Januari 2021
SMA Dhanajaya, salah satu sekolah favorit di Bandung. Selain karena letaknya yang strategis, lulusan dan siswa disini terkenal dengan macam macam kebolehannya juga dikenal sebagai the trophy robber atau perampok piala. Jika siswa di sini mengikuti lomba tidak sedikit peserta lain akan hilang kepercayaan dirinya.
Tapi, sekolah ini tetap seperti sekolah pada umumnya.
Terlihat seorang siswa dengan seragam yang tak rapih mengedap-endap kearah belakang sekolah, mencari jalan yang akan ia gunakan untuk keluar dari tempat menimba ilmu ini sebelum waktunya.
Ia berjalan mundur untuk memastikan tidak ada siapapun yang melihatnya,
brukk!
Astaga. Apa yang baru saja ia tabrak. Tapi ia yakin ia menabrak seseorang, habis sudah juga ini guru. Ia memejamkan mata dan memberanikan diri juga pasrah jika orang dibelakangnya ini adalah pengajar.
“AGAS?!”
Cowok yang dipanggil Agas itu menautkan halisnya dan membuka matanya, ternyata bukan guru, wajahnya tak asing.
“l..lo sepupunya galas?”
perempuan itu mengangguk semangat.
“agas, mau bolos?”
“ha e-enggak!”
“tenang aja gas, gue juga kok! lagian kalo ga bolos ekspresi lo gaakan gitu tadi, lo pasti ngira gue guru kan?”
“iya iya!”
“yaudah ayo! tadi bu puspa ngejar gue kita kayanya gabisa lewat jalan biasanya, bakal ketauan!”
“astagfirullah sorcha!”
Dengan segera Agas menarik tangan Sorcha, mencari jalan tercepat untuk meninggalkan sekolah ini. Sepertinya harus manjat.
“agas agas tunggu!”
Sorcha menghentikan langkahnya mau tak mau Agas pun begitu karena ia menggenggam tangan cewek itu.
“lewat sini,” kini Sorcha yang menarik Agas kearah belakang pohon besar yang ada di depan mereka yang ternyata terdapat pintu tua disana. Meskipun jalannya sedikit susah Sorcha dan Agas berhasil keluar dari sekolah tanpa ketahuan oleh guru yang katanya mengejar mereka tadi.
“lo tau darimana pintu itu?”
“kata temen, katanya itu pintu ajaib. jangan dibilang ke yang lain ya!”
Agas mengangguk.
“emm, gas! lo mau bolos kemana?”
“kenapa?”
“gue ikut ya!”
“terus lo ngapain bolos kalo ikut gua?”
“panjang deh ceritanya, boleh ya ya ya?”
“gua mau ke warti, galas nanti nyusul lo gaakan dimarahin?”
“orang dia yang ngasih tau gue pintu itu”
Agas mengangguk, lagi. Kemudian melangkah maju meninggalkan Sorcha di belakangnya.
“ih agas gue ikut!”
“iya ayo sorcha.”
Sorcha mengembangkan senyumnya lalu menyusul Agas dan menyamakan langkahnya.
“panggil gue oca aja ya! biar makin akrab he.. he..”
“dari tadi juga lo udah so akrab”
Dua sejoli itu berlalu, berjalan melewati pohon pohon yang menjadi saksi bisu pertemuan mereka, karena siapa sangka maksud takdir membawa Oca bukan hanya sampai warti saja tapi terjerumus masuk ke dalam masa muda Agas juga.
Dan jalanan Bandung, menjadi awal dari kisah Agasca.
![](https://img.wattpad.com/cover/232691642-288-k80376.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASCHA
Teen Fiction"ga semua yang menurut agas baik itu bener bener baik, lo gabisa ngatur bahagianya orang dan lo gabisa ninggalin bahagianya lo, gas." Agasta Abimana, 17 tahun. Masa muda, tuntutan orang tua, teman & cinta. © jeffrcys, 2021 . . . semua yang aku tulis...