LDK osis kini berjalan dengan lancar, peserta LDK sudah menerima materi selama dua hari satu malam dan malam ini adalah malam yang dinanti oleh para peserta dan juga panitia yakni jurit malam.
Namun, kegiatan tersebut hanyalah sebatas angan semata tepatnya pada sore menjelang magrib saat biru, ketua osis, dan salah satu mantan ketua osis angkatan sebelumnya berdiskusi ringan di depan ruangan rapat dikagetkan oleh salah satu panitia yang tiba-tiba lewat di antara biru dan alumni osis tersebut. Mereka terkejut akan kehadirannya yang tiba-tiba dan sedikit tidak sopan melewati senior.
Tetapi, bukan itu saja yang membut mereka terkejut tapi hawa dingin yang datang bersamaan dengan panitia tersebut yang membuat mereka merinding.
Mereka bertiga serempak menoleh kedalam ruangan melihat panitia tersebut yang duduk menghadap kearah mereka bertiga yang berada didekat pintu rapat dengan pandangan kosong.
"Kenapa dia tiba-tiba lewat tanpa permisi" ujar aji mantan ketua osis sekaligus alumni dari sekolah biru,
"Gue juga bingung kak, gak biasanya erlin bertindak seperti itu, tapi kayaknya ada yang aneh sama dia deh" jawab biru sambil menatap ka aji.
"Tapi lo berdua rasain gak, kok gue tiba-tiba merinding yah pas erlin lewat" ujar kak adi sambil menggosok kedua lengannya
Biru hanya mengangguk membenarkan ucapan kak adi, birupun juga merasakan hal yang sama tapi dia diam saja, tiba-tiba fitri datang dan duduk di dekat erlin seperti membisikkan sesuatu hingga membuat erlin menjadi histeris.
Tindakan erlin tersebut sontak membuat peserta LDK yang masih istirahat di ruang rapat menjadi heboh, para panitia dan juga senior diluar saling berbondong-bondong datang ke ruangan rapat
"Sial gue kecolongan" umpat biru dalam hati
Biru menyuruh beberapa panitia yang tampak fresh untuk masuk kedalam ruangan, kak adi dan kak aji menghandle para peserta yang masih diluar ruangan karena sehabis menjalankan ibadah.
Biru masuk kedalam ruangan rapat dan menutup pintu ruangan rapat "Beberapa panitia bantu fitri memegang pergelangan kaki dan tangan erlin"
"Bagi peserta yang beragama islam keluarkan Al Qur'an kalian dan sama-sama membaca Surah kedua, jangan lupa fikiran kalian jangan sampai kosong, berdzikirlah dalam hati kalian. Bagi yang non muslim silahkan kalian berdoa menurut agama kalian, ingat jangan ada yang berbalik melihat panitia yang ada di depan dan jangan merasa takut, jangan sampai fikiran kalian kosong" ujar biru sambil menggunakan pengeras suara
"Panitia yang lainnya handle anak-anak yang tadarrus dan berdoa jangan biarkan mereka melamun dan melihat kejadian ini, ingat kalian juga harus tetap berdzikir dalam hati" titah biru
Biru memberikan salah satu mic kepada peserta yang khusuk membaca Al Qur'an yang sontak membuat peserta lain menyamakan bacaannya.
Ruangan rapat kini didominasi oleh suara bacaan ayat dan teriakan erlin yang ingin di lepaskan. Biru melihat sekeliling ruagan rapat dan bernapas lega karena tidak melihat keberadaan prilly di dalam ruangan ini.
Biru mendatangi erlin yang terbaring dilantai memberontak yang membuat dua panitia yang menahannya kualahan.
"Ru cepetan sini bantu gue nahan ni setan" pekik fitri yang kualahan saat ingin memegang ubun-ubun erlin yang kepalanya tidak bisa diam.
Biru berlari dan menahan kedua pundak erlin, fitri tiba-tiba menggunakan bahasa daerah yang biru yakin itu adalah bahasa bugis.
Fitri mengangguk mendengar ucapan setan yang merasuki tubuh erlin menjelaskan alasannya masuk kedalam tubuh erlin. Walaupun tidak mengerti dengan bahasa tersebut tapi biru yakin jika saat ini fitri mengancam arwah tersebut untuk keluar meninggalkan tubuh erlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Believe Me
Non-FictionAku menyukainya.. Dia itu sudah menjadi pengendali mood ku.. dia mungkin tak selalu bersamaku, tapi aku selalu bersamanya.. dia selalu ada disaat aku membutuhkannya -A- Entahlah.. bagiku dia itu biasa.. aku tidak tahu kenapa kau begitu menyukainy...