18.YMETM

670 75 20
                                    

"Ji, lo sebenernya udah tau kan?".

Jisoo mengernyitkan dahi. "Tau apa?".

Jenny berdecak kesal. "Tentang Lusi".

Jisoo mengusap bibirnya dari pantulan cermin kamar mandi, ia menghembuskan nafasnya lelah. "Iya gue tau".

"Kenapa lo tetep ngedeketin Neo?".

"Kemauan gue".

"Sumpah gue gak bisa ngerti jalan pikiran lo, gue tuh pengen lo gak usah deket-deket sama Neo, buat apa lo masih suka sama dia yang jelas-jelas dia suka sama cewek lain, sadar Ji lo kena masalah sama Yuju juga karena dia lo gak capek apa?" ujar Jenny tidak habis fikir. Dia tidak mau nantinya Jisoo di cap jadi PHO temen sendiri.

Jisoo membalikkan badannya lalu memegang pundak temannya itu. "Tenang aja gue gak seperti apa yang sekarang lo fikir".

"Tapi Ji--".

"Udah sekarang kita ke kelas" ujar Jisoo dengan senyum menampilkan gigi pepsodennya.

Jenny mengehela nafas gusar. "Serah lo deh" ujarnya lalu keluar dari wc meninggalkan Jisoo.

"Nini lo ngambek?".

"Gak".

Cewek bermata kucing itu tetap kukuh agaknya dia sedang ngambek, ketika melewati lapangan Jisoo melihat anak laki-laki sedang bermain basket, senyum jahil pun terukir di bibirnya. "Eh ada apa tuh?, anjir si Taeyong duduk sama cewek tuh wahh wahh".

Jenny pun melengos dengan cepat kearah lapangan. "Mana-mana?". Mata tajamnya mencari seorang pacar.

Hilang sudah tampang begalnya.

Jisoo yang merasa berhasil-pun berlari dengan gesit sambil ketawa-ketiwi menuju kelasnya. Jenny yang baru menyadari kebodohannya itu menghembuskan nafas lalu--

"JISOO LU NGIBUL GUE YEE, AWAS LO, GUE ULEG LO SAMPE PENYET" teriak Jenny, lalu cewek itu berlari mengejar Jisoo.

***

Malam ini seorang cewek berparas cantik kini tengah meneguk meminuman berakohol, bahkan saat meminum minuman haram itu dia seperti bahagia dia juga merasa bebannya terbuang begitu saja. Berpakaian dengan sangat sexy membuat tubuhnya menonjol sana-sini membuat buaya yang ada didalam sana nampak lapar melihatnya.

"Hai"

Cewek itu menoleh melihat seorang laki-laki tinggi, lalu matanya menatap sinis pria itu. "Gue gak mood main, lo mending pergi".

"Lo Yuju kan?" tebaknya.

Yuju nampak kaget ketika pria itu mengetahui namanya.

"Gak usah kaget, oh ya panggil gue Jun" ujarnya lalu mengulurkan tangannya.

Yuju tak menanggapi, kepalanya terasa pening entah kenapa membuatnya malas meladeni seseorang.

Orang yang bernama Jun itu terkekeh canggung. "Sepertinya lo banyak masalah?".

Yuju menoleh. "Hmm".

Jun menatap Yuju dengan prihatin. "Dari raut lo sih kayanya lo lagi patah hati" tebaknya.

"Dih sotoy" ujar Yuju.

Jun yang merasa kalau daritadi mereka ada yang merhatiin pun mengedarkan pandangannya, tak jauh dari sana ada om-om yang menatap mereka berdua, ah lebih tepatnya menatap Yuju dengan tampang pedonya.

"Lo gak sadar gitu di liatin orang?" ujar Jun pelan.

Yuju menggeleng pelan. "Gue gak peduli juga, biarin".

"Gue tau lo disini kerja cuman nemenin doang gak sampai setubuh, tapi lo juga jaga diri lo, lo tuh cewek kehormatan lo lebih penting" ujar Jun datar. Dia tau Yuju hanya sebatas tau.

Yuju sempat tertegun sebentar, dia tidak pernah dinasehatin sama seseorang segitu panjangnya, baru kali ini ada cowok yang baru ia kenal berani menasehatinnya.

Lalu memilih berdiri namun kepalanya sangat pusing ditambah dia meminum 1 gelas vodka ya walaupun gak banyak.

"Udah kan? Gue mau balik" ujarnya lalu ia berdiri dia sudah bosan tiba-tiba pandangan matanya terasa hitam dan sepertinya dia sudah tidak bisa menahan berat badannya cewek itu kehilangan keseimbangan untung cowok bernama Jun itu dengan segap menahan tubuh Yuju.

"Ish, kenapa jadi gue yang repot sih" gerutunya.

***

"Eugh ish..." ringisan kecil keluar dari mulut Yuju saat sadar dari pingsannya.

"Udah sadar lo?"

Yuju menoleh kaget. "ELO?".

"Lo, lo ngapain disini?!" pekiknya.

Jun pun meroling eyesnya. "Lo ada didalam mobil gue".

Yuju melotot lalu menyilangkan tangannya didepan dada kemudian melihat busananya, apakah ada yang sobek atau tidak.

"Gue gak sebejat itu kali" sindir Jun malas. "Lagian badan lo kaya triplek, kurang berisi jadi gue gak tertarik" ujarnya.

"Apa lo bilang!" ujarnya jengkel.

"Masih untung gue bawa lo kesini, kalo aja gue tega udah gue jual lo sama om-om yang tadi"

Yuju mendengus sebal, dia kesal namun juga tidak bisa berbuat apa-apa. "Emm makasih" gumamnya.

Jun yang mendengarnya samar-samar mendekatkan kupingnya. "Gue gak denger, lo tadi ngomong apa?".

"Makasih!" ujarnya.

Jun terkekeh. "Tidak semudah itu manis, lo tau kan kalo didunia ini gak ada yang gratis?".

Seketika tensi darah Yuju meningkat, rasanya ia ingin menggeplak kepala orang disampingnya ini, kalo kaya gini mendingan dia gak usah minta maaf.

"Ya ya lo mau apa?"

Jun tersenyum penuh arti.

-------------------------
Sorry upnya lama, otaq ku selalu lemot gara-gara banyak tugas 😢.

Jun siapa?

You Mean Everything To Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang