Part 22

298 26 0
                                    


Double up

"Huh" helaan nafas jisoo terdengar nyaring di dalam ruangan itu.

Sudah hampir setengah hari ,jisoo mengerjakan skripsi nya. Namun pikirannya tidak pernah fokus .

Sudah tiga hari jisoo,terlihat gelisah. Namun ia masih enggan menceritakan semuanya kepada seokjin.

Jisoo menatap message di ponselnya. Pesan yang mengganggu pikirannya sejak semalam. Belum lagi masalah tiga hari yang lalu.

Jisoo menghela nafas kasar.
Ia kembali mengingat semuanya.

Flashback on.

"Jin,nanti sepulang dari kampus,aku akan langsung kerumah ayah. Aku merindukannya,sudah dua bulan kan aku tidak mengunjungi appa"ucap jisoo.

"Berarti nanti aku akan menjemputmu kerumah ayah"ucap seokjin yang tengah fokus menyetir.

"Tentu,aku akan mengabarimu nanti"

"Baiklah,ingat jangan keluyuran"peringat seokjin

"Sejak kapan istrimu ini keluyuran hmm,bahkan aku yang seharusnya mengatakan kepadamu,jangan sampai kau menyukai siapa itu,hmm.....won...won....ah...sowon"ucap jisoo setelah berpikir keras mengingat nama itu.

"Yak,dia hanya sahabatku bodoh,bagaimana bisa kau berpikir sekotor itu,"ucap seokjin menjitak kening jisoo.

"Yak, sakit bodoh,aku membencimu"ucap jisoo memalingkan wajahnya.

"Apa,kau mencintaiku"ucap seokjin seolah tuli dengan apa yang jisoo katakan

"Benci,sangat dan sangat membencimu"ucap jisoo semakin kesal.

"Yah,aku tau bahwa kau mencintaiku,bahkan sangat mencintaiku bukan"ucap seokjin lagi.

"Aku membencimu bodoh"ucap jisoo yang makin kesal,bahkan wajahnya sudah Semerah tomat.

"Jika kau memang membenciku,lalu mengapa kau tidak turun,bahkan ini sudah 5 menit setelah kita berdebat,dan sudah 10 menit yang lalu kita sampai"ucap seokjin menggoda.

Jisoo menatap sejenak keluar,lalu menatap seokjin dengan tatapan tajam. Netranya tidak lepas dari seokjin .

Jisoo keluar dari mobil seokjin,dan membanting kasar pintu itu dengan wajah kesalnya.

Sementara seokjin hanya terkekeh melihat raut wajah kesal jisoo yang menurutnya sangat imut . Seokjin
segera berlalu dari tempat itu
.

"Jika,Lo gak dijemput sama suami tampanmu"goda Hana.

Gadis yang baru beberapa Minggu ini dekat dengan jisoo.

"Tidak,hari ini aku sedang ada urusan keluar"ucap jisoo yang masih fokus merapikan perlengkapannya.

"Jis,kita duluan ya"ucap Mark yang sudah berdiri di depan pintu,tidak lupa hanbin yang selalu berdiri di sampingnya.

Jisoo mengangguk .

"Aku duluan Han"ucap jisoo meninggalkan Hana sendiri.

Sekitar sepuluh menit perjalanan jisoo sampai dirumah appanya.
Jisoo berjalan menelusuri halaman rumah yang lumayan luas.

Tepat saat jisoo memegang gagang pintu ia mendengar sesuatu.

"Bahkan kau tak punya hak,tentang anak itu"ucap seorang pria bersuara baraton.

"Benar kata suamiku,bahkan kami akan dengan mudah menyuruhnya menandatangani surat perceraian,dan kami akan menjodohkannya dengan anak dari perusahaan Jung ,kau tau bukan itu perusahaan ternama di dunia"sahut gadis itu.

"Dan bahkan kau tak akan pernah bisa hidup ketika kau melihat,seorang gadis manis yang kau anggap sebagai putrimu tidak menganggapmu ada ,"

"Miris sekali hidupmu bodoh,kau hanya menghabiskan waktu untuk membesarkannya"

Entah disadari atau tidak,airmata jisoo jatuh secara berlomba-lomba. Jisoo segera berlari menjauh dari rumah itu, apa maksud mereka ingin memutus hubungan jisoo dan seokjin.

Jisoo terus berlari,dan tanpa sengaja menabrak seseorang.
"M-maaf"ucap jisoo dengan suara khas orang menangis.

"Hey,mengapa kau menangis eonnie"ucap pria itu.

Jisoo yang tidak merasa asing dengan suara itu mencoba untuk menatap pria yang berdiri dihadapannya itu.

.......................................................................

See you next part

Thank for watching
Sudah menyempatkan membaca cerita ini


Gak terasa udah 2K.
Padahal ini cerita hanya keisengan aku aja.ಥ‿ಥಥ‿ಥಥ‿ಥ

I love you all.


Salam dari author gila ini😭😭
Jangan lupa vote ya.




TAKDIR CINTA ||JINSOO|| ^Complete ^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang