Kesepakatan

19.6K 1.4K 170
                                    

Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah gorden membuat tidur Alana terganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah gorden membuat tidur Alana terganggu. Beberapa kali ia mencoba menghalau itu dengan menutupi wajahnya menggunakan selimut, tapi sinar yang masuk malah semakin terasa untuknya.

Samar-samar ia mendengar suara gorden yang tersibak lebar. Gadis itu sedikit mendengkus, merasa terganggu dengan itu.

"Ibu ...."

Panggil sebuah suara yang membuat Alana tersentak. Ia langsung terbangun dengan mata mengerjap-ngerjap kecil. Kesadarannya masih sangat tipis dengan rasa nyeri yang bersarang di kepala.

Alana kemudian beranjak duduk, menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Ia sedikit meringis ngilu, merasakan rasa perih pada pusat tubuhnya.

"Bu."

Mata Alana perlahan terbuka, ia menelusuri setiap sudut ruangan yang ada di dalam kamar itu. Lalu seketika berjengit saat matanya tidak sengaja menangkap sosok wanita tua berdiri di dalam kamarnya.

"Ibu udah bangun?" tanya wanita tua itu sembari tersenyum sopan.

Alana buru-buru menarik selimut untuk membungkus tubuh telanjangnya.

"Bapak minta saya buat bikinin Ibu susu sama roti," ujar wanita tua itu sembari menyodorkan nampan berisi segelas susu dan juga sepiring roti.

Alana menatapnya ragu-ragu. "Aku bisa makan di meja makan kok."

"Bapak bilang Ibu lagi gak bisa jalan, makanya nyuruh saya anter ke kamar."

Alana langsung berdecak, sedikit kesal. Ck, memangnya siapa yang sudah membuatnya seperti ini?

Hendak bangkit dan menerima napan itu, Alana tiba-tiba meringis saat kepalanya kembali berdenyut sakit. "Aduh," ringisnya dengan tangan memijat pelipis.

"Kenapa, Bu?"

"Pusing," jawab Alana di selingi ringisan pelan.

"Mau saya ambilkan obat, Bu."

"Boleh." Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuh dan juga kepalanya, Alana beranjak lalu menerima napan tersebut.

"Saya Mbok Nah, kalo Ibu mau apa-apa, jangan ragu untuk manggil saya ya, Bu."

Alana mengangguk samar sembari meletakan napan itu ke atas ranjang. "Mas Devan dimana?"

"Bapak udah pergi kerja, Bu."

Alana membelalak. Kerja? Baru kemarin mereka melangsungkan pernikahan, tapi Devan sudah bekerja saja. Ck, sialan! Setelah puas menyetubuhinya tadi malam, Devan pergi begitu saja tanpa meminta maaf padanya. Tidak ingatkah lelaki itu telah menyebut nama perempuan lain di saat sedang bercinta dengannya.

Devan keparat!

"Ada lagi yang bisa saya bantu, Bu?"

Suara Mbok Nah seketika melenyapkan lamunanya. Alana segera tersadar dan tersenyum ke arah wanita tua itu.

EFEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang