Part 2.

6 3 0
                                    




                Sudah dua hari Mila dan Dio tiba di Jakarta, mereka harus mengurus keperluan ibunya dan juga sekolah barunya, Mila kembali kerumah setelah mengantarkan ibunya yang harus di rawat dirumah skait husus kejiwaan dokter bilang surat rujukan dan recomendasi dari dokter Agnes diterima sehingga ibu perlu perawatan selama 1 minggu, untuk permulaan.

                Jantung Mila berdebar ketika ia sudah tiba di depan sekolah baru nya, kaki nya berhenti begitu langkah nya menapaki gerbang sekolah yang begitu besar , ia menarik nafas kuat-kuat untuk menyemangati dirinya sendiri. Namun baru juga sekali isap napas, Mila langsung terbatuk-batu karena terkejut mendapati suara klakson dari mobil lexus-Ux berwarna putih di belakang nya.

Mila pun langsung membalikan tubuhnya dengan wajah tidak percaya mendapati si pengendara mobil saat menjulurkan kepalanya keluar kaca, lelaki tampan tak memiliki perasaan itu malah membunyikan klakson nya berkali-kali. Mila yang tersadar langsung memberikan jalan untuk mobil putih tersebut.

                Semua mata tertuju pada sebuah mobil yang baru saja memasuki pekarangan sekolah itu menuju parkiran, siapa lagi jika bukan berandalan Keno sang penguasa sekolah.

Keno pun turun dari mobil nya, dengan tatapan acuh dan tak perduli tanpa memeprdulikan seragam yang tidak rapih ia berjalan menuju kelas nya, di ujung sana sudah ada beberapa wanita yang menunggu kedatangan sang Casanova,

Keno pun terus berjalan tanpa memperdulikan mereka yang sedari tadi terus memperhatikan nya. Kaki panjang nya bergerak bebas menaiki setiap anak tangga menuju IPA-2.

"Tumben lo gak telat" Tanya Ivan salah satu sahabat Keno

Ivan yang sedari tadi memperhatikan siswi-siswi yang berjalan mengikuti di belakang Keno pun hanya bisa bergeleng-gelengkan kepalanya saja.

"Lo sekali kedip aja bisa dapat berpuluh-puluh cewek No kalo mau" kata Radit menyahut.

"Ambil buat lo semua" Ucapnya dingin berlalu sambil memasukan kedua tanganya ke saku celana,

Mila berderap tak tentu arah di sebuah koridor, lalu menoleh kebelakang tak ada siapapun yang bisa di tanyakan, karena bel sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.  ia mengederkan pandangannya, berusaha mencari pintu yang tampak seperti ruang kepala sekolah. Tapi lagi-lagi yang ia temukan hanya beberapa kelas yang sedang melakukan kegiatan belajar, Mila baru saja akan berbalik ketika matanya menatap sebuah papan bertuliskan "Ruang kepala sekolah"

"Tok..tok"

"Ya,masuk" terdengar suara dari dalam.

Mila langsung masuk mengikuti instruksi dari suara yang terdengar dari dalam dan menyuruhnya masuk.

Gadis kurus itupun langsung duduk di setelah di persilahkan oleh Pak Eddy Soemargo selaku kepala sekolah di SMA barunya tersebut.

"Nilai mu bagus-bagus nak, bu Meta sudah banyak cerita dengan saya, kamu sebantar lagi bisa ikut bu Meta ke kelas mu"

Mila pun hanya mengangguk mendengar kan semua ucapan dari kepala sekolah barunya, Bu Meta yang di maksud oleh pak Eddy barusna adalah seorang guru kerabat dari dokter Agnes yang membantu Mila masuk kesekolah tersebut, sesuai janji dokter Agnes.

                Ipa-2, kelas Mila, suasana ruangan kelas Nampak berisik, karena guru mereka belum juga tiba, tidak perlu meunggu lama, Mila kini sudah berada di depan kelas, untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"Anak-anak, kalian dapat teman baru, Ibu harap kalian bisa akur dan membantu Mila, Mila pindahan dari SMA di Yogyakarta, silahkan Mila perkenalkan dirimu nak"

Mila pun menganggukan kepalanya dan berjalan sedikit maju.

"Ha..iii, saya Mila, semoga kita bisa menjadi teman"

Last Words Gift🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang