Sejak kapan dia makan bakwan??
"kok diem? ayo masuk keburu meja kantin penuh ru" ujar dewi sambil menarik tangan biru
"sabar can, kantin masih belum rame kok"
"bodo, kita duduk disini aja yah" balas dewi memilih tempat duduk di pojok
"si makmur mau nyusul kesini gak?" tanya biru
"wait aku cek dulu, katanya sih sebentar lagi dia kekantin"
"yaudah kita makan pesen duluan atau mau nungguin si makmur?" tanya biru
"pesen duluan aja deh aku udah lapar banget" jawab dewi sambil nyengir
"yaudah aku pesen dulu, kamu seperti biasa kan??" tanya biru sambil menatap dewi yang fokus memainkan hpnya
"iyyaps, eh tapi minumnya ganti deh aku mau es teh aja" jawab dewi tanpa mengalihkan pandangannya dari hp
karena gemas melihat dewi yang sangat fokus dengan hpnya, biru dengan jahil menutup mata dewi dengan menggunakan tangan kanannya dan menarik kepala dewi untuk bersandar ke biru yang dimana posisi kepala dewi sejajar dengan perut biru yang sedang berdiri
"ah biruu rese banget sih ini udah hampir menang aku, tuhkann aku jadi kalah" ujar dewi sambil memasang wajah cemberutnya
"kamu sih diajakin bicara malah fokus dengan hp kamu, lain kali kalau orang ngomong tuh di tatap lawan bicaranya"
"kan nanggung ru" ujar dewi dengan tampang memelasnya
"tetep aja bae jangan kayak gitu lagi yah ke orang lain" ujar biru sambil mengusap kepala dewi
"oke dear, yaudah gih sana kamu pesen aku beneran lapar ini" ucap dewi sambil mengelus perutnya
"uhh kacian macan lagi lapay yah? pengen mamam?" tanya biru dengan suara cadelnya
"iya nih macannya biyu lapay pengen mamam" jawab dewi sambil menahan tawanya
setelah mendengar jawaban dari dewi biru mengusap kepala dewi dan pergi ke warung bakso yang berada di samping kanan warung cemilan yang kebetulan menjual beberapa jenis mie. saat menuju kewarung biru memeriksa saku celana dan almamater yang dia kenakan untuk mencari dompetnya, tanpa memerhatikan jalan di depannya dia menabrak seseorang yang berlawanan arah dengannya yang membawa segelar air minum
brukk
"astaga sorry-sorry gue gak sengaja" ucap seseorang yang di tabraknya sambil membersihkan almanya yang terkena air dingin tersebut
"gak papa, sorry gue juga gak hati-hati tadi" ucap biru sambil membuka almamater yang dia gunakan dan melihat sosok yang sudah menumpahkan minuman dingin yang mengenai almamaternya
"ali? sorry li gue gak sengaja numpahin minuman gue ke lo"
"gak papa, gue juga salah tadi" ujar biru sambil berjalan menuju warung bakso
prilly heran dengan respon biru yang tidak seperti biasanya, saat prilly ingin kemejanya bersama digo kakinya tidak sengaja menendang sesuatu "loh ini punya siapa? apa ini punya ali?" tanya prilly
saat prilly membuka dompetnya dia melihat foto yang menampilkan gambar perempuan dari belakang "ini siapa?" tanya prilly kepada dirinya sendiri. Saat memikirkan gambar tersebut prilly tidak menyadari seseorang yang merebut dompet yang dipegangnya
"lo terlalu lancang buat buka-buka dompet orang lain" kata biru sambil merebut dompet yang dipegang oleh prilly
"sorry gue gak maksud buat buka dompet lo, gue cuman mau cari tau siapa yang punya dompet ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Believe Me
Non-FictionAku menyukainya.. Dia itu sudah menjadi pengendali mood ku.. dia mungkin tak selalu bersamaku, tapi aku selalu bersamanya.. dia selalu ada disaat aku membutuhkannya -A- Entahlah.. bagiku dia itu biasa.. aku tidak tahu kenapa kau begitu menyukainy...