6. Perandaian

10 2 0
                                    

"Karena kita enggak pernah tau, kapan Tuhan bakalan manggil kita buat pulang ke tempat-Nya."
—Mang Jeje

MANJUSHA—

"Hahaha anjing, senjata makan tuan dong." kata Sharga sambil tertawa membuat Leon kesal.

Sedangkan Pilar yang tidak mengerti artinya hanya cengengesan tidak jelas. Mana mukanya kaya yang enggak punya dosa. Kan Leon jadi makin kesel liatnya.

"Tuh si Lingga ama Gama." tunjuk Leon menggunakan dagunya ke arah Lingga dan Gama yang sedang berjalan menghampiri mereka.

Arya, Sharga dan Anil yang memang posisinya membelakangi Lingga dan Gama kemudian berbalik badan.

"Anak Bina Bangsa nantang lo buat maju malem ini." ujar Gama mengarah kepada Sharga ketika cowok itu sampai di hadapan Sharga. Sedangkan Lingga yang berada di samping kiri Gama hanya diam. Membiarkan Gama yang menjelaskan kepada teman-temannya.

Sharga menaikkan alisnya, "Lawan gua siapa malem ini?" tanya Sharga.

"Bena." jawab Gama.

Sharga hanya menggangguk paham.

"Oh, Bena jadi anak Bina Bangsa nih?" tanya Anil kepada gama. Gama hanya mengangguk kalem sebagai jawaban.

- - -

Saat ini Sharga dan Bena sudah bersiap dengan motor masing-masing yang berada di belakang garis start.

Bena memandang sinis ke arah kanannya. Dimana ada Sharga yang menatap fokus ke arah depan.

Bena Umbara,
Sepupu jauh Sharga yang sejak dulu membenci Sharga. Menurut Bena, Sharga itu selalu mendapatkan sesuatu hal yang tidak bisa ia dapatkan.

Sharga memiliki semuanya. Nyaris sempurna. Setidaknya itu yang dipikirkan oleh Bena, dan Bena tidak suka akan hal itu.

"1..."

Bena mengalihkan pandangannya ke arah depan dengan fokus ketika hitungan ke-satu keluar dari bibir perempuan berpakaian seksi memegang bendera yang berdiri di depan Sharga dan Bena.

"2..."

Suara deruman motor keduanya bersahut-sahutan. Dibarengi dengan sorak-sorai penonton di pinggir jalan yang digunakan untuk balapan.

"3..."

Tepat hitungan ke-tiga, Sharga dan Bena sama-sama menancap gas sekencang mungkin, menandakan keduanya tak mau mengalah. Ya, memang siapa juga yang mau mengalah saat balapan, padahal baru saja dimulai? mungkin ada, tapi bukan salah satu dari mereka berdua.

- - -

Saat ini Sharga berada di posisi pertama dengan Bena yang berada dekat di belakangnya. Sharga beberapa kali menoleh ke belakang untuk melihat posisinya dengan Bena. Ia tak mau kecolongan oleh Bena yang memang tidak bisa dikatakan bodoh dalam hal balap motor.

Sharga bergeser ke kiri ketika ia merasa Bena akan menyalipnya dari sebelah kiri. Laju kecepatan motornya ia tambah untuk menjaga jarak motornya dengan Bena. Terlalu berbahaya jika motornya berada pada jarak sedekat tadi dengan motor Bena.
Tadi saja sepupunya itu beberapa kali sengaja menyenggol bagian belakang motornya dan membuatnya oleng. Untung saja, dengan cepat ia dapat menyeimbangkan motornya kembali.

MANJUSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang