you, Mom ..." -au, angst -Daniel I-LAND kimheuning, 2020 zachwafr