Holaaaaa welcome back, hehhe ada yang masih nungguin gak sih?? Sebelumnya mo minta maaf nih karena ngepostnya ngaret heheh janjinya sebulan molor jadi setahun wkwk😂
Oke deh sekian basa basi bacot dari gue and HAPPY READINGGG
--------- ----------
"Gimana ru? Lo bisa kan?" Tanya kak adi lagi karena tidak mendapat respon dari ku
"Oke kak, gue terima tanggung jawab ini, lo bisa kirimin berkas-berkas mengenai proposal dan persuratan kegiatan ini ke surel gue" balas gue sambil mengeluarkan laptop yang kebetulan hari ini gue bawa
"Good, sebentar rahmah yang bakal kirim lewat surel" balas kak adi sambil tersenyum dan memberikan kode seseorang melalui tatapannya
Kulihat rahmah yang gue tau juga merupakan teman sekelasku mengangguk. Jika kalian tanya kenapa anggota osis kebanyakan adalah dari teman kelas gue maka gue dengan sombongnya bilang ke kalian kalau 90% kelas gue berisi manusia - manusia yang aktif dalam berorganisasi, bahkan jabatan-jabatan mereka di dalam organisasi tidak bisa di pandang remeh
Saat gue sedang asik memeriksa email yang masuk gue terkejut dengan suara asing yang tiba-tiba terdengar di telinga gue "suratnya udah masuk belum?"
Gue melirik ke sebelah kanan tempatku duduk ternyata dia adalah rahmah yang sudah memindahkan barang-barang bawaannya
Gue tidak menjawab pertanyaan dari rahmah karena saat ini gue terfokus dengan surat-surat yang baru masuk dalam emailku
Gue tau tindakan gue ini termasuk kurang sopan karena mengabaikan orang yang membantu kita tapi bukan tanpa alasan gue bersikap seperti ini.
Walaupun gue sekelas dengan rahmah gue gak pernah ngajak dia berbicara dan diapun juga melakukan hal yang sama selain itu, gue juga dengar kalau rahmah memiliki hubungan dengan kak adi jadi gue malas jika harus berurusan dengan kak adi hanya karena persoalan perempuan
"Bukan gitu, sini gue benerin" ujar rahmah sambil menggeser laptop yang sebelumnya gue gunakan untuk mengedit surat undangan untuk kepala sekolah
"Lu tau? Sebenarnya gue udah ngebet pengen rubah ini surat, semenjak gue liat ini surat di laptop kak adi gue pengen banget buat ubah tapi gue belum bisa jadi panitia karena belum LDK" jelas rahmah sambil mengubah model format surat yang ada
"Kenapa gak lu ubah langsung di laptop kak adi?" Tanya gue heran karena yang gue liat tadi rahmah menggunakan laptop kak adi
"Pengen sih, cuman nanti kesannya gue gak sopan terus kak adi marah lagi" jawab rahmah
Gue hanya diam saja mendengar ucapannya, mata gue terfokus dengan layar laptop yang menampilkan sederetan huruf yang kini mulai tersusun menjadi kalimat
"Oke siap, gue buka proposalnya yah kita atur susunan kepanitian dan rincian anggarannya" kata rahmah sambil menatapku untuk meminta persetujuan
Gue hanya bisa mengangguk sebagai balasan atas ucapannya tadi, heran aja gue yang dikasih tugas malah dia yang ngerjain
"Ru lo mau ganti susunan kepanitiaan atau tetap begitu aja?" Tanya kak adi tiba-tiba
atensiku yang sebelumnya menatap layar laptop kini beralih menatap kak adi yang kini juga menatapku "kalau menurut gue sih gitu aja kak, soalnya kalau harus nyari panitia baru takut kelamaan apalagi SK kepanitiaan harus di setor ke pembina kan? atau lo tanya aja kak kalau misal ada yang mau mengundurkan diri dari kepanitiaan bisa bilang dari sekarang"
"karena gue lihat sebagian besar panitia sudah ada di ruangan ini gue ingin tanya ke kalian apakah kalian mau tetap dalam kepanitiaan atau mau keluar?" tanya kak adi kepada peserta rapat
KAMU SEDANG MEMBACA
You Must Believe Me
Non-FictionAku menyukainya.. Dia itu sudah menjadi pengendali mood ku.. dia mungkin tak selalu bersamaku, tapi aku selalu bersamanya.. dia selalu ada disaat aku membutuhkannya -A- Entahlah.. bagiku dia itu biasa.. aku tidak tahu kenapa kau begitu menyukainy...